\id JDG \ide UTF-8 \h Hakim-hakim \toc1 Hakim-hakim \toc2 Hakim-hakim \toc3 Hak. \mt Hakim-hakim \c 1 \s Penaklukan daerah Kanaan sesudah Yosua meninggal \p \v 1 Sesudah Yosua meninggal, umat Israel bertanya kepada TUHAN, “Suku mana yang harus maju terlebih dahulu untuk berperang melawan orang Kanaan?” \p \v 2 Jawab TUHAN, “Suku Yehuda yang maju lebih dulu. Aku sudah memberikan negeri itu kepada mereka.” \p \v 3 Lalu suku Yehuda berkata kepada suku Simeon, saudara mereka, “Bergabunglah bersama kami untuk memerangi orang Kanaan dan merebut wilayah yang ditentukan untuk kami. Sesudah itu kami juga akan membantu kalian merebut wilayah yang ditentukan bagi kalian.” Maka suku Simeon pun ikut bersama suku Yehuda. \p \v 4-5 Mereka maju berperang dan TUHAN membuat mereka menang atas orang Kanaan serta orang Feris. Di kota Bezek mereka membunuh sepuluh ribu orang. Di sana mereka juga menemukan raja Bezek dan menyerang dia. \v 6 Saat dia melarikan diri, mereka mengejar dan menangkap dia. Mereka memotong ibu jari dari kedua tangan dan kedua kakinya. \p \v 7 Lalu kata raja Bezek itu, “Saya pernah mengalahkan tujuh puluh raja dan memotong ibu jari tangan dan kaki mereka. Lalu seperti anjing mereka terpaksa sisa-sisa makanan yang jatuh dari meja saya. Sekarang Allah membalaskan kepada saya sebagaimana saya memperlakukan raja-raja itu.” Kemudian dia dibawa ke Yerusalem dan mati di sana. \p \v 8 Sesudah itu suku Yehuda menyerang kota Yerusalem dan merebutnya. Mereka membantai penduduknya dan membakar kota itu. \v 9 Mereka juga menyerang orang-orang Kanaan yang tinggal di daerah perbukitan, di padang belantara Negeb di wilayah selatan, dan di dataran rendah. \v 10 Kemudian mereka mengalahkan dan menghabisi tiga keluarga besar raksasa Kanaan yang tinggal di kota Kiryat Arba, yaitu orang-orang Sesai, Ahiman, dan Talmai.\x + \xo 1:10 \xo*\xt Yos. 15:14; Ul. 9:2\xt*\x* Di kemudian hari, kota itu diberi nama Hebron. \p \v 11 Dari Hebron, mereka pergi menyerang penduduk kota Kiryat Sefer. Di kemudian hari kota itu diberi nama Debir. \v 12 Pada waktu itu Kaleb berkata, “Kepada siapa pun yang menyerang kota Kiryat Sefer dan berhasil merebutnya, aku akan memberikan Aksa, anak perempuanku, menjadi istrinya.”\x + \xo 1:12 \xo*\xt Yos. 15:16\xt*\x* \v 13 Lalu Otniel, anak Kenas saudara Kaleb, berhasil merebut kota itu. Maka Kaleb memberikan Aksa kepada Otniel untuk menjadi istrinya. \p \v 14 Ketika mereka menikah, Aksa membujuk Otniel untuk meminta ladang dari Kaleb, ayahnya. Tetapi ketika Aksa sedang menunggangi keledai, dia bertemu dengan Kaleb. Aksa turun dari keledainya dan Kaleb bertanya, “Apa yang kamu inginkan?” \p \v 15 Jawab Aksa, “Aku punya permintaan khusus. Ayah sudah memberiku tanah kering di padang belantara Negeb di selatan. Karena itu, mohon berikanlah juga kepadaku mata air.” Maka Kaleb memberikan dua mata air kepadanya, satu di dataran tinggi dan satu di dataran rendah. \p \v 16 Waktu suku Yehuda meninggalkan kota Yeriko (yang juga disebut kota Pohon Kurma), orang-orang Keni— yaitu keturunan dari mertua Musa— ikut bersama mereka menuju ke padang belantara di bagian selatan wilayah Yehuda. Orang-orang Keni itu menetap di antara suku Yehuda di dekat kota Arad, di Negeb. \p \v 17 Kemudian suku Yehuda bergabung dengan suku Simeon untuk menumpas orang-orang Kanaan yang tinggal di kota Zefat. Mereka membinasakan seluruh kota itu sehingga kota itu dinamai Horma, yang artinya ‘musnah’. \v 18-19 TUHAN menyertai suku Yehuda sehingga mereka berhasil merebut kota Gaza, Askelon, dan Ekron, serta daerah-daerah di sekitarnya. Yehuda juga berhasil menguasai daerah perbukitan, tetapi mereka tidak dapat mengusir penghuni daerah lembah karena penduduk di sana memiliki kereta-kereta perang dari besi. \p \v 20 Kota Hebron diberikan kepada Kaleb, sesuai janji Musa. Dan Kaleb mengusir tiga keluarga besar raksasa keturunan Anakim dari sana.\x + \xo 1:20 \xo*\xt Hak. 1:10; Yos. 15:14\xt*\x* \v 21 Akan tetapi, suku Benyamin tidak mengusir orang Yebus yang tinggal di Yerusalem. Karena itu, orang Yebus masih tinggal di sana bersama suku Benyamin sampai kitab ini ditulis. \p \v 22-23 Kedua suku keturunan Yusuf (yaitu Efraim dan Manasye) menyerang kota Betel (yang sejak zaman dahulu disebut Lus).\x + \xo 1:22-23 \xo*\xt Kej. 28:19\xt*\x* TUHAN menyertai mereka. Sebelum menyerang, mereka mengutus beberapa orang untuk mengintai kota itu. \v 24 Ketika para pengintai melihat seorang laki-laki keluar dari kota itu, mereka berkata kepadanya, “Kalau kamu menunjukkan pintu rahasia untuk masuk ke kota ini, kami akan berbaik hati dan tidak membunuhmu.” \v 25 Maka laki-laki itu menunjukkan pintu rahasia kota Betel kepada mereka. Lalu Suku Efraim dan suku Manasye menyerang Betel dan membunuh semua penduduk di sana, kecuali laki-laki itu dan seluruh keluarganya. \v 26 Laki-laki itu pergi ke negeri orang Het. Di sana dia membangun sebuah kota dan menamainya Lus. Itulah nama kota itu sampai saat kitab ini ditulis. \p \v 27 Suku Manasye tidak mengusir orang-orang Kanaan yang tinggal di kota Bet Sean, Taanak, Dor, Yibleam, dan Megido serta desa-desa di sekitar kota-kota itu, karena orang-orang Kanaan itu bersikeras untuk tetap tinggal di sana. \v 28 Ketika bangsa Israel menjadi lebih kuat, mereka memperbudak orang-orang Kanaan itu, tetapi tidak pernah mengusir mereka sepenuhnya. \p \v 29 Suku Efraim juga tidak mengusir orang-orang Kanaan yang tinggal di kota Gezer. Jadi, orang-orang Kanaan itu tetap tinggal di antara suku Efraim. \p \v 30 Suku Zebulon tidak mengusir orang-orang Kanaan yang tinggal di kota Kitron dan Nahalol. Jadi, orang-orang Kanaan itu tetap tinggal di antara suku Zebulon, walaupun sebagai budak mereka. \p \v 31 Suku Asyer juga tidak mengusir orang-orang Kanaan yang tinggal di kota Ako, Sidon, Ahlab, Aksib, Helba, Afek, dan Rehob. \v 32 Jadi, mereka hidup di antara orang-orang Kanaan itu. \p \v 33 Suku Naftali tidak mengusir orang-orang Kanaan yang tinggal di kota Bet Semes dan kota Bet Anat. Jadi, suku Naftali tinggal di antara penduduk asli daerah itu, dan akhirnya memperbudak mereka. \p \v 34 Suku Dan didesak orang Amori mundur ke daerah perbukitan. Orang Amori tidak membiarkan mereka turun ke daerah dataran rendah. \p \v 35 Orang Amori yang tinggal di gunung Heres, kota Ayalon, dan kota Saalbim bersikeras untuk tetap tinggal di sana. Di kemudian hari, suku Efraim dan Manasye bertambah kuat dan memperbudak orang Amori itu. \v 36 Sedangkan di selatan, wilayah bangsa Amori dahulu dimulai dari Sela di timur, melalui Jalur Pendakian Kalajengking, dan terus mendaki ke barat sampai daerah perbukitan.\f + \fr 1:36 \fr*\fk Jalur Pendakian … \fk*\ft Beberapa keterangan tentang perbatasan daerah Amori di ayat ini tidak dapat dipastikan sekarang. Diperkirakan Jalur Pendakian Kalajengking berada di dekat Bersyeba di bagian timur dan selatan Israel. Alasan jalur itu diberi nama Pendakian Kalajengking tidak diketahui.\ft*\f* \c 2 \s Malaikat menegur bangsa Israel di Bokim \p \v 1 Seorang malaikat wakil TUHAN pergi dari Gilgal ke Bokim untuk menegur bangsa Israel. Dia menyampaikan pesan TUHAN yang berkata, “Aku sudah membawa kalian keluar dari Mesir menuju ke negeri yang Aku janjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang kalian. Aku juga sudah berkata, ‘Aku tidak akan pernah mengingkari perjanjian-Ku dengan kalian.’ \v 2 Dan Aku telah menyuruh, ‘Kalian tidak boleh mengikat perjanjian dengan penduduk negeri ini, dan kalian harus menghancurkan mezbah-mezbah dewa mereka.’ Tetapi kalian sama sekali tidak taat kepada-Ku! \v 3 Karena itu Aku tidak akan lagi mengusir bangsa-bangsa Kanaan dari hadapan kalian. Mereka akan membuatmu menderita, dan kalian akan terjerat dalam penyembahan dewa mereka.” \p \v 4 Mendengar perkataan malaikat itu, umat Israel meratap dengan nyaring. \v 5 Selanjutnya tempat itu dinamai Bokim, artinya ‘tempat tangisan’. Mereka pun mempersembahkan kurban kepada TUHAN di sana. \s Bangsa Israel menyembah dewa-dewa \p \v 6 Dulu, sesudah bangsa Israel berhasil menguasai negeri Kanaan, Yosua membubarkan mereka supaya setiap suku pergi untuk menduduki tanah warisan yang sudah diberikan kepada mereka masing-masing. \p \v 7 Bangsa Israel setia menyembah TUHAN semasa hidup Yosua dan para tua-tua yang hidup lebih lama daripadanya, yaitu generasi yang sudah menyaksikan seluruh perbuatan ajaib TUHAN bagi Israel. \v 8 Yosua, hamba TUHAN itu, meninggal pada umur 110 tahun \v 9 dan dikuburkan di tanah warisannya di Timnat Heres, di wilayah perbukitan Efraim, sebelah utara gunung Gaas. \p \v 10 Sesudah semua orang dari generasi itu meninggal, generasi berikutnya tidak mengenal TUHAN maupun perbuatan-perbuatan-Nya yang hebat bagi bangsa Israel. \p \v 11 Mereka berbuat jahat di mata TUHAN dan menyembah berbagai macam patung Baal.\f + \fr 2:11 \fr*\fk berbagai macam patung Baal \fk*\ft Nama Baal berarti ‘penguasa’. Para penyembahnya percaya bahwa Baal bisa mengaruniakan kesuburan. Pada zaman itu bentuk patung-patung Baal tidak berwujud sama, dan cara menyembahnya juga berbeda-beda di setiap kuilnya. Di Hak. 9:4, Baal Berit adalah contoh penyembahan yang dilakukan di kota Sikem.\ft*\f* \v 12 Mereka meninggalkan TUHAN, Allah leluhur mereka, yang sudah membawa nenek moyang Israel keluar dari Mesir. Mereka malah bersujud menyembah dewa-dewa dari bangsa-bangsa di sekeliling mereka. Hal itu membuat TUHAN marah. \v 13 Mereka meninggalkan TUHAN dan menyembah dewa-dewa Baal dan dewi Astoret.\f + \fr 2:13 \fr*\fk dewi Astoret \fk*\ft Astoret adalah berhala berbentuk perempuan yang dianggap dewi pemberi kesuburan dan kemakmuran. Astoret dipercaya sebagai istri dewa Baal.\ft*\f* \v 14 Maka murka TUHAN berkobar atas bangsa Israel. Dia membiarkan musuh-musuh merampas harta mereka. Dia juga membuat Israel kalah ketika diserang oleh bangsa-bangsa musuh di sekeliling mereka, sehingga Israel tidak lagi sanggup menghadapi lawannya. \v 15 Sebagaimana sudah diperingatkan TUHAN dengan bersumpah, setiap kali Israel maju berperang, TUHAN membuat mereka kalah. Bangsa Israel pun sangat menderita. \s TUHAN mulai mengangkat pembela-pembela untuk menyelamatkan bangsa Israel \p \v 16 Lalu TUHAN mengangkat pembela-pembela\f + \fr 2:16 \fr*\fk pembela \fk*\ft Secara harfiah: hakim. Di zaman ini, peran seorang pembela yang lebih dominan adalah untuk membela keadilan bangsa Israel dari ancaman bangsa-bangsa lain. Tetapi sebagai pemimpin penting, para pembela juga memutuskan perkara di antara rakyat seperti hakim-hakim di zaman kerajaan Israel.\ft*\f* untuk menyelamatkan bangsa Israel dari musuh-musuh yang menjarah mereka. \v 17 Akan tetapi, umat Israel tidak mendengarkan hakim-hakim itu. Sebaliknya, mereka bersujud menyembah dewa-dewa. Mereka mengkhianati TUHAN seperti seorang istri yang mengkhianati suaminya dengan pergi melacur. Begitu cepatnya mereka menyimpang dari jalan hidup nenek moyang mereka yang taat kepada perintah TUHAN. Generasi ini sudah menyimpang. \p \v 18 Setiap kali TUHAN mengangkat seorang hakim untuk bangsa Israel, TUHAN menyertai hakim itu seumur hidupnya dan menyelamatkan Israel dari musuh. TUHAN bertindak karena kasihan mendengar umat-Nya merintih akibat penindasan musuh. \v 19 Tetapi sesudah hakim itu meninggal, umat Israel kembali berbuat jahat, bahkan lebih jahat daripada generasi sebelumnya. Mereka menyembah dan mengabdi kepada dewa-dewa. Bangsa itu memang keras kepala dan tidak mau meninggalkan perbuatan-perbuatan mereka yang jahat. \p \v 20 Maka murka TUHAN berkobar atas bangsa Israel. Kata-Nya, “Bangsa ini sudah melanggar perjanjian\x + \xo 2:20 \xo*\xt Kel. 28—30; Yos. 8:30-35\xt*\x* yang Aku perintahkan kepada nenek moyang mereka dan tidak menaati perkataan-Ku, \v 21 maka Aku tidak akan lagi mengusir bangsa apa pun yang masih tinggal di negeri itu setelah Yosua meninggal. \v 22 Aku akan membiarkan bangsa-bangsa itu tetap di sana untuk menguji bangsa Israel, apakah mereka akan kembali hidup menurut jalan-Ku seperti generasi sebelumnya, atau tidak.” \v 23 Itulah alasan TUHAN tidak menyerahkan bangsa-bangsa itu ke tangan bangsa Israel pada zaman Yosua. Dia membiarkan musuh-musuh tetap di negeri itu dan tidak segera mengusir mereka. \c 3 \s Penduduk asli yang tersisa di Kanaan \b \p \v 1-3 Inilah bangsa-bangsa yang TUHAN biarkan tinggal di Kanaan: \li1 kelima kerajaan orang Filistin, \li1 semua orang Kanaan, \li1 orang Sidon, \li1 dan orang Hewi yang tinggal di Gunung Libanon, mulai dari Gunung Baal Hermon sampai ke jalan masuk Hamat. \m TUHAN membiarkan mereka tinggal di sana untuk menguji generasi bangsa Israel yang tidak mengalami perang merebut Kanaan. TUHAN hendak melatih generasi baru itu untuk berperang. \v 4 TUHAN memakai bangsa-bangsa itu untuk menguji apakah bangsa Israel akan taat kepada perintah yang Dia sampaikan kepada nenek moyang mereka melalui Musa. \p \v 5 Tetapi sementara bangsa Israel hidup di antara orang Kanaan, Het, Amori, Feris, Hewi, dan Yebus, \v 6 mereka melakukan kawin campur dengan orang-orang itu dan menyembah dewa-dewa mereka. \s Otniel menjadi pembela Israel \p \v 7 Dalam pandangan TUHAN, bangsa Israel sudah menjadi sangat jahat. Mereka melupakan TUHAN, Allah mereka, dan menyembah berbagai macam dewa Baal serta dewi Asyera.\x + \xo 3:7 \xo*\xt Hak. 2:11 CK; 12:13 CK\xt*\x* \v 8 Maka TUHAN sangat marah kepada bangsa Israel dan menyerahkan mereka ke tangan Raja Kusan Risyataim dari Aram Naharaim. Raja itu menguasai bangsa Israel selama delapan tahun \v 9 sehingga bangsa Israel berseru-seru minta tolong kepada TUHAN. Lalu Dia mengutus seorang penyelamat untuk mereka, yaitu Otniel, anak dari adik Kaleb yang bernama Kenas. \v 10 Roh TUHAN menggerakkan Otniel sehingga dia menjadi pembela bagi bangsa Israel. Dia memimpin pasukan Israel pergi berperang melawan Raja Kusan Risyataim, dan TUHAN memberikan kemenangan kepadanya. \v 11 Maka negeri itu pun aman dari musuh selama empat puluh tahun, sampai Otniel meninggal dunia. \s Ehud menjadi pembela Israel \p \v 12 Bangsa Israel kembali berbuat jahat di mata TUHAN. Karena kejahatan mereka, TUHAN membuat Raja Eglon dari Moab menjadi kuat sehingga dia menguasai Israel. \v 13 Raja Eglon mengajak bangsa Amon dan Amalek untuk bergabung dengannya. Mereka menyerang dan mengalahkan bangsa Israel serta merebut kota Yeriko (yang disebut juga Kota Pohon Kurma). \v 14 Lalu Israel dijajah oleh Eglon selama delapan belas tahun. \p \v 15 Tetapi ketika bangsa Israel berseru meminta tolong kepada TUHAN, TUHAN mengangkat seorang penyelamat untuk mereka, yaitu Ehud anak Gera dari suku Benyamin. Ehud adalah seorang yang kidal. Selama ini Ehud bertugas sebagai pengantar pajak dari bangsa Israel kepada Eglon, raja Moab. \v 16 Ehud membuat sebuah pedang bermata dua yang panjangnya hampir setengah meter. Dia menyembunyikan pedang itu di balik bajunya dengan mengikatkannya pada paha kanan, \v 17 lalu dia pergi untuk menyerahkan pembayaran pajak kepada Raja Eglon. Eglon ini sangat gemuk badannya. \p \v 18 Sesudah menyerahkan pembayaran, Ehud bersama orang-orang yang menyertai dia membawa pajak itu pun berjalan pulang. \v 19 Tetapi ketika sampai di patung-patung batu di Gilgal, Ehud sendiri kembali ke istana Eglon dan berkata kepadanya, “Tuanku Raja, hamba datang membawa pesan rahasia untuk Tuanku.” \p Kata raja kepada para pelayannya, “Keluar!” Maka semua pelayannya meninggalkan \v 20 mereka berdua di ruangan yang sejuk di loteng istana. Eglon sedang duduk ketika Ehud mendekati dia dan berkata, “Hamba membawa pesan dari Allah untuk Tuanku Raja.” Lalu Eglon pun berdiri dari tempat duduknya. \v 21 Saat itu juga Ehud mencabut pedangnya dengan tangan kiri dan menikam perut Eglon \v 22 sampai seluruh pedang itu tertancap masuk dan tertutup oleh lemak. Usus besarnya pun terburai keluar. Ehud tidak mencabut pedangnya kembali. \v 23 Kemudian Ehud keluar diam-diam lewat jalan lain setelah mengunci semua pintu ruang atas itu. \p \v 24 Sesudah Ehud pergi, para pelayan Eglon datang dan heran melihat pintu-pintu ruangan atas terkunci. Sangka mereka, “Raja pasti sedang buang air besar di kamar kecil di ruangannya itu.” \v 25 Para pelayan itu menunggu-nunggu begitu lama sampai mereka kebingungan karena raja tidak juga membuka pintu. Akhirnya, mereka mengambil kunci dan membuka pintunya. Saat itulah mereka terperanjat karena melihat tuan mereka sudah tergeletak mati di lantai. \p \v 26 Sedangkan Ehud sudah lari melewati patung-patung batu dan sampai ke Seira sementara para pelayan tadi sedang menunggu-nunggu. \v 27-28 Ketika Ehud tiba di perbukitan Efraim, dia meniup terompet dan perintahkan, “Ikutlah aku! TUHAN sudah menyerahkan musuh kita, bangsa Moab, ke tangan kita.” Maka Ehud memimpin bangsa Israel turun dari perbukitan itu dan mereka merebut daerah penyeberangan orang Moab di sungai Yordan. Mereka tidak membiarkan seorang pun menyeberang.\f + \fr 3:27-28 \fr*\fk merebut daerah penyeberangan … \fk*\ft Dengan merebut daerah penyeberangan, orang Moab tidak bisa melarikan diri dan tidak bisa menerima bantuan dari orang Moab lainnya di seberang sungai Yordan.\ft*\f* \p \v 29 Pada waktu itu bangsa Israel menyerang dan membunuh sekitar sepuluh ribu prajurit Moab yang kuat dan tangkas. Tidak ada satu pun yang lolos. \v 30 Demikianlah Israel mengalahkan Moab hari itu, dan negeri mereka pun aman selama delapan puluh tahun. \s Samgar menjadi pembela Israel \p \v 31 Sesudah Ehud, orang berikutnya yang menyelamatkan Israel adalah Samgar, anak Anat. Dalam pertempuran, dia membunuh enam ratus orang Filistin dengan tongkat penggiring sapi. \c 4 \s Debora dan Barak \p \v 1 Sesudah Ehud meninggal, bangsa Israel kembali melakukan apa yang jahat di mata TUHAN. \v 2 Maka TUHAN menyerahkan bangsa itu ke tangan Yabin, raja orang Kanaan yang memerintah di kota Hazor. Panglima perangnya bernama Sisera. Dia tinggal di Haroset Hagoyim. \v 3 Sisera memiliki sembilan ratus kereta perang dari besi. Dia menindas Israel dengan kejam selama dua puluh tahun. Maka umat Israel pun berteriak meminta tolong kepada TUHAN. \p \v 4 Pada waktu itu, Debora, seorang nabi perempuan, istri Lapidot, menjadi pemimpin bangsa Israel. \v 5 Dia biasa duduk di bawah sebuah pohon kurma yang dinamai ‘pohon kurma Debora’, di antara kota Rama dan Betel di perbukitan Efraim. Orang Israel berdatangan membawa perkara mereka kepadanya di sana untuk mendapatkan penyelesaian. \v 6 Suatu hari, Debora memanggil Barak anak Abinoam yang tinggal di Kedes di wilayah Naftali. Kata Debora kepadanya, “Inilah perintah TUHAN Allah Israel kepadamu, ‘Pergilah ke gunung Tabor bersama sepuluh ribu orang pasukan dari suku Naftali dan Zebulon!’ \v 7 TUHAN berjanji, ‘Aku akan membawa Sisera kepadamu di sungai Kison bersama dengan semua kereta dan pasukan Yabin. Di situ Aku akan menyerahkan dia ke tanganmu.’” \p \v 8 Jawab Barak kepada Debora, “Kalau engkau juga pergi, saya akan pergi. Tetapi kalau engkau tidak ikut, saya tidak akan pergi.” \p \v 9 Kata Debora, “Saya akan pergi bersamamu. Tetapi kamu tidak akan mendapat kehormatan dari tugas ini, karena TUHAN akan menyerahkan Sisera ke tangan seorang perempuan.” Lalu pergilah Debora bersama Barak ke Kedes. \v 10 Barak mengerahkan orang-orang Zebulon dan Naftali untuk naik ke Kedes. Sepuluh ribu orang berjalan kaki mengikuti dia. Debora juga pergi bersamanya. \p \v 11 Pada waktu itu, ada seorang Keni yang bernama Heber. (Bangsa Keni adalah keturunan Hobab, ayah mertua Musa.) Heber sudah berpisah dari bangsa Keni dan saat itu dia tinggal di sekitar pohon besar di Zaananim, dekat Kedes. \p \v 12 Ketika Sisera mendengar bahwa Barak sudah naik ke gunung Tabor, \v 13 dia memerintahkan agar kesembilan ratus kereta perangnya diberangkatkan dari Haroset Hagoyim ke sungai Kison, beserta seluruh pasukannya. \p \v 14 Kata Debora kepada Barak, “Bersiaplah! Hari ini TUHAN sudah menyerahkan Sisera kepadamu! TUHAN sudah maju di depanmu!” Maka Barak memimpin sepuluh ribu orang turun dari gunung Tabor. \v 15 Mereka menyerang pasukan Sisera. TUHAN membuat Sisera serta semua pasukan dan pengendara keretanya panik dan menjadi kacau. Sisera turun dari keretanya lalu melarikan diri dengan berjalan kaki. \v 16 Barak mengejar kereta-kereta dan pasukan tentara itu di sepanjang jalan sampai ke Haroset Hagoyim. Seluruh pasukan Sisera mati dibunuh. Tidak ada satu pun yang selamat. \p \v 17 Sementara itu, Sisera melarikan diri ke kemah Yael, istri Heber, orang Keni, karena ada hubungan baik antara Raja Yabin dan keluarga Heber. \v 18 Yael keluar menyambut Sisera serta berkata kepadanya, “Mari masuk ke kemah saya, Tuan. Silakan masuk dan beristirahatlah di sini. Jangan takut.” Maka Sisera masuk ke kemah Yael. Dia berbaring, dan Yael menutupinya dengan selimut. \p \v 19 Kata Sisera kepada Yael, “Saya haus. Tolong ambilkan sedikit air untuk saya.” Yael pun membuka kantong kulit yang berisi susu, memberinya minum, dan menyelimuti dia kembali. \p \v 20 Kata Sisera kepadanya, “Berdirilah di pintu kemah. Jika ada yang datang dan bertanya kepadamu, ‘Apakah ada laki-laki di sini?’ Jawablah ‘Tidak ada.’” \p \v 21 Sesudah itu Sisera tertidur karena kelelahan. Kemudian Yael mengambil sebatang pasak kemah dan sebuah palu, lalu mendekati Sisera dengan diam-diam. Dia memalu pasak itu ke pelipis kepala Sisera sampai menembus ke tanah. Sisera pun mati. \p \v 22 Ketika Barak datang mengejar Sisera, Yael keluar dari kemah untuk menyambut dia. Katanya, “Mari, saya akan menunjukkan orang yang engkau cari.” Barak masuk ke kemah Yael dan melihat Sisera sudah terbujur mati dengan pasak kemah menancap di pelipis kepalanya. \p \v 23 Demikianlah hari itu Allah menundukkan Yabin, raja Kanaan, di hadapan bangsa Israel. \v 24 Sejak saat itu Israel semakin menekan Raja Yabin sampai akhirnya mereka membinasakan dia. \c 5 \s Nyanyian Kemenangan Debora \b \p \v 1 Pada hari itu Debora dan Barak anak Abinoam menyanyikan lagu ini: \q1 \v 2 Terpujilah Engkau, ya TUHAN! \q2 Karena pemuka-pemuka Israel maju memimpin, \q2 dan umat-Mu pun ikut dengan sukarela! \b \q1 \v 3 Hai raja-raja dan para penguasa, dengarkanlah! \q2 Aku hendak menyanyikan pujian bagi TUHAN, Allah Israel. \b \q1 \v 4 TUHAN, ketika Engkau berangkat dari pegunungan Seir \q2 dan melintasi dataran tanah Edom, \q1 bumi bergetar dan awan-awan menumpahkan hujan lebat. \q2 Langit pun seolah-olah runtuh. \q1 \v 5 Gunung-gunung berguncang saat Engkau hadir, ya TUHAN Allah Israel, \q2 seperti gunung Sinai gemetar waktu hadirat-Mu turun di sana. \b \q1 \v 6 Pada zaman Samgar dan zaman Yael, tidak ada yang berani melewati jalan raya. \q2 Semua orang sembunyi-sembunyi melalui jalan tikus. \q1 \v 7 Desa-desa di Israel menjadi sunyi sepi. \q2 Di mana-mana seakan tak ada kehidupan, \q3 sampai aku, Debora, maju! \q2 Aku maju memberanikan diri menjadi ibu yang membela Israel. \q1 \v 8 Gara-gara Israel memilih dewa-dewa baru untuk disembah \q2 musuh-musuh memerangi kita, mengepung pintu gerbang kita. \q1 Di antara empat puluh ribu laki-laki di Israel \q2 tak ada satu pun tombak ataupun perisai. \q1 \v 9 Namun, betapa bangga hatiku terhadap para pemuka Israel. \q2 Mereka menjawab panggilan perang dengan sukarela. \q1 Terpujilah Engkau, ya TUHAN! \b \q1 \v 10 Hai seluruh rakyat, mari merayakan kemenangan kita— \q2 baik para bangsawan yang menunggang keledai putih berpelana indah \q3 maupun orang-orang yang berjalan kaki! \q1 \v 11 Di tempat-tempat menimba air terdengar nyanyian sukacita \q2 sahut-menyahut menceritakan keadilan TUHAN dan kemenangan laskar-Nya, Israel. \q3 Ke gerbang-gerbang kota, barisan umat TUHAN berderap. \b \q1 \v 12 Bangunlah, Debora, bangunlah! \q2 Berdiri dan bernyanyilah! \q1 Bangkitlah, Barak anak Abinoam! \q2 Giringlah para tawananmu! \b \q1 \v 13 Lalu berkumpullah para pemuka dan rakyat. \q2 Umat TUHAN yang masih tersisa datang bergabung bersamaku, Debora, \q3 untuk berjuang melawan musuh Israel yang kuat. \q1 \v 14 Pasukan dari suku Efraim turun ke lembah, yaitu mereka yang mendiami tanah yang direbut dari bangsa Amalek. \q2 Di belakang mereka laskar suku Benyamin mengiring. \q2 Dari Manasye Barat, para komandan membawa pasukan-pasukan mereka, keturunan Makir.\x + \xo 5:14 \xo*\xt Yos. 13:31\xt*\x* \q2 Juga dari suku Zebulon datang para komandan pangkat tinggi bersama pasukannya. \q1 \v 15 Bersama aku, Debora, majulah para komandan dan pasukan suku Isakar. \q2 Di bawah pimpinan Barak mereka berlari ke lembah pertempuran. \q1 Tetapi kalian suku Ruben terlalu peragu! \q2 \v 16 Mengapa kalian duduk-duduk saja di dekat kandang domba masing-masing? \q2 Apakah hanya untuk mendengarkan bunyi siul para gembala memimpin pulang kawanan dombanya? \q2 Kalian saling bertanya-tanya, ‘Apakah kita akan ikut berperang?’ \q3 Tetapi akhirnya tidak ada yang berani mengambil keputusan. \q2 \v 17 Suku Gad tetap tinggal di rumah-rumah mereka di sebelah timur sungai Yordan, \q2 sementara suku Dan sibuk berdagang dengan kapal-kapal. \q2 Suku Asyer juga tenang-tenang saja di tempat tinggal mereka di sepanjang pesisir laut, \q3 dekat tempat kapal berlabuh. \q1 \v 18 Tetapi suku Zebulon dan Naftali maju ke medan perang. \q2 Mereka berani mempertaruhkan nyawa, bahkan sampai mati. \b \q1 \v 19 Lalu datanglah pasukan raja-raja Kanaan menyerang kita \q1 di kota Taanak dekat mata air Megido. \q2 Tetapi mereka gagal mendapat jarahan. \q1 \v 20 Dari langit, bintang-bintang memerangi panglima Sisera, \q2 dari tempat peredarannya masing-masing. \q1 \v 21 Seperti pasukan raja Mesir tenggelam di Laut Merah, \q1 begitu juga pasukan Sisera pun hanyut di sungai Kison, sungai purbakala itu! \q2 (Dan aku, Debora, menguatkan hatiku dengan berkata, ‘Ayo, maju terus pantang mundur!’) \q1 \v 22 Lalu terdengarlah derap kuda-kuda menghentak \q2 berlari dari pertempuran. \q1 \v 23 Malaikat utusan TUHAN\x + \xo 5:23 \xo*\xt Hak. 2:1\xt*\x* berkata, ‘Terkutuklah penduduk kota-kota Israel\f + \fr 5:23 \fr*\fk kota-kota \fk*\ft Secara harfiah: Meros. Lokasi kota ini tidak dapat dipastikan. TSI mengikuti penafsir yang mengatakan bahwa Meros melambangkan semua kota Israel yang tidak membantu dalam pertempuran ini.\ft*\f* \q2 yang tidak bergabung dengan pasukan TUHAN untuk melawan musuh kita yang kuat.’ \b \q1 \v 24 Oh, diberkatilah Yael, istri Heber dari kaum Keni! \q2 Di antara para perempuan penghuni kemah, biarlah dia menjadi yang paling diberkati. \q1 \v 25 Waktu Sisera meminta air, Yael memberinya susu. \q2 Disajikannya minuman dari olahan susu dalam cangkir mewah. \q1 \v 26 Bersenjatakan patok kemah di tangan kiri dan palu di tangan kanannya, \q2 Yael mematok kepala Sisera sampai tembus pelipisnya. \q1 \v 27 Sisera mati terkapar di kaki Yael. \q2 Tempatnya berbaring tidur telah menjadi ranjang kematiannya. \b \q1 \v 28 Sementara itu ibunda Sisera menengok ke luar dari balik kisi-kisi jendelanya sambil menangis. \q2 Dia berseru, “Mengapa anakku belum juga pulang? \q2 Mengapa derap kereta kudanya belum terdengar?” \q1 \v 29-30 Dayang-dayangnya yang pandai pun menjawab, \q2 “Bukankah mereka sedang membagi-bagi jarahan? \q2 Satu atau dua orang gadis untuk setiap tentara, \q2 kain mahal berwarna-warni untuk Sisera, \q2 dan dua helai kain berhias sulaman indah untuk setiap orang.” \q1 Maka kata ibunya, “Ah, benar. Pasti karena itu.” \b \q1 \v 31 Ya TUHAN, binasakanlah semua musuh-Mu! \q2 Tetapi biarlah semua orang yang mengasihi Engkau bersinar bagai matahari di tengah siang! \b \p Sesudah peristiwa itu, negeri Israel aman selama empat puluh tahun. \c 6 \s Bangsa Midian menindas Israel \p \v 1 Bangsa Israel kembali berbuat jahat di mata TUHAN. Karena itu TUHAN menyerahkan mereka ke tangan bangsa Midian selama tujuh tahun. \v 2 Bangsa Midian sangat menindas Israel sehingga orang Israel membuat tempat persembunyian di gua-gua, di lubang-lubang di gunung, dan tempat-tempat lain yang aman. \v 3 Setiap kali bangsa Israel menunggu waktunya panen, orang Midian, orang Amalek, dan orang-orang dari timur datang menyerang mereka. \v 4-5 Orang-orang itu datang berbondong-bondong ke daerah Israel membawa ternak mereka lalu berkemah di sana. Jumlah mereka sangat banyak, seperti gerombolan belalang yang tidak bisa dihitung. Unta mereka pun tidak terhitung banyaknya. Mereka menghancurkan ladang-ladang Israel sampai ke Gaza. Mereka juga mengambil semua domba, sapi, dan keledai, tanpa meninggalkan sedikit pun persediaan makanan bagi orang Israel. \v 6 Bangsa Midian membuat Israel begitu melarat sehingga bangsa Israel berseru meminta tolong kepada TUHAN. \p \v 7 Ketika bangsa Israel berseru kepada TUHAN karena penindasan Midian, \v 8 TUHAN mengutus seorang nabi kepada mereka. Nabi itu berkata, “Inilah kata TUHAN, Allah Israel: Aku sudah membebaskan kalian dari perbudakan di Mesir dan menuntun kalian keluar dari sana. \v 9 Aku sudah melepaskan kalian dari tangan orang Mesir dan dari semua yang menindas kalian. Aku juga sudah mengusir musuh-musuh kalian serta memberikan tanah mereka kepadamu. \v 10 Dan Aku berkata kepada kalian, ‘Akulah TUHAN Allahmu! Jangan takut atau beribadah kepada dewa-dewa orang Amori, yang tanahnya kalian diami!’ Tetapi kalian tidak taat kepada-Ku.” \s TUHAN mengutus Gideon \p \v 11 Kemudian datanglah malaikat wakil TUHAN\x + \xo 6:11 \xo*\xt Hak. 2:1\xt*\x* lalu dia duduk di bawah pohon besar di Ofra, kota kecil milik Yoas, seorang dari keluarga Abiezer. Saat itu, Gideon anak Yoas sedang mengirik gandum di lubang tempat pemerasan anggur, karena dia mau menyembunyikan gandumnya dari orang Midian. \v 12 Malaikat itu menampakkan diri kepada Gideon dalam wujud seperti manusia biasa\f + \fr 6:12 \fr*\fk seperti manusia biasa \fk*\ft TSI memberi keterangan ‘seperti manusia biasa’ supaya jelas mengapa Gideon sempat meragukan perkataannya. Terlihat dalam cerita selanjutnya bahwa Gideon awalnya tidak menyadari bahwa dia berbicara dengan malaikat, dan sewaktu malaikat menyampaikan perkataan TUHAN, Gideon tidak langsung mengerti bahwa kata ‘Aku’ merujuk kepada TUHAN.\ft*\f* dan berkata, “TUHAN menyertaimu, hai pahlawan yang gagah perkasa!” \p \v 13 Jawab Gideon kepadanya, “Tuan, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semua ini menimpa kami? Di manakah semua perbuatan ajaib-Nya yang diceritakan oleh nenek moyang kami? Mereka bercerita, ‘TUHAN membawa kita keluar dari Mesir.’ Tetapi sekarang TUHAN sudah meninggalkan kami dan menyerahkan kami kepada orang Midian.” \p \v 14 Maka TUHAN dengan perantaraan malaikat itu berkata kepada Gideon, “Kamu orang yang kuat. Pergilah menyelamatkan Israel dari penjajahan Midian. Aku mengutusmu.” \p \v 15 Jawab Gideon, “Tapi Tuan, bagaimana mungkin saya bisa menyelamatkan Israel? Saya berasal dari keturunan keluarga yang paling lemah di suku Manasye, dan saya hanyalah anak bungsu dalam keluarga.” \p \v 16 Lagi kata TUHAN melalui malaikat itu, “Aku akan menyertaimu! Kamu akan menghancurkan seluruh pasukan Midian semudah mengalahkan satu orang saja.” \p \v 17 Jawab Gideon, “Jika Engkau memang berkenan kepadaku, berilah aku suatu tanda untuk membuktikan bahwa Engkau benar-benar menyampaikan perkataan TUHAN. \v 18 Mohon jangan pergi dari sini sampai aku kembali membawa pemberian dan menyajikannya kepada-Mu.” \p TUHAN menjawab, “Aku akan menunggu sampai kamu kembali.” \p \v 19 Maka Gideon pulang dan menyiapkan seekor anak kambing bersama roti tidak beragi yang dibuat dari 22 liter tepung. Dia menaruh dagingnya ke dalam keranjang dan kaldunya ke dalam panci. Lalu Gideon kembali dan menyajikannya kepada malaikat, yang masih berada di bawah pohon besar. \p \v 20 Malaikat itu berkata, “Taruhlah daging dan roti tidak beragi di atas batu ini, lalu tuangkanlah kaldu itu ke atasnya.” Gideon pun melakukannya. \v 21 Malaikat itu lalu menyentuh daging dan roti tersebut dengan ujung tongkatnya. Tiba-tiba muncullah api dari batu itu membakar habis daging dan roti di atasnya. Kemudian malaikat itu menghilang. \p \v 22 Saat itu juga Gideon pun tersadar bahwa orang tadi adalah malaikat. Dia berseru, “Ya ampun! TUHAN Penguasaku! Aku sudah bertatap muka dengan malaikat wakil TUHAN!” \p \v 23 Tetapi TUHAN menjawab, “Tenangkanlah hatimu. Jangan takut. Kamu tidak akan mati.” \v 24 Lalu Gideon mendirikan sebuah mezbah untuk TUHAN di tempat itu dan menamainya ‘TUHAN sumber kedamaian.’ Sampai kitab ini ditulis, mezbah itu masih ada di sana, di kota Ofra. \s Gideon menghancurkan mezbah Baal \p \v 25 Malam itu juga, TUHAN berkata lagi kepada Gideon, “Ambillah seekor sapi jantan dari ternak ayahmu, yaitu sapi jantannya yang kedua, yang berumur tujuh tahun. Robohkanlah mezbah dewa Baal milik ayahmu dan tebanglah tiang berhala dewi Asyera di sebelahnya. \v 26 Lalu dirikanlah sebuah mezbah bagi-Ku di atas bukit yang sama itu. Susunlah batu-batunya sesuai pola yang dipakai untuk semua mezbah-Ku. Ambillah sapi jantan itu dan persembahkanlah sebagai kurban yang dibakar habis, dengan menggunakan kayu dari tiang dewi Asyera yang akan kamu tebang.” \v 27 Maka Gideon mengajak sepuluh orang pelayannya dan melakukan tepat sesuai perintah TUHAN kepadanya, tetapi dia melakukannya pada malam hari. Gideon tidak berani mengerjakannya siang hari karena dia takut kepada keluarga ayahnya dan warga kota itu. \p \v 28 Keesokan paginya, ketika orang-orang kota bangun, mereka melihat mezbah Baal sudah dirobohkan, tiang dewi Asyera sudah ditebang, dan ada sapi yang sudah dikurbankan di mezbah TUHAN yang baru didirikan. \v 29 Mereka bertanya satu sama lain, “Perbuatan siapa ini?” Sesudah mencari tahu, mereka menemukan bahwa pelakunya adalah Gideon anak Yoas. \p \v 30 Kemudian orang-orang kota itu berseru kepada Yoas, “Bawa anakmu keluar! Dia harus mati karena dia merobohkan mezbah Baal dan menebang tiang dewi Asyera di sebelahnya.” \p \v 31 Jawab Yoas kepada orang-orang yang menantangnya itu, “Berani sekali kalian membela Baal! Apakah menurut kalian Baal perlu dibela dan tidak mampu membela dirinya sendiri? Kalau Baal benar-benar dewa, dia pasti bisa membalas siapa pun yang merobohkan mezbahnya. Kalau kalian sampai bertindak untuk membela Baal, kalian tidak akan dibiarkan hidup sampai besok pagi!” \v 32 Sejak hari itu Gideon dijuluki Yerubaal, yang artinya, “Biarlah Baal membalas,” karena Gideon merobohkan mezbah Baal. \s Gideon meminta tanda \p \v 33 Tidak lama setelah itu, pasukan bangsa Midian, Amalek, serta beberapa kelompok bangsa dari timur berkumpul. Mereka menyeberangi sungai Yordan dan berkemah di lembah Yisreel. \v 34 Lalu Roh TUHAN menguasai Gideon. Maka Gideon meniup terompet untuk memanggil para tentara dari keluarga besar Abiezer. Mereka pun berkumpul mengikuti dia. \v 35 Gideon juga mengutus sejumlah pembawa pesan ke wilayah Manasye, Asyer, Zebulon, dan Naftali untuk memanggil mereka, dan mereka pun datang kepadanya. \p \v 36 Gideon berkata kepada Allah, “Jika Engkau benar-benar akan memakai aku untuk menyelamatkan bangsa Israel, seperti yang Engkau katakan, \v 37 berilah aku tanda sebagai bukti. Aku akan menaruh bulu domba di tempat pengirikan. Jika embun hanya ada pada bulu domba itu, sedangkan tanah di sekitarnya kering, maka aku tahu bahwa Engkau benar-benar akan memakai aku untuk menyelamatkan Israel, seperti yang Engkau katakan.” \v 38 Keesokan harinya Gideon bangun pagi-pagi benar. Ketika dia memeras bulu domba itu, dia mendapatkan semangkuk penuh air embun, sedangkan tanah di sekitarnya tetap kering. \p \v 39 Gideon berkata lagi kepada Allah, “Janganlah marah kepadaku. Aku ingin meminta sekali lagi. Izinkanlah aku menguji janji-Mu satu kali lagi saja dengan bulu domba ini. Kali ini buatlah bulu dombanya tetap kering, sedangkan tanah di sekitarnya ditutupi embun.” \v 40 Allah pun melakukan permintaan Gideon pada malam itu. Bulu dombanya kering, tetapi tanah di sekitarnya tertutup embun. \c 7 \s Allah mengurangi jumlah pasukan Gideon menjadi tiga ratus orang \p \v 1 Suatu hari, Gideon (yang dijuluki Yerubaal) beserta pasukannya bangun pagi-pagi lalu berkemah di dekat mata air Harod. Perkemahan orang Midian ada di sebelah utara mereka, di lembah dekat bukit More. \v 2 TUHAN berkata kepada Gideon, “Prajuritmu terlalu banyak. Jika Aku membuat kalian menang atas pasukan Midian, orang Israel akan menyombongkan diri dengan mengaku, ‘Kita menang karena kekuatan kita sendiri.’ \v 3 Karena itu umumkanlah, ‘Siapa saja yang merasa takut silakan pergi dari gunung Gilead\f + \fr 7:3 \fr*\fk gunung Gilead \fk*\ft Gunung Gilead yang dimaksud terletak di sebelah barat sungai Yordan, bukan di daerah Gilead di sebelah timur sungai Yordan. Menurut beberapa penafsir, gunung Gilead kemudian disebut gunung Gilboa dalam PL (1Sam. 28:4; 2Taw. 10:1).\ft*\f* ini dan pulang.’” Maka 22.000 orang pulang, dan tersisa 10.000 orang di sana. \p \v 4 TUHAN berkata lagi kepada Gideon, “Jumlah mereka masih terlalu banyak. Bawalah mereka turun ke sungai dan Aku akan memilah mereka di sana. Kalau Aku berkata, ‘Orang ini akan pergi bersamamu,’ pilihlah dia untuk pergi. Kalau Aku katakan, ‘Orang ini tidak akan pergi bersamamu,’ jangan pilih dia.” \v 5 Maka Gideon membawa para prajurit ke tepi sungai. Lalu kata TUHAN kepadanya, “Pisahkanlah orang yang mencedok dan mencucup air dengan tangannya seperti anjing minum, dari orang yang berlutut dan minum langsung dari permukaan sungai.” \v 6 Ada sekitar tiga ratus orang yang menghirup air dengan tangan mereka, selebihnya berlutut dan minum langsung dari permukaan air. \p \v 7 TUHAN berkata kepada Gideon, “Dengan tiga ratus orang yang menghirup air dari tangannya itu, Aku akan membuat kamu menang atas Midian, dan Aku akan menyelamatkan kalian semua. Suruhlah orang yang lainnya pulang ke rumah masing-masing.” \v 8 Maka Gideon menyuruh prajurit Israel yang lebih dari 300 tadi untuk pulang. Ketiga ratus prajurit itu mengambil bekal dan terompet dari orang-orang yang pulang. Pada waktu itu perkemahan bangsa Midian ada di lembah di bawah Gideon dan pasukannya. \s Gideon memata-matai perkemahan Midian \p \v 9 Malam itu TUHAN berkata kepada Gideon, “Bangunlah! Seranglah perkemahan itu, karena Aku sudah menyerahkannya kepadamu. \v 10 Tetapi kalau kamu takut untuk menyerang, pergi mengintip ke bawah di perkemahan itu bersama Pura, pelayanmu. \v 11 Setelah mendengar pembicaraan mereka, kamu akan menjadi berani untuk menyerang perkemahan itu.” \p Maka Gideon bersama Pura menyusup ke pinggir perkemahan musuh. \v 12 Orang Midian, Amalek, dan beberapa kelompok bangsa dari timur memenuhi lembah itu seperti gerombolan belalang. Unta-unta mereka tidak terhitung, banyak sekali seperti pasir di tepi laut. \v 13 Saat Gideon tiba, dia mendengar seorang prajurit sedang menceritakan mimpinya kepada temannya. Kata orang itu, “Aku bermimpi melihat sebongkah roti jelai terguling-guling turun ke perkemahan Midian. Roti itu menghantam sebuah kemah, lalu kemah itu roboh dan terguling.” \p \v 14 Jawab temannya, “Itu pasti pertanda kita akan dikalahkan oleh Gideon anak Yoas, orang Israel itu. Allah sudah menyerahkan Midian dan seluruh perkemahan ini ke dalam tangannya.” \s Pasukan Gideon mengalahkan Midian dengan terompet dan kendi \p \v 15 Ketika Gideon mendengar cerita mimpi itu beserta artinya, dia pun bersujud memuji TUHAN. Lalu dia kembali ke perkemahan Israel dan berseru, “Bangkitlah, karena TUHAN sudah menyerahkan pasukan Midian ke tangan kita!” \v 16 Dia membagi ketiga ratus prajuritnya menjadi tiga kelompok, kemudian memberi mereka masing-masing terompet dan kendi kosong dengan obor di dalamnya. \p \v 17 Kata Gideon kepada mereka, “Perhatikan saya dan ikuti apa yang saya lakukan. Waktu saya sampai ke pinggir perkemahan, kalian harus melakukan apa yang saya lakukan! \v 18 Nanti ketika saya dan semua yang bersama saya meniup terompet, kalian juga harus meniup terompet di sekeliling perkemahan. Berteriaklah, ‘Untuk TUHAN dan untuk Gideon!’” \p \v 19 Gideon membawa seratus orang ke tepi perkemahan pada saat tentara Midian baru saja ganti giliran jaga malam yang kedua. Gideon dan orang-orangnya meniup terompet dan memecahkan kendi yang mereka bawa. \v 20 Maka ketiga kelompok pasukan itu meniup terompet dan memecahkan kendi. Mereka memegang obor di tangan kiri dan terompet di tangan kanan. Lalu mereka berteriak, “Berperanglah untuk TUHAN dan Gideon. Serang!” \p \v 21 Mereka hanya berdiri di posisi masing-masing di sekeliling perkemahan, sementara seluruh pasukan musuh panik dan melarikan diri sambil berteriak-teriak. \v 22 Saat ketiga ratus orang itu meniup terompet, TUHAN menyebabkan seluruh tentara musuh di perkemahan saling menyerang rekannya sendiri. Pasukan itu melarikan diri sampai Bet Sita ke arah Zerera, dan sampai perbatasan Abel Mehola di dekat Tabat. \v 23 Lalu Gideon memanggil orang-orang Israel dari suku Naftali, Asyer, dan seluruh Manasye. Mereka bergabung untuk mengejar bangsa Midian dan sekutunya. \s Suku Efraim turut mengejar bangsa Midian \p \v 24 Gideon juga mengirim pesan ke seluruh pegunungan Efraim. Katanya, “Seranglah bangsa Midian dan rebutlah tempat-tempat penyeberangan mereka di sungai Yordan sampai ke Bet Bara.” Maka semua orang Efraim dikerahkan. Mereka merebut tempat-tempat penyeberangan di sungai Yordan sampai ke Bet Bara. \v 25 Mereka juga menangkap dua jenderal bangsa Midian, yang dijuluki Gagak dan Serigala.\f + \fr 7:25 \fr*\fk Gagak dan Serigala \fk*\ft Secara harfiah: Oreb dan Zeeb. Kedua nama itu merujuk kepada binatang yang buas yang suka menyerang, yang bisa ditafsirkan sebagai julukan militer.\ft*\f* Mereka membunuh Gagak di sebuah batu besar, dan Serigala dibunuh di dekat tempat pemerasan anggur. Tempat-tempat itu kemudian diberi nama Batu Gagak dan Pemerasan Anggur Serigala. Beberapa prajurit Efraim memberikan kepala dua orang itu kepada Gideon ketika sudah berada di sebelah timur sungai Yordan, sedangkan yang lain terus mengejar bangsa Midian. \c 8 \p \v 1 Seusai pertempuran itu, orang Efraim mengeluh kepada Gideon, “Mengapa kamu memperlakukan kami seperti ini? Kamu tidak memanggil kami waktu pergi menyerang Midian!” Mereka mencela dia dengan kata-kata sengit. \p \v 2 Jawab Gideon kepada mereka, “Apa yang saya lakukan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kalian! Kami marga Abiezer hanya memulai perang, tetapi suku Efraimlah yang berjaya mengalahkan musuh. \v 3 Kepada kalianlah Allah menyerahkan kedua jenderal bangsa Midian, Oreb dan Zeeb. Ternyata tindakan kalian sudah melampaui saya.” Mendengar jawaban Gideon, kemarahan mereka pun reda. \s Gideon membunuh Zebah dan Salmuna \p \v 4 Gideon dan ketiga ratus pasukannya menyeberangi sungai Yordan. Meskipun sudah sangat lelah, mereka terus mengejar orang Midian. \v 5 Ketika mereka tiba di kota Sukot, Gideon berkata kepada pemimpin kota itu, “Kami sedang mengejar Zebah dan Salmuna, raja-raja bangsa Midian. Tolong berilah kami beberapa bongkah roti, karena kami sangat kelelahan.” \p \v 6 Jawab para pemimpin kota Sukot, “Buat apa kami memberi roti kepada pasukanmu! Kalian belum menangkap Zebah dan Salmuna!” \p \v 7 Maka Gideon berkata, “Kalau begitu, sesudah TUHAN menyerahkan Zebah dan Salmuna kepada saya, saya akan mencambuk kalian dengan tanaman berduri dari padang belantara!” \p \v 8 Dari Sukot, Gideon mendaki ke Peniel\f + \fr 8:8 \fr*\fk Peniel \fk*\ft Secara harfiah: Penuel. Suatu variasi pengejaan untuk tempat yang disebut di Kej. 32:30.\ft*\f* dan meminta hal yang sama. Tetapi orang-orang Peniel juga memberikan jawaban seperti orang-orang Sukot. \v 9 Maka Gideon berkata kepada orang-orang Peniel itu, “Ketika saya kembali dengan selamat, saya akan meruntuhkan menara ini.” \p \v 10 Waktu itu Zebah dan Salmuna ada di Karkor bersama tentara mereka, sekitar 15.000 orang banyaknya. Hanya mereka yang tersisa dari tentara orang-orang timur, karena 120.000 prajurit lainnya sudah terbunuh. \v 11 Gideon mendaki lewat jalan yang biasa dilalui para pengembara. Jalan itu terletak di sebelah timur kampung Noba dan Yogbeha. Melalui jalan itu dia menyergap pasukan Midian yang lengah, karena mereka merasa aman di sana. \v 12 Pasukan Midian pun panik dan lari berserakan. Kedua raja mereka, Zebah dan Salmuna, juga melarikan diri, tetapi Gideon mengejar dan menangkap keduanya. \p \v 13 Lalu Gideon kembali dari peperangan lewat pendakian Heres. \v 14 Di sana dia menangkap seorang pemuda dari kota Sukot dan menanyakan nama para pemuka Sukot. Maka pemuda itu menuliskan tujuh puluh tujuh nama pemuka kota Sukot untuk Gideon. \v 15 Sesudah itu, Gideon datang kepada penduduk kota Sukot dan berkata, “Lihat! Ini Zebah dan Salmuna! Waktu itu kalian menyindir saya. Kata kalian, ‘Buat apa kami memberi roti kepada pasukanmu yang kelelahan itu! Kalian belum menangkap Zebah dan Salmuna!’” \v 16 Lalu Gideon menangkap para pemuka kota itu dan menghajar mereka dengan tanaman berduri dari padang belantara. \v 17 Dia juga meruntuhkan menara kota Peniel serta membunuh warga laki-laki di kota itu. \p \v 18 Lalu Gideon bertanya kepada Zebah dan Salmuna, “Beritahukan kepada saya, seperti apa orang-orang yang kalian bunuh di Tabor?” \p Jawab mereka, “Orang-orang itu sama sepertimu. Mereka semua berpenampilan seperti anak raja.” \p \v 19 Kata Gideon, “Mereka saudara kandung saya! Saya bersumpah demi TUHAN yang hidup, seandainya kalian membiarkan mereka hidup, saya tidak akan membunuhmu.” \p \v 20 Lalu Gideon menyuruh Yeter, anak sulungnya, “Bunuh dua orang ini!” Tetapi Yeter takut untuk menarik pedangnya, karena dia masih muda. \p \v 21 Kata Zebah dan Salmuna kepada Gideon, “Ayo, kalau kamu memang laki-laki, bunuhlah kami dengan tanganmu sendiri!” Maka Gideon membunuh Zebah dan Salmuna serta mengambil kalung dan hiasan emas lambang kerajaan dari leher unta mereka. \s Gideon membuat efod \p \v 22 Sesudah itu rakyat Israel berkata kepada Gideon, “Engkau sudah melepaskan kami dari kekuasaan orang Midian. Karena itu jadilah raja bagi kami, baik engkau maupun anak cucumu nanti.” \p \v 23 Jawab Gideon, “Saya maupun anak saya tidak akan menjadi raja atas kalian. TUHANlah raja kita.” \p \v 24 Lanjut Gideon, “Saya punya satu permintaan saja. Hendaklah kalian, masing-masing memberikan kepada saya anting-anting dari jarahan kalian.” (Para musuh memakai anting-anting emas sesuai kebudayaan dari keturunan Ismael.) \p \v 25 Jawab mereka, “Dengan senang hati kami akan memberikannya!” Maka mereka membentangkan sehelai jubah, dan setiap orang melemparkan anting-anting dari jarahan mereka ke atas jubah itu. \v 26 Berat seluruh anting-anting emas yang terkumpul adalah sembilan belas kilogram. Setiap prajurit mempunyai jarahan lain, termasuk kalung beserta hiasannya, kain ungu yang dipakai raja-raja Midian, dan kalung dengan hiasan dari leher unta-unta orang Midian. \p \v 27 Gideon membuat patung berbentuk efod\f + \fr 8:27 \fr*\fk efod \fk*\ft Efod adalah pakaian khusus imam yang dipakai ketika melayani Allah di mezbah persembahan dan di dalam kemah TUHAN. Efod juga dipakai saat raja meminta petunjuk dari TUHAN. Karena itu, patung ini pasti dipercaya untuk memberi ramalan.\ft*\f* dari emas itu lalu menaruhnya di kota Ofra, kampung halamannya. Tetapi tidak lama kemudian seluruh bangsa Israel mengkhianati TUHAN di sana dengan menyembah patung itu seperti dewa. Hal ini menjadi jerat bagi Gideon dan keluarganya, karena secara tidak sengaja dialah yang menjerumuskan bangsa Israel ke dalam penyembahan berhala. \s Akhir hidup Gideon \p \v 28 Demikianlah bangsa Midian tunduk kepada bangsa Israel, dan mereka tidak lagi berjaya. Negeri Israel damai semasa hidup Gideon, yaitu selama empat puluh tahun. \p \v 29 Sesudah pertempuran itu, Gideon pulang ke rumahnya dan tinggal di sana. \v 30 Gideon memiliki tujuh puluh anak laki-laki karena istrinya banyak. \v 31 Selirnya yang tinggal di Sikem juga memberinya seorang anak laki-laki. Gideon menamai anak itu Abimelek. \v 32 Gideon meninggal di usia yang sangat lanjut dan dikuburkan di kuburan Yoas, ayahnya, di kota Ofra milik marga Abiezer. \s Bangsa Israel kembali meninggalkan TUHAN \p \v 33 Setelah Gideon meninggal, bangsa Israel segera saja meninggalkan TUHAN lagi. Mereka melacurkan diri dengan menyembah berbagai macam dewa Baal. Mereka menjadikan Baal Berit dewa mereka. \v 34 Bangsa Israel tidak ingat kepada TUHAN, Allah mereka yang sudah menyelamatkan mereka dari semua musuh di sekeliling Israel. \v 35 Mereka juga tidak setia kepada keluarga Gideon, yang dijuluki Yerubaal, padahal dia sudah melakukan banyak hal baik bagi bangsa Israel. \c 9 \s Abimelek membunuh saudara-saudaranya dan menjadi raja \p \v 1 Suatu hari, Abimelek anak Gideon\f + \fr 9:1 \fr*\fk Gideon \fk*\ft Secara harfiah: Yerubaal. (Lihat 6:32.) Yerubaal juga diterjemahkan Gideon di 9:5, 9:24, 9:28, 9:57.\ft*\f* pergi ke Sikem untuk menemui saudara-saudara ibunya.\f + \fr 9:1 \fr*\fk ibunya \fk*\ft Di ayat 18 kita melihat bahwa Abimelek adalah anak Gideon dari budak perempuannya yang berasal dari Sikem. Tujuh puluh anak Gideon yang lain disebut di ayat 5 dilahirkan oleh beberapa istri Gideon yang berasal dari tempat-tempat lain.\ft*\f* Dia berkata kepada mereka dan kepada seluruh keluarga ibunya, \v 2 “Tanyakanlah kepada semua pemuka kota Sikem, ‘Bagi kalian, apakah lebih baik ketujuh puluh anak Gideon memerintah atas kalian, atau hanya satu raja saja?’ Ingatlah bahwa aku ini saudara kandung kalian sendiri.” \p \v 3 Lalu saudara-saudara ibunya menyampaikan tawaran Abimelek itu kepada semua pemimpin Sikem. Mereka pun setuju, sebab kata mereka, “Dia memang saudara kita.” \v 4 Para pemimpin Sikem kemudian memberi Abimelek 70 uang perak dari kuil dewa Baal Berit. Abimelek menggunakan uang itu untuk membayar preman-preman menjadi pengikutnya. \v 5 Kemudian Abimelek pergi ke rumah ayahnya di Ofra dan membunuh tujuh puluh dari saudara laki-lakinya di atas satu batu. Tetapi Yotam, anak bungsu Gideon, berhasil selamat karena bersembunyi. \p \v 6 Lalu warga kota Sikem dan kota Bet Milo mengadakan pertemuan di bawah pohon besar yang dianggap keramat di Sikem, dan mengangkat Abimelek menjadi raja mereka. \s Perumpamaan Yotam \p \v 7 Ketika Yotam mendengar kabar ini, dia naik ke puncak gunung Gerizim. Di sana dia berdiri dan berseru dengan lantang kepada orang-orang Sikem: \b \q1 Dengarkan saya, hai para pemimpin Sikem, \q2 supaya Allah moga-moga juga akan mendengarkan kalian! \q1 \v 8 Pada suatu hari, pohon-pohon bersepakat untuk mengangkat raja bagi bangsa pohon. \q2 Kata mereka kepada pohon zaitun, “Jadilah raja kami!” \q1 \v 9 Tetapi jawab pohon zaitun, \q2 “Aku tidak mau berhenti menghasilkan minyakku, yang dipakai sebagai tanda kehormatan untuk manusia maupun dewa-dewa, \q2 hanya untuk melambai-lambai di atas pohon-pohon lain.” \b \q1 \v 10 Lalu kata pohon-pohon itu kepada pohon ara, \q2 “Jadilah raja kami!” \q1 \v 11 Tetapi jawab pohon ara, \q2 “Aku tidak mau berhenti menghasilkan buahku yang lezat \q2 hanya untuk melambai-lambai di atas pohon-pohon lain.” \b \q1 \v 12 Lalu kata pohon-pohon itu kepada pohon anggur, \q2 “Jadilah raja kami!” \q1 \v 13 Tetapi jawab pohon anggur, \q2 “Aku tidak mau berhenti menghasilkan anggur yang menggembirakan manusia maupun dewa-dewa \q2 hanya untuk melambai-lambai di atas pohon-pohon lain.” \b \q1 \v 14 Akhirnya berkatalah semua pohon itu kepada semak duri, \q2 “Jadilah raja kami!” \q1 \v 15 Jawab semak duri kepada pohon-pohon itu, \q2 “Jika kalian benar-benar ingin memilihku menjadi raja kalian, \q2 datanglah berlindung di bawah ranting-rantingku! \q2 Tetapi jika tidak, biarlah api keluar dariku \q2 dan menghanguskan kalian semua, \q3 bahkan sampai pohon-pohon aras di Libanon!” \p \v 16 Lanjut Yotam, “Sekarang, apakah kalian sudah bertindak benar saat mengangkat Abimelek menjadi raja? Dan apakah kalian sudah berbuat baik kepada Gideon dan keluarganya setimpal dengan perbuatan baiknya bagi kalian? \v 17 Ayahku sudah mempertaruhkan nyawanya waktu dia menggerakkan pasukan Israel untuk melepaskan kalian dari penindasan bangsa Midian. \v 18 Tetapi hari ini kalian menyerang keluarga ayahku. Kalian membunuh tujuh puluh anak laki-lakinya pada satu batu! Kalian mengangkat Abimelek, anak dari budak perempuan ayahku, menjadi raja atas warga Sikem, hanya karena dia adalah saudara kalian. \p \v 19 “Kalau kalian memang bertindak benar kepada Gideon dan keluarganya, biarlah kalian berbahagia dipimpin Abimelek, dan Abimelek juga berbahagia menjadi raja kalian. \v 20 Tetapi jika tidak, biarlah Abimelek mendatangkan masalah bagi warga Sikem dan Bet Milo, juga sebaliknya, orang Sikem dan Bet Milo menjadi celaka bagi Abimelek— seperti api keluar dari semak duri dan menghanguskan bangsa pohon!” \p \v 21 Sesudah itu Yotam melarikan diri ke kota Beer dan menetap di sana untuk menghindar dari Abimelek, saudaranya itu. \s Kejatuhan Abimelek \p \v 22 Setelah Abimelek memerintah atas bangsa Israel selama tiga tahun, \v 23 Allah mengirimkan hawa permusuhan antara Abimelek dengan para pemimpin Sikem sehingga mereka berbalik melawan Abimelek. \v 24 Allah melakukan ini supaya ada pembayaran utang darah dari Abimelek dan orang-orang Sikem, karena Abimelek sudah membunuh tujuh puluh anak laki-laki Gideon, dan orang-orang Sikem sudah membantu Abimelek dalam kejahatan itu. \v 25 Para pemimpin Sikem ingin membunuh Abimelek, jadi mereka membayar sekelompok perampok untuk bersembunyi di puncak-puncak bukit dan menyergap dia. Tetapi para perampok itu menjarah semua orang yang lewat di sana. Akhirnya rencana mereka itu terdengar oleh Abimelek. \p \v 26 Pada waktu itu, Gaal anak Ebed bersama saudara-saudaranya datang untuk menetap di kota Sikem. Kebanyakan pemimpin Sikem setuju untuk menjadikan dia pemimpin mereka. \v 27 Suatu hari, mereka pergi ke ladang, memanen anggur dari kebun mereka, memerasnya untuk membuat minuman anggur, lalu berpesta. Mereka masuk ke kuil dewa mereka dan makan minum sambil mengutuki Abimelek. \v 28 Gaal berkata, “Abimelek itu anak si Yerubaal.\f + \fr 9:28 \fr*\fk si Yerubaal \fk*\ft Yerubaal adalah nama lain Gideon yang berarti “Biarlah Baal membalas” (Hak. 6:32). Gaal menggunakan nama ini untuk mengingatkan orang Sikem bahwa Abimelek, sebagai keturunan orang yang pernah merobohkan mezbah Baal, tidak layak memimpin kota mereka.\ft*\f* Jadi sebenarnya dia tidak pantas menjadi pemimpin kita. Zebul, si walikota, juga sama saja. Dia hanya orang suruhan Abimelek. Sedangkan Hemor, nenek moyang saya, adalah pendiri Sikem. Lebih pantas kalau kota ini dipimpin oleh keturunan Hemor! \v 29 Kalau saja saya menjadi pemimpin Sikem, saya akan menyingkirkan Abimelek! Akan saya katakan kepadanya, ‘Kumpulkan tentaramu. Ayo kita perang!’” \p \v 30 Kata-kata Gaal itu terdengar oleh Zebul, walikota Sikem, sehingga dia sangat murka. \v 31 Maka dia mengirim pesan rahasia kepada Abimelek, isinya, “Gaal anak Ebed dan saudara-saudaranya sudah datang ke Sikem. Mereka menghasut warga kota untuk memberontak darimu. \v 32 Karena itu, datanglah malam ini bersama pasukanmu dan bersembunyilah di padang. \v 33 Besok pagi, saat matahari terbit, seranglah Sikem. Waktu Gaal dan orang-orangnya keluar menghadapimu, itulah kesempatan untuk menghabisi dia!” \p \v 34 Maka Abimelek dan seluruh pasukannya berangkat pada malam hari. Mereka dibagi menjadi empat kelompok, kemudian bersembunyi di sekeliling Sikem untuk menyerbu kota itu. \v 35 Saat Gaal keluar dan berdiri di pintu gerbang kota, Abimelek beserta pasukannya mulai keluar dari tempat persembunyian. \v 36 Gaal melihat mereka dan berkata kepada Zebul, “Lihat, di sana ada orang-orang turun dari puncak gunung!” \p Jawab Zebul, “Itu hanya bayang-bayang gunung, bukan manusia.” \p \v 37 Lalu Gaal berkata lagi, “Bukan! Ada orang-orang yang turun dari puncak bukit itu! Dan ada satu kelompok lagi datang dari jalan Pohon Besar Peramal!” \p \v 38 Jawab Zebul, “Nah, di mana sekarang mulut besarmu itu? Katamu, ‘Siapakah Abimelek sampai-sampai kita harus mengabdi kepadanya?’ Itulah orang-orang yang sudah engkau hina! Sekarang majulah melawan mereka.” \p \v 39 Maka Gaal mengerahkan warga Sikem yang berpihak kepadanya. Mereka keluar memerangi Abimelek dan pasukannya. \v 40 Abimelek mengejar Gaal, dan Gaal melarikan diri. Banyak orang Sikem terluka bahkan mati sebelum mereka bisa masuk kembali ke pintu gerbang kota. \v 41 Lalu Abimelek kembali tinggal di Aruma. Sementara itu, Zebul mengusir Gaal dan saudara-saudaranya dari Sikem. \p \v 42 Keesokan harinya, orang-orang Sikem bersiap-siap keluar dari kota untuk bekerja di ladang-ladang mereka seperti biasa. Kegiatan mereka itu dilaporkan kepada Abimelek. \v 43 Maka Abimelek membawa pasukannya, membagi mereka menjadi tiga kelompok, dan menyuruh mereka bersembunyi di ladang-ladang. Ketika banyak warga keluar dari kota, Abimelek memberi perintah untuk menyerang dan membunuh mereka. \v 44 Abimelek bersama kelompoknya menyerbu pintu gerbang kota dan berjaga di sana, sedangkan dua kelompok yang lain menyerbu semua orang di ladang dan membunuh mereka. \v 45 Abimelek berperang melawan Sikem sepanjang hari. Dia merebut kota itu, membunuh semua penduduknya, lalu menghancurkan kota itu dan menaburinya dengan garam.\f + \fr 9:45 \fr*\fk menaburinya dengan garam \fk*\ft Sesuai kebudayaan di zaman itu menaburi tanah dengan garam adalah tindakan untuk mengutuk tanah itu.\ft*\f* \p \v 46 Mendengar kabar tentang pertempuran di luar gerbang kota, seluruh pemimpin kota yang tinggal di dalam Menara Sikem lari ke kubu di kuil Baal Berit.\f + \fr 9:46 \fr*\fk Baal Berit \fk*\ft Secara harfiah: El Berit, yang adalah sebutan lain untuk kuil dewa itu.\ft*\f* \v 47 Ketika Abimelek mendapat laporan bahwa semua warga Menara Sikem sudah berkumpul di sana, \v 48 dia pun pergi ke gunung Zalmon bersama seluruh pasukannya. Abimelek mengambil sebuah kapak, memotong beberapa dahan pohon dan memikulnya. Dia memerintahkan pasukannya, “Cepat, lakukanlah seperti yang saya lakukan!” \v 49 Maka setiap prajuritnya juga memotong dahan-dahan dan mengikuti Abimelek. Mereka menaruh dahan-dahan itu pada kubu di kuil Baal Berit lalu membakarnya. Semua warga Menara Sikem mati, sekitar seribu orang, laki-laki dan perempuan. \p \v 50 Selanjutnya Abimelek pergi ke kota Tebes. Dia mengepung dan menaklukkan kota itu. \v 51 Tetapi ada menara yang sangat kuat di tengah-tengah Tebes. Seluruh warga baik laki-laki maupun perempuan, juga semua pemimpin kota, masuk ke dalam menara itu. Mereka mengunci pintunya dan naik ke atap menara. \v 52 Abimelek pun mendatangi menara itu untuk menyerang. Ketika dia mendekati pintunya dan hendak membakarnya, \v 53 seorang perempuan di atas menjatuhkan batu kilangan menimpa Abimelek sehingga remuklah tempurung kepalanya. \p \v 54 Abimelek cepat-cepat menyuruh pemuda yang membawa senjatanya, “Tarik pedangmu dan bunuhlah aku. Jangan sampai orang-orang berkata, ‘Abimelek dibunuh oleh perempuan.’” Maka pemuda itu menusuk Abimelek dan dia pun mati. \v 55 Ketika pasukan Israel melihat bahwa Abimelek sudah mati, mereka pulang ke rumah masing-masing. \p \v 56 Begitulah Allah mengatur pembayaran utang darah pada Abimelek karena dia membunuh tujuh puluh saudaranya. \v 57 Allah juga membalas orang-orang Sikem atas segala perbuatan jahat mereka. Demikianlah kutukan Yotam anak Gideon terhadap mereka menjadi kenyataan. \c 10 \s Tola menjadi pembela Israel \p \v 1 Sesudah Abimelek meninggal, Tola anak Pua, cucu Dodo, tampil untuk menyelamatkan bangsa Israel. Dia berasal dari suku Isakar. Tempat tinggalnya di kota Samir, di perbukitan Efraim. \v 2 Tola memimpin bangsa Israel selama dua puluh tiga tahun sampai dia meninggal. Lalu dia dimakamkan di Samir. \s Yair menjadi pembela Israel \p \v 3 Sesudah Tola, tampillah Yair orang Gilead. Yair memimpin bangsa Israel selama dua puluh dua tahun. \v 4 Yair memiliki tiga puluh anak laki-laki. Mereka masing-masing memiliki keledai tunggangan sendiri-sendiri. Setiap anak lelaki Yair juga memimpin sebuah kota di Gilead. Sampai saat kitab ini ditulis ketigapuluh kota itu disebut Permukiman Kaum Yair. \v 5 Kemudian Yair meninggal dan dimakamkan di Kamon. \s Bangsa Israel kembali meninggalkan TUHAN \p \v 6 Bangsa Israel kembali berbuat jahat di mata TUHAN. Mereka menyembah berbagai macam dewa Baal, dewi Astoret, serta dewa-dewa bangsa Aram, Sidon, Moab, Amon, dan Filistin. Mereka meninggalkan TUHAN dan sama sekali tidak mengabdi kepada-Nya lagi. \v 7 Maka TUHAN menjadi murka terhadap bangsa Israel lalu menyerahkan mereka kepada bangsa Filistin dan Amon. \v 8 Selama delapan belas tahun, kedua bangsa itu dengan kejam menindas orang Israel yang tinggal di sebelah timur sungai Yordan, yaitu di daerah Gilead, yang dulu dikuasai oleh raja-raja bangsa Amori. \v 9 Bangsa Amon juga menyeberangi sungai Yordan untuk menyerang suku Yehuda, Benyamin, dan Efraim, sehingga orang Israel sangat menderita. \p \v 10 Maka rakyat Israel berseru meminta tolong kepada TUHAN, “Ya Allah, kami sudah berdosa terhadap Engkau karena kami meninggalkan-Mu dan menyembah berbagai macam Baal.” \p \v 11-12 Jawab TUHAN, “Berkali-kali waktu kalian ditindas, Aku selalu menyelamatkan kalian, baik dari bangsa Mesir, Amori, Amon, Filistin, Sidon, Amalek, maupun Maon. Saat kalian berseru kepada-Ku, Aku melepaskan kalian dari tangan mereka. \v 13 Tetapi karena kalian sudah meninggalkan Aku dan menyembah dewa-dewa lain, Aku tidak akan menyelamatkan kalian lagi. \v 14 Pergi dan berserulah kepada dewa-dewa yang sudah kalian pilih itu! Biarlah mereka yang menyelamatkan kalian di saat tertindas!” \p \v 15 Bangsa Israel berkata lagi, “Kami sudah berdosa. Lakukanlah terhadap kami apa saja yang Engkau pandang baik, tetapi tolong selamatkan kami kali ini!” \v 16 Kemudian mereka membuang patung-patung dewa asing dari antara mereka dan menyembah TUHAN. TUHAN pun berbelas kasihan melihat kesengsaraan bangsa Israel. \p \v 17 Pada waktu itu, pasukan Amon sedang berkumpul untuk berperang melawan bangsa Israel. Mereka berkemah di Gilead, sedangkan bangsa Israel berkumpul dan berkemah di Mispa. \v 18 Para pemimpin Israel dari daerah Gilead bersepakat, “Orang yang memimpin perang melawan bangsa Amon akan menjadi penguasa atas semua penduduk Gilead!” \c 11 \s Yefta menjadi pembela Israel \p \v 1 Yefta adalah seorang pejuang yang gagah berani. Ibunya seorang pelacur dan ayahnya tidak dapat dipastikan, sehingga dia disebut ‘anak Gilead’. \v 2 Ketika Yefta dewasa, dia diusir karena tidak ada keluarga yang mengakui dia sebagai anak mereka. Kata mereka, “Kamu tidak akan mendapat warisan dari ayah kami karena kamu bukan anak yang sah.” \v 3 Maka Yefta melarikan diri dari mereka dan hidup di tanah Tob. Di sana, preman-preman bergabung dengan Yefta dan berkeliaran bersamanya. \p \v 4 Beberapa waktu kemudian, bangsa Amon mulai memerangi bangsa Israel. \v 5 Waktu bangsa Amon menyerang, para tua-tua Gilead pergi kepada Yefta di tanah Tob dan meminta dia untuk kembali bersama mereka. \v 6 Kata mereka, “Jadilah panglima kami untuk memimpin kami melawan bangsa Amon.” \p \v 7 Tetapi Yefta menjawab, “Bukankah kalian membenci saya dan mengusir saya dari tempat asal? Mengapa sekarang kalian datang kepada saya waktu kalian dalam kesulitan?” \p \v 8 Jawab mereka, “Itu benar, tetapi sekarang kami memerlukan engkau. Majulah bersama kami untuk berperang melawan bangsa Amon. Engkau akan menjadi pemimpin atas seluruh penduduk Gilead.” \p \v 9 Kata Yefta, “Berjanjilah dengan jujur! Jika kalian mengajak saya kembali untuk berperang, dan jika TUHAN menyerahkan bangsa Amon kepada saya, maka saya akan menjadi pemimpin kalian semua. Benar begitu?” \p \v 10 Para tua-tua Gilead menjawab, “Kami bersumpah. TUHAN menjadi saksi di antara kita. Biarlah Dia menghukum kami kalau kami tidak melakukan seperti katamu itu.” \p \v 11 Maka Yefta pergi bersama para tua-tua Gilead. Ketika mereka mengangkat dia menjadi pemimpin dan panglima di kemah penyembahan TUHAN di Mispa, Yefta menegaskan perjanjian mereka itu di hadapan TUHAN. \s Pesan Yefta kepada raja Amon \p \v 12 Lalu Yefta mengutus orang-orang kepada raja Amon untuk membawa pesan, “Apa masalahmu dengan saya, sampai-sampai engkau datang menyerang negeri saya?” \p \v 13 Raja Amon menjawab, “Dulu waktu bangsa Israel keluar dari Mesir, mereka merampas tanah saya, mulai dari sungai Arnon di selatan sampai sungai Yabok di utara, dan sungai Yordan di barat. Karena itu, sekarang kembalikanlah tanah itu dengan damai!” \p \v 14 Utusan-utusan Yefta kembali kepada Yefta dan menyampaikan pesan raja Amon. Lalu Yefta mengutus mereka lagi kepada raja Amon untuk menjawabnya. \p \v 15 Kata Yefta, “Bangsa Israel tidak merampas tanah dari bangsa Moab maupun bangsa Amon. \v 16 Ketika bangsa Israel keluar dari Mesir, mereka berjalan melalui padang belantara ke Laut Merah, menyeberanginya, dan datang ke kota Kades. \v 17 Kemudian pemimpin Israel mengirim pesan ini kepada raja Edom, ‘Mohon izinkan kami melewati tanahmu.’ Tetapi raja Edom menolak. Bangsa Israel mengirimkan pesan yang sama kepada raja Moab, dan dia juga menolak. Jadi bangsa Israel berdiam cukup lama di Kades. \p \v 18 “Sesudah itu bangsa Israel mengitari tanah Edom dan tanah Moab melalui padang belantara, sampai tiba di sebelah timur tanah Moab, yang berbatasan dengan sungai Arnon. Mereka berkemah di seberang sungai Arnon dan tidak masuk ke wilayah Moab. \p \v 19 “Kemudian bangsa Israel mengutus orang kepada Raja Sihon dari bangsa Amori yang memerintah di Hesbon untuk menyampaikan pesan, ‘Mohon izinkan kami melewati negerimu untuk pergi ke tanah kami.’ \v 20 Tapi Sihon tidak mengizinkan bangsa Israel melewati wilayahnya karena dia tidak percaya bahwa Israel benar-benar hanya akan lewat tanpa berperang. Sihon malah mengumpulkan semua pasukannya, berkemah di Yahas, dan menyerang bangsa Israel. \v 21 Tetapi TUHAN, Allah Israel, menyerahkan Sihon dan seluruh pasukannya ke tangan bangsa Israel. Bangsa Israel mengalahkan mereka dan merebut seluruh wilayah orang Amori, penduduk negeri itu. \v 22 Israel pun memiliki seluruh wilayah Amori mulai dari sungai Arnon di selatan sampai sungai Yabok di utara, dari padang belantara di timur sampai sungai Yordan di barat. \p \v 23 “Jadi, TUHAN Allah Israel sudah mengusir orang Amori dari tanah itu di hadapan bangsa Israel, umat-Nya. Sebagai raja Amon, mengapa engkau merasa berhak memiliki tanah saya itu? \v 24 Berpuasdirilah dengan tanah yang diberikan kepadamu oleh Kamos, dewa kalian. Demikian juga, kami akan berpuas diri dengan semua yang diberikan kepada kami oleh TUHAN, Allah kami. \v 25 Lebih bijaksana bila engkau mengikuti contoh raja Moab zaman dulu, yaitu Balak anak Zipor. Dia tidak berani menentang atau berperang dengan bangsa kami. \p \v 26 “Sudah tiga ratus tahun bangsa Israel tinggal di Hesbon dan kota-kota sekelilingnya, di Aroer dan kota-kota sekelilingnya, dan di semua kota di tepi sungai Arnon! Mengapa selama tiga ratus tahun itu kalian tidak merebutnya kembali? \v 27 Kami tidak bersalah kepada kalian, tetapi kalian bersalah kepada kami karena menyerang kami. Biarlah TUHAN, Sang Hakim yang adil, menilai siapakah yang benar, bangsa Israel atau bangsa Amon.” \p \v 28 Tetapi raja bangsa Amon mengabaikan pesan Yefta itu. \s Sumpah Yefta dan pengurbanan anak perempuannya \p \v 29 Lalu Roh TUHAN menggerakkan Yefta. Dia mengumpulkan pasukannya di daerah Gilead dan Manasye, lalu mereka berangkat dari kota Mispa di Gilead untuk menyerang pasukan Amon. \v 30 Yefta bersumpah kepada TUHAN, “Jika Engkau menyerahkan bangsa Amon kepadaku \v 31 dan aku kembali dengan selamat dari peperangan dengan orang Amon, maka apa pun yang pertama keluar dari rumahku untuk menyambutku akan dikhususkan untuk dimusnahkan bagi TUHAN.\x + \xo 11:31 \xo*\xt Im. 27:28-29; Yos. 6:17, 21\xt*\x* Aku akan mempersembahkannya sebagai kurban yang dibakar habis.” \p \v 32 Lalu Yefta dan pasukannya maju menyerang bangsa Amon. TUHAN membuat Yefta menang atas Amon. \v 33 Dia menumpas mereka mulai dari Aroer sampai sepanjang jalan ke Minit, sebanyak dua puluh kota, bahkan hingga ke Abel Keramim! Demikianlah bangsa Amon ditaklukkan oleh bangsa Israel. \p \v 34 Saat Yefta pulang ke rumahnya di Mispa, anak perempuannya keluar menyambut dia sambil menari-nari dan memainkan tamborin. Dia satu-satunya anak Yefta. \v 35 Ketika melihat dia, Yefta merobek pakaiannya sendiri sebagai tanda berduka dan berseru, “Oh, anakku! Kamu benar-benar membuat hatiku hancur! Kamu membawa malapetaka bagiku! Aku sudah bersumpah kepada TUHAN dan tidak bisa menariknya kembali.” \p \v 36 Gadis itu menjawab, “Ayahku, Ayah sudah bersumpah kepada TUHAN, dan TUHAN sudah memberikan kemenangan kepada Ayah atas bangsa Amon, musuh Ayah. Karena itu, lakukanlah kepadaku sesuai apa yang Ayah sumpahkan. \v 37 Tetapi sebelum itu, aku meminta satu hal saja: Izinkan aku mengembara di perbukitan bersama teman-temanku selama dua bulan untuk menangisi nasibku, karena aku tidak akan pernah menikah.” \p \v 38 Jawab Yefta, “Pergilah.” Dia membiarkan gadis itu pergi selama dua bulan. Beberapa teman ikut bersamanya ke perbukitan. Di sana mereka menangisi nasibnya, karena dia akan mati tanpa sempat berkeluarga. \v 39 Dua bulan kemudian, dia kembali kepada ayahnya. Lalu Yefta menepati sumpahnya. Gadis itu meninggal sebagai perawan. \p Inilah asal usul salah satu adat di Israel \v 40 yaitu setiap tahun, anak-anak perempuan Israel mengembara ke perbukitan selama empat hari untuk mengenang anak perempuan Yefta. \c 12 \s Perang saudara antara suku Efraim dan penduduk Gilead \p \v 1 Kemudian suku Efraim mengerahkan pasukannya. Mereka menyeberangi sungai Yordan, pergi ke kota Zafon, dan berkata kepada Yefta, “Mengapa kamu tidak memanggil kami waktu kamu menyeberangi sungai Yordan untuk berperang dengan bangsa Amon? Kami akan membakarmu beserta rumahmu!” \p \v 2 Jawab Yefta, “Waktu kami berselisih dengan bangsa Amon, saya memanggil kalian. Tetapi kalian tidak membantu melepaskan kami dari tekanan mereka. \v 3 Ketika saya menyadari bahwa kalian tidak akan menolong saya, saya mempertaruhkan nyawa dan maju melawan bangsa Amon. TUHAN membuat saya menang atas mereka. Lalu mengapa sekarang kalian datang menyerang saya?” \p \v 4 Dalam pertengkaran hari itu, orang Efraim menghina orang Gilead, “Kalian, orang-orang Gilead, hanya orang buangan dari suku Efraim yang menumpang tinggal di pinggir wilayah Efraim dan Manasye!” \p Maka Yefta mengumpulkan seluruh pasukan Gilead untuk menyerang. Mereka pun menang atas suku Efraim. \v 5 Orang Gilead merebut tempat-tempat penyeberangan sungai Yordan untuk mencegat orang Efraim yang hendak lewat. Ketika orang Efraim yang mencoba kabur berkata, “Biarkan aku menyeberang,” maka orang Gilead bertanya, “Apakah kamu orang Efraim?” Kalau dia menjawab, “Bukan,” \v 6 mereka akan menyuruh dia mengucapkan “Syibolet.” Jika orang itu mengucapkan “Sibolet,” dengan logat Efraim, maka orang Gilead akan menangkap dia dan membunuhnya di tempat penyeberangan. Pada waktu itu 42.000 orang Efraim mati dibunuh. \p \v 7 Yefta menjadi pembela Israel selama enam tahun. Lalu dia meninggal dan dikuburkan di kota Mispa, di Gilead. \s Ibsan menjadi pembela Israel \p \v 8 Setelah Yefta, Ibsan dari Betlehem\f + \fr 12:8 \fr*\fk Betlehem \fk*\ft Kemungkinan ini adalah kota Betlehem di wilayah Zebulon (Yos. 19:15), bukan kota Betlehem di Yudea, tempat kelahiran Yesus.\ft*\f* menjadi pembela Israel. \v 9 Ibsan memiliki tiga puluh anak laki-laki dan tiga puluh anak perempuan. Dia mengurus pernikahan untuk semua anaknya itu dengan pasangan dari marga lain. Ibsan menjadi pembela Israel selama tujuh tahun, \v 10 lalu dia meninggal dan dikuburkan di Betlehem. \s Elon menjadi pembela Israel \p \v 11 Setelah Ibsan, Elon orang Zebulon menjadi pembela bangsa Israel selama sepuluh tahun. \v 12 Kemudian Elon meninggal dan dikuburkan di Ayalon, di wilayah Zebulon. \s Abdon menjadi pembela Israel \p \v 13 Setelah itu, seorang dari Piraton, yaitu Abdon anak Hilel, menjadi pembela bangsa Israel. \v 14 Dia memiliki empat puluh anak laki-laki dan tiga puluh cucu laki-laki. Mereka masing-masing memiliki keledai tunggangan sendiri-sendiri. Abdon menjadi pembela bangsa Israel selama delapan tahun. \v 15 Lalu Abdon meninggal dan dikuburkan di Piraton, di wilayah perbukitan Efraim yang dulu dikuasai oleh orang Amalek. \c 13 \s Kelahiran Simson \p \v 1 Bangsa Israel kembali berbuat jahat di mata TUHAN. Maka TUHAN menyerahkan mereka kepada bangsa Filistin, sehingga Filistin menindas mereka selama empat puluh tahun. \p \v 2 Pada masa itu, ada seorang dari suku Dan yang bernama Manoah. Dia tinggal di kota Zora. Istrinya mandul sehingga mereka tidak punya anak. \v 3 Suatu hari, seorang malaikat muncul kepada istri Manoah dan berkata, “Meskipun selama ini kamu mandul dan tidak memiliki anak, kamu akan hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki. \v 4 Karena itu jagalah dirimu. Jangan minum anggur ataupun minuman keras lainnya, dan jangan makan apa pun yang haram, \v 5 sebab kamu akan mengandung dan melahirkan anak laki-laki. Rambutnya tidak boleh dipotong karena dia akan menjadi pengabdi Allah\f + \fr 13:5 \fr*\fk pengabdi Allah \fk*\ft Secara harfiah: nazir. Orang nazir adalah orang yang secara sukarela berjanji mengabdi kepada TUHAN selama jangka waktu tertentu. Jangka waktunya ditentukan dalam acara pentahbisan dan sumpah di hadapan TUHAN. Di PL, hanya Simson dan Samuel yang menjadi nazir seumur hidup. Lihat Bil. 6:1-21.\ft*\f* sejak dalam kandungan. Dia akan menyelamatkan Israel dari penindasan orang Filistin.” \p \v 6 Kemudian perempuan itu mendatangi suaminya dan berkata, “Tadi seorang utusan Allah datang menemui aku. Dia terlihat sangat menakjubkan, seperti malaikat. Aku tidak menanyakan asalnya. Dia juga tidak memberitahukan namanya. \v 7 Tetapi dia berkata, ‘Kamu akan hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki. Jangan minum anggur ataupun minuman keras lainnya, dan jangan makan apa pun yang haram, karena anakmu akan menjadi orang nazir sejak dalam kandungan sampai dia mati.’” \p \v 8 Lalu Manoah berdoa kepada TUHAN, “Ya Allah, kiranya utusan-Mu itu kembali kepada kami untuk mengajarkan kami cara membesarkan anak yang akan lahir itu.” \p \v 9 Allah mendengar doa Manoah. Maka malaikat itu kembali menemui istrinya ketika dia sedang duduk-duduk di ladang. Saat itu Manoah sedang tidak bersamanya. \v 10 Perempuan itu pun segera berlari kepada suaminya dengan tergesa-gesa dan memberitahukan, “Orang yang waktu itu datang menemuiku muncul lagi.” \p \v 11 Manoah segera mengikuti istrinya. Dia menemui orang itu dan bertanya, “Apakah Tuan orang yang waktu itu berbicara kepada istri saya ini?” \p Jawabnya, “Ya, benar.” \p \v 12 Lanjut Manoah, “Sesudah yang Tuan katakan itu terjadi, bagaimana cara kami membesarkan anak itu, dan apa yang kelak harus dia lakukan?” \p \v 13 Jawab malaikat itu, “Turutilah semua yang sudah aku sampaikan kepada istrimu. \v 14 Dia tidak boleh makan apa pun yang berasal dari pohon anggur. Dia juga tidak boleh minum anggur ataupun minuman keras lainnya, dan tidak boleh memakan apa pun yang haram. Semua yang sudah aku perintahkan itu harus dia turuti.” \p \v 15 Lalu kata Manoah kepada malaikat itu, “Izinkanlah kami menahan Tuan di sini, agar kami dapat menyajikan daging kambing muda untuk Tuan.” \p \v 16 Jawab malaikat itu, “Walaupun aku menunggu, aku tidak akan memakan apa yang kamu sajikan. Tetapi kamu boleh menyiapkan kurban yang dibakar habis dan mempersembahkannya kepada TUHAN.” (Manoah belum menyadari bahwa orang itu adalah malaikat.) \p \v 17 Manoah kembali bertanya, “Siapa nama Tuan? Supaya waktu apa yang Tuan katakan itu terjadi, kami dapat menghormati Tuan.” \p \v 18 “Mengapa kamu menanyakan namaku?” kata malaikat itu, “Namaku terlalu ajaib untuk diterima oleh pikiranmu.” \p \v 19 Kemudian Manoah mengambil seekor anak kambing dan mempersembahkannya kepada TUHAN sebagai kurban yang dibakar habis di atas sebuah batu, beserta dengan persembahan gandum-gandumannya. Sementara Manoah dan istrinya menyaksikan, TUHAN melakukan suatu keajaiban. \v 20 Saat api dari mezbah batu itu membubung tinggi ke langit, malaikat itu ikut naik ke atas dalam api. Melihat itu, Manoah dan istrinya tersungkur di tanah dan sujud menyembah. \p \v 21 Malaikat itu tidak pernah muncul lagi kepada Manoah dan istrinya. Sesudah peristiwa itu, Manoah tahu bahwa orang itu adalah malaikat wakil TUHAN. \v 22 Lalu Manoah berkata kepada istrinya, “Kita pasti akan mati karena kita sudah melihat Allah!” \p \v 23 Tetapi jawab istrinya, “Jika TUHAN mau membunuh kita, tidak mungkin Dia menerima kurban dan persembahan gandum-ganduman kita. Dan tidak mungkin juga Dia melakukan keajaiban tadi, bahkan memberitahukan hal-hal luar biasa itu kepada kita.” \p \v 24 Beberapa waktu kemudian, istri Manoah melahirkan seorang anak laki-laki. Dia menamainya Simson. Anak itu tumbuh besar dan TUHAN memberkatinya. \v 25 Roh TUHAN mulai menggerakkan hati Simson ketika dia tinggal di Mahane Dan yang terletak di antara kota Zora dan kota Estaol. \c 14 \s Pernikahan Simson dan teka-tekinya \p \v 1 Suatu hari, Simson pergi ke kota Timna. Di sana dia melihat seorang gadis Filistin. \v 2 Setibanya di rumah, Simson memberitahu ayah dan ibunya, “Aku tertarik dengan seorang gadis Filistin di Timna. Lamarkan dia untuk menjadi istriku.” \p \v 3 Jawab orangtuanya, “Memangnya tidak ada perempuan di antara suku kita, atau di seluruh bangsa kita, sampai-sampai kamu harus mengambil istri dari bangsa penyembah dewa?” \p Tetapi Simson bersikeras, “Lamarkan dia untukku. Karena bagiku dialah gadis yang sempurna.” \v 4 Ayah dan ibu Simson tidak tahu bahwa TUHANlah yang mengatur hal ini untuk mencari gara-gara terhadap orang Filistin. Pada waktu itu, bangsa Filistin menguasai bangsa Israel. \p \v 5 Lalu berangkatlah mereka bertiga ke kota Timna. Di suatu jalan, Simson sempat berpisah dengan orangtuanya. Ketika dia melewati sebuah kebun anggur di pinggir Timna, tiba-tiba seekor singa muda menghadang dia sambil mengaum. \v 6 Saat itu juga Roh TUHAN menggerakkan Simson dengan dahsyat, sehingga dengan tangan kosong Simson mengkoyak-koyak singa itu seperti anak kambing saja. Tetapi sesudahnya, dia tidak menceritakan kejadian itu kepada ayah dan ibunya. \v 7 Lalu Simson meneruskan perjalanannya ke Timna dan berbicara dengan gadis itu di sana. Simson menganggap perempuan itu benar-benar tepat baginya. \p \v 8 Beberapa waktu kemudian, Simson kembali ke sana untuk menikahi gadis itu. Di perjalanan, dia berbelok untuk melihat bangkai singa yang dibunuhnya. Simson mendapati kawanan lebah sudah bersarang pada sisa bangkai itu dan sudah menghasilkan madu. \v 9 Dia mengeruk madu itu dengan kedua tangannya lalu makan sambil berjalan. Ketika Simson menemui ayah dan ibunya, dia memberikan sebagian madu itu kepada mereka. Mereka pun memakannya, tetapi Simson tidak memberitahu mereka bahwa dia mengambil madu itu dari bangkai singa. \p \v 10 Di Timna, ayah Simson datang ke rumah gadis itu, lalu Simson mengadakan pesta di sana, sebagaimana biasanya dilakukan orang-orang muda yang akan menikah. \v 11 Ketika orangtua perempuan itu bertemu Simson, mereka memilih tiga puluh pemuda dari kota mereka untuk menjadi pengiringnya. \p \v 12 Simson berkata kepada para pengiringnya, “Saya punya teka-teki. Kalau kalian bisa menjawabnya dalam tujuh hari selama pesta perkawinan ini, saya akan memberikan tiga puluh jubah dari kain linen dan tiga puluh pasang pakaian bagus untuk kalian. \v 13 Tetapi jika kalian tidak bisa menjawab, kalianlah yang harus memberi saya tiga puluh jubah dari kain linen dan tiga puluh pasang pakaian yang bagus.” \p Para pengiringnya pun menjawab, “Beritahu kami teka-teki itu. Kami mau mendengarnya.” \p \v 14 Kata Simson kepada mereka, \q1 “Dari pemakan keluar makanan. \q2 Dari yang perkasa keluar yang manis.” \p Selama tiga hari mereka tidak bisa memecahkan teka-teki itu. \v 15-17 Dalam tujuh hari sepanjang pesta perkawinan, istri Simson terus-menerus merengek-rengek kepada Simson untuk memberitahu dia jawabannya. Pada hari ketujuh, para pengiring itu mengancam istri Simson, “Bujuklah suamimu untuk memberi tahu jawaban teka-teki itu. Kalau tidak, kami akan membakarmu dan seisi rumah ayahmu. Apa kamu mengundang kami ke sini untuk membuat kami miskin?” \p Maka istri Simson menangis dan merengek-rengek lebih keras lagi kepada Simson, “Pasti kamu membenci aku! Kamu tidak sayang kepadaku! Kamu memberi teka-teki kepada teman-temanku, tetapi kamu tidak memberitahu jawabannya kepadaku.” \p Jawab Simson, “Ayah ibuku saja tidak aku beritahu. Mengapa aku harus memberitahumu?” Namun akhirnya, karena tidak tahan dengan desakannya, Simson pun memberitahukan jawaban teka-teki itu kepada istrinya. Lalu istrinya menyampaikan jawaban itu kepada teman-temannya. \p \v 18 Maka pada hari ketujuh, sebelum matahari terbenam, para pengiring itu berkata kepada Simson, \q1 “Makanan yang manis itu adalah madu. \q2 Dan pemakan yang perkasa itu adalah singa.” \p Jawab Simson, \q1 “Kalau kalian tidak memperalat istriku, \q2 kalian tidak akan bisa menjawab teka-tekiku!” \p \v 19 Saat itu juga Roh TUHAN menggerakkan Simson dengan dahsyat. Dia pergi ke Askelon, membunuh tiga puluh orang di kota itu, menjarah barang-barang mereka, lalu memberikan pakaian mereka kepada orang-orang yang menjawab teka-tekinya. Dengan geram Simson kemudian pulang ke rumah orang tuanya meninggalkan istrinya. \v 20 Maka istri Simson dinikahkan dengan salah seorang pemuda yang menjadi pengiringnya. Simson tidak mengetahui hal itu. \c 15 \s Simson membalas dendam karena istrinya dinikahkan dengan orang lain \p \v 1 Beberapa waktu kemudian, saat musim panen gandum, Simson pergi mengunjungi istrinya dengan membawa seekor anak kambing sebagai hadiah. Dia berkata, “Aku mau masuk ke kamar istriku.” Tetapi ayah perempuan itu tidak mengizinkan dia masuk. \p \v 2 Katanya kepada Simson, “Saya kira kamu benar-benar benci kepadanya. Jadi saya sudah memberikan dia kepada salah satu pengiringmu. Tetapi, bukankah adiknya lebih cantik daripada dia? Nikahilah adiknya saja.” \p \v 3 Jawab Simson, “Kali ini jangan salahkan aku kalau aku mencelakai kalian orang Filistin.” \v 4 Lalu Simson pergi menangkap tiga ratus ekor anjing hutan serta mengambil seratus lima puluh obor. Dia mengikat anjing-anjing itu berdua-dua, ekor dengan ekor, dan menaruh obor di tengah-tengah setiap ikatan. \v 5 Kemudian dia menyalakan obor-obor itu dan melepaskan semua anjing itu ke ladang gandum orang Filistin. Maka terbakarlah tumpukan-tumpukan gandum, ladang gandum, bahkan kebun-kebun zaitun. \p \v 6 Orang-orang Filistin pun bertanya satu sama lain, “Siapa yang melakukan ini?” Ada yang menjawab, “Simson, menantu orang Timna itu, karena bapak itu sudah menikahkan istri Simson dengan pengiringnya.” Mendengar itu, orang-orang Filistin pergi membakar perempuan itu beserta ayahnya. \p \v 7 Berkatalah Simson kepada mereka, “Kalau kalian bertindak jahat seperti ini, saya tidak akan berhenti sampai saya membalas kalian!” \v 8 Maka Simson menyerang mereka dengan kejam dan membantai banyak orang Filistin. Sesudah itu, Simson pergi dan tinggal di dalam gua di bukit batu Etam. \s Suku Yehuda menyerahkan Simson kepada bangsa Filistin \p \v 9 Kemudian orang Filistin datang berkemah di daerah Yehuda, lalu menyebar sampai ke kota Lehi. \v 10 Orang-orang Yehuda menanyai mereka, “Mengapa kalian menyerang kami?” \p Jawab mereka, “Kami datang untuk menangkap Simson. Kami mau membalas dia sebagaimana dia sudah memperlakukan kami.” \p \v 11 Maka tiga ribu orang Yehuda turun ke gua di bukit batu Etam dan berkata kepada Simson, “Apa-apaan ini yang sudah kamu perbuat terhadap kami? Apa kamu tidak tahu bahwa orang Filistin berkuasa atas kita?” \p Jawab Simson, “Aku hanya membalas mereka sebagaimana mereka sudah memperlakukan aku.” \p \v 12 Kata orang-orang Yehuda itu kepada Simson, “Kami datang untuk mengikatmu dan menyerahkanmu kepada orang Filistin.” \p Tetapi jawab Simson, “Berjanjilah kepadaku bahwa kalian sendiri tidak akan membunuhku.” \p \v 13 Jawab mereka, “Kami berjanji. Kami hanya akan mengikat dan menyerahkanmu kepada mereka. Kami tidak akan membunuhmu.” Lalu mereka mengikat Simson dengan dua tali tambang yang baru dan membawa dia keluar dari gua itu. \s Simson mengalahkan orang Filistin dengan tulang rahang keledai \p \v 14 Ketika Simson tiba di kota Lehi, orang-orang Filistin mendatangi dia sambil bersorak-sorai. Saat itu juga Roh TUHAN menggerakkan dia dengan dahsyat. Dengan mudah Simson memutuskan tali tambang yang mengikat tangannya seolah-olah tali itu hanya jerami yang terbakar. Ikatannya pun lepas. \v 15 Lalu dia menemukan sebuah tulang rahang keledai yang belum lama mati. Dia mengambilnya dan memukul mati seribu orang dengan tulang itu. \v 16 Kata Simson, \q1 “Dengan rahang keledai aku menumpuk mayat-mayat mereka. \q2 Dengan rahang keledai aku memukul mati seribu orang.” \p \v 17 Sesudah berkata demikian, dia melempar tulang rahang itu. Demikianlah mulanya tempat itu diberi nama Bukit Lehi, yang artinya Bukit Tulang Rahang. \p \v 18 Waktu itu Simson sangat haus. Dia berseru kepada TUHAN, “Oleh tangan hamba-Mu ini Engkau sudah memberikan kemenangan besar. Sekarang haruskah aku mati kehausan sampai jatuh ke tangan para penyembah berhala itu?” \v 19 Maka Allah membelah sebuah lubang batu di Lehi sehingga keluarlah air. Simson pun minum dan menjadi segar kembali. Karena itu tempat tersebut dinamai Mata Air Orang yang Berseru. Mata air itu masih ada di Lehi sampai waktu kitab ini ditulis. \p \v 20 Simson menjadi pembela bangsa Israel selama dua puluh tahun pada masa penjajahan orang Filistin. \c 16 \s Simson mencabut gerbang kota Gaza \p \v 1 Suatu hari, Simson pergi ke kota Gaza. Di sana dia melihat seorang pelacur, lalu bermalam bersama pelacur itu. \v 2 Ketika warga Gaza diberitahu, “Simson ada di sini,” mereka pun mengepung tempat itu dan bersembunyi semalaman di pintu gerbang kota untuk menyergap dia. Orang-orang itu berjaga sepanjang malam. Kata mereka, “Kita akan membunuhnya waktu matahari terbit.” \p \v 3 Tetapi pada tengah malam, Simson bangun dan pergi ke gerbang kota. Di sana dia memegang kedua daun pintu gerbang kota, lalu mencabutnya beserta kedua tiang pintu dan palangnya. Semua itu dia panggul di atas bahunya dan dibawanya ke puncak bukit yang berseberangan dengan Hebron. \s Delila memperdaya Simson \p \v 4 Beberapa waktu sesudah kejadian itu, Simson jatuh cinta kepada seorang perempuan dari Lembah Sorek yang bernama Delila. \v 5 Maka kelima raja\x + \xo 16:5 \xo*\xt 1Sam. 7:7\xt*\x* Filistin mendatangi Delila dan berkata, “Bujuklah Simson untuk memberitahumu apa yang membuatnya begitu kuat dan bagaimana dia bisa dikalahkan, supaya kami bisa menangkap dia dan menaklukkannya. Nanti kami masing-masing akan memberimu 1.100 keping perak.” \p \v 6 Delila pun berkata kepada Simson, “Ceritakanlah kepadaku: Apa rahasia kekuatanmu, dan bagaimana cara mengikatmu untuk bisa ditaklukkan?” \p \v 7 Jawab Simson, “Kalau aku diikat dengan tujuh tali busur yang baru dan belum kering, aku akan menjadi lemah seperti orang biasa.” \p \v 8 Lalu para raja Filistin itu memberikan tujuh tali busur yang baru dan belum kering kepada Delila. Ketika Simson sedang tidur, Delila mengikat dia dengan tali-tali itu. \v 9 Sementara beberapa orang bersembunyi di kamarnya siap menyergap Simson, Delila berteriak, “Simson! Orang-orang Filistin ada di sini untuk menangkapmu!” Simson terbangun dan langsung memutuskan tali-tali busur itu begitu saja, seperti jerami yang terbakar. Jadi rahasia kekuatannya belum ketahuan. \p \v 10 Berkatalah Delila kepada Simson, “Kamu sudah mempermainkan aku dan membohongi aku. Sekarang ceritakanlah kepadaku bagaimana kamu bisa diikat.” \p \v 11 Simson menjawab, “Kalau aku diikat erat-erat dengan tali tambang yang baru, yang belum pernah dipakai, aku akan menjadi lemah seperti orang biasa.” \p \v 12 Maka Delila mengambil tali tambang yang baru dan mengikat Simson dengan tali-tali itu ketika dia sedang tidur. Sementara beberapa orang bersembunyi di kamarnya siap menyergap Simson seperti sebelumnya, Delila berteriak, “Simson! Orang-orang Filistin ada di sini untuk menangkapmu!” Simson pun terbangun dan memutuskan tali-tali itu begitu saja seperti memutuskan benang. \p \v 13 Kata Delila kepada Simson, “Lagi-lagi kamu mempermainkan aku dan membohongi aku. Ceritakanlah kepadaku bagaimana kamu bisa diikat!” \p Jawab Simson, “Kalau kamu menganyam ketujuh untaian rambut kepalaku pada benang di alat tenun dan mengencangkannya dengan pasak, aku akan menjadi lemah seperti orang biasa.” \p \v 14 Maka waktu Simson tidur, Delila menganyam ketujuh untaian rambut Simson pada benang di alat tenun dan mengencangkannya dengan pasak. Lalu berteriaklah dia kepada Simson, “Simson! Orang-orang Filistin ada di sini untuk menangkapmu!” Tetapi ketika Simson bangun, dia menyentak pasak itu, alat tenun, beserta dengan benang-benangnya sehingga semuanya lepas. \p \v 15 Maka Delila berkata kepada Simson, “Kamu mengaku cinta kepadaku, tetapi mana buktinya! Kamu bahkan tidak percaya kepadaku. Sudah tiga kali kamu mempermainkan aku dan tidak mau memberitahukan rahasia kekuatanmu.” \v 16 Setiap hari Delila merengek-rengek dan mendesak Simson, sehingga Simson tidak tahan lagi, sampai mau mati rasanya. \p \v 17 Akhirnya Simson menceritakan rahasianya. “Rambutku belum pernah dipotong karena aku ini pengabdi Allah yang dikhususkan bagi-Nya sejak dalam kandungan. Kalau rambutku dipotong, kekuatanku akan hilang, dan aku akan menjadi lemah seperti orang biasa.” \p \v 18 Delila merasa bahwa kali ini Simson benar-benar sudah memberitahukan rahasianya. Maka dia memanggil para raja Filistin, katanya, “Datanglah kemari sekali lagi karena dia sudah menceritakan rahasianya kepadaku.” Raja-raja Filistin itu pun datang kepada Delila dengan membawa uang. \v 19 Lalu Delila membuat Simson tertidur di pangkuannya. Diam-diam dia memanggil orang untuk membantunya memotong ketujuh untaian rambut Simson. Demikianlah Delila berhasil menaklukkan Simson dan kekuatannya telah hilang. \p \v 20 Kemudian Delila berteriak, “Simson! Orang-orang Filistin ada di sini untuk menangkapmu!” Simson pun terbangun dari tidurnya. \p Dia berpikir, “Aku akan membebaskan diri seperti yang sudah-sudah.” Tetapi Simson tidak sadar bahwa TUHAN sudah meninggalkan dia. \p \v 21 Orang-orang Filistin itu menangkap Simson, mencungkil kedua matanya, dan membawanya ke Gaza. Di sana mereka mengikat Simson dengan sepasang rantai tembaga dan di penjara dia dipaksa bekerja seperti sapi atau keledai yang memutar alat penggiling gandum. \v 22 Namun, beberapa waktu kemudian rambutnya mulai tumbuh kembali. \s Kematian Simson \p \v 23 Tidak lama sesudah itu, raja-raja Filistin mengadakan pesta perayaan besar untuk Dagon, dewa mereka, karena menurut mereka Dagonlah yang sudah menyerahkan Simson ke tangan orang Filistin. Mereka mempersembahkan banyak kurban sembelihan kepada Dagon. \p \v 24-25 Ketika mereka sedang bersenang-senang, berkatalah mereka, “Panggilkan Simson untuk menghibur kita!” Lalu mereka memanggil Simson dari penjara dan dia menjadi bahan tertawaan mereka. Ketika orang-orang Filistin itu melihat Simson, mereka berseru memuji dewa mereka, “Dewa kita sudah menyerahkan kepada kita musuh kita ini, yang sudah merusak tanah kita dan membunuh banyak orang dari bangsa kita!” Kemudian mereka memaksa dia berdiri di antara tiang-tiang. \p \v 26 Kata Simson kepada pemuda yang menuntunnya, “Biarlah saya memegang tiang-tiang penyangga bangunan ini, supaya saya dapat bersandar di situ.” \v 27 Bangunan itu penuh dengan orang. Semua raja Filistin hadir di sana, dan ada sekitar tiga ribu orang, baik laki-laki maupun perempuan, yang menonton Simson dari tingkat atas gedung itu. \p \v 28 Lalu berserulah Simson kepada TUHAN, “Ya TUHAN, Penguasaku, ingatlah aku dan kuatkanlah aku sekali ini saja, ya Allah, supaya aku bisa membalas orang-orang Filistin itu untuk kedua mataku!” \v 29 Dengan kedua tangannya, Simson mendorong kedua tiang tengah yang menyangga bangunan itu untuk merobohkannya, \v 30 sambil berkata, “Biarlah aku mati bersama orang-orang Filistin ini!” Dia pun mendorong dengan sekuat tenaga. Maka robohlah bangunan itu menimpa semua raja Filistin dan orang-orang di dalamnya. Jumlah orang yang dibunuh Simson pada saat matinya itu lebih banyak daripada yang pernah dia bunuh sepanjang hidupnya. \p \v 31 Sesudah itu, saudara-saudara Simson bersama seluruh keluarganya datang mengambil mayatnya dari sana. Mereka menguburkan dia di antara Zora dan Estaol, di dalam kuburan Manoah, ayahnya. Simson telah menjadi pembela Israel selama dua puluh tahun. \c 17 \s Mika mengangkat pemuda Lewi menjadi imam di rumahnya \p \v 1 Pada masa itu, ada seorang laki-laki bernama Mika. Dia tinggal di daerah perbukitan Efraim. \v 2 Suatu hari Mika berkata kepada ibunya, “Aku mendengar ketika Ibu mengutuk orang yang mencuri seribu seratus keping uang perak dari Ibu. Sebenarnya uang itu ada padaku. Akulah yang mengambilnya.” \p Lalu kata ibunya, “Anakku, semoga TUHAN memberkatimu!” \p \v 3 Ketika Mika mengembalikan uang perak sebanyak seribu seratus keping itu kepada ibunya, berkatalah ibunya, “Sekarang aku menguduskan perak ini bagi TUHAN. Kita akan menggunakan perak ini untuk membuat patung dewa yang dipahat dari kayu dan dilapisi dengan perak. Patung dewa itu akan menjadi pelindung keluarga anakku.” \p \v 4 Sesudah Mika mengembalikan uang itu kepada ibunya, ibunya mengambil dua ratus keping dan memberikannya kepada tukang perak untuk dibuat menjadi patung dewa. Sesudah selesai, patung itu ditaruh di rumah Mika. \v 5 Mika sudah mempunyai kuil penyembahan dewa di rumahnya. Mika juga sudah membuat sebuah efod\x + \xo 17:5 \xo*\xt Kel. 28:6 CK\xt*\x* dan beberapa patung berhala pelindung keluarga yang lain.\x + \xo 17:5 \xo*\xt Kej. 31:17-20 CK\xt*\x* Dia melantik salah satu anak laki-lakinya menjadi imam untuk kuilnya itu. \v 6 (Pada waktu itu, bangsa Israel tidak punya raja. Setiap orang melakukan apa yang benar di mata mereka masing-masing.) \p \v 7-8 Suatu hari seorang pemuda yang sedang merantau tiba di rumah Mika di perbukitan Efraim. Dia berasal dari suku Lewi, tetapi selama ini sudah tinggal di kota Betlehem di wilayah Yehuda. \v 9 Mika bertanya kepada pemuda itu, “Dari mana asalmu?” \p Jawabnya, “Saya orang Lewi. Selama ini saya tinggal di Betlehem, di Yehuda. Sekarang saya sedang mencari tempat menetap.” \p \v 10 Lalu kata Mika kepadanya, “Tinggallah dengan saya di sini menjadi penasihat dan imam saya. Saya akan memberimu sepuluh keping uang perak setiap tahun, sepasang pakaian, dan makanan sehari-hari.” \v 11 Pemuda itu setuju untuk tinggal bersama Mika. Lama-kelamaan dia menjadi seperti anak Mika sendiri. \p \v 12 Mika menahbiskan pemuda itu menjadi imamnya, dan pemuda itu tinggal di rumahnya. \v 13 Kata Mika, “Sekarang aku yakin TUHAN akan memberkatiku, karena aku punya imam dari suku Lewi.” \c 18 \s Suku Dan mengambil patung berhala Mika dan merebut kota Lais \p \v 1 Pada waktu itu Israel tidak punya raja. Lagipula suku Dan masih mencari tanah warisan\f + \fr 18:1 \fr*\fk tanah warisan \fk*\ft Sebenarnya suku Dan sudah mendapat bagian tanah warisan (Yos. 19:40-48), tetapi mereka tidak bisa menguasainya. Orang Amori yang tinggal di daerah itu memukul mereka mundur sehingga mereka hanya bisa menempati daerah perbukitan (Hak. 1:34).\ft*\f*untuk mereka tempati, karena sampai saat itu mereka belum mendapat tanah warisan di antara suku-suku Israel lainnya. \v 2 Karena itu mereka membentuk satu regu yang terdiri dari lima orang laki-laki suku Dan. Semuanya kuat dan pemberani. Orang-orang pilihan itu berasal dari kota Zora dan Estaol.\f + \fr 18:2 \fr*\fk kota Zora dan Estaol \fk*\ft Kedua kota ini termasuk tanah warisan suku Dan (Hak. 19:40).\ft*\f* Kepada regu itu diperintahkan, “Pergi dan selidikilah di daerah mana kita bisa menetap.” \p Regu itu pun berangkat. Sesampainya di perbukitan Efraim, mereka bermalam di rumah Mika. \v 3 Ketika berada di situ, mereka mendengar seorang pemuda berbicara dengan logat dari daerah Israel sebelah selatan. Maka mereka menghampiri pemuda itu dan bertanya, “Mengapa kamu ada di sini? Siapa yang mengajakmu ke sini, dan apa yang kamu lakukan di sini?” \p \v 4 Jawab pemuda itu, “Saya di sini karena Mika mempekerjakan saya sebagai imamnya.” \p \v 5 Lalu mereka meminta kepadanya, “Kalau begitu, tolong tanyakan kepada Allah, apakah perjalanan kami ini akan berhasil atau tidak.” \p \v 6 Jawab imam itu, “Pergilah dengan selamat. TUHAN menyertai perjalananmu.” \p \v 7 Kemudian regu itu melanjutkan perjalanan dan sampai di kota Lais. Di sana mereka melihat bahwa rakyat Lais hidup dengan tenteram sehingga tidak berjaga-jaga terhadap musuh, mirip cara hidup orang Sidon, tenang dan aman. Tidak ada yang menjajah mereka, dan kalau kota itu diserang, mereka terlalu jauh untuk mendapat pertolongan dari orang Sidon. Selain itu, Lais tidak menjalin hubungan dengan kota-kota lain. \p \v 8 Sesudah regu itu kembali ke Zora dan Estaol, saudara-saudara sesuku mereka bertanya, “Apa yang kalian lihat di sana?” \p \v 9 Jawab mereka, “Kami melihat tanah Lais yang sangat sejahtera. Ayo kita serang mereka! Jangan diam saja! Kita harus cepat-cepat masuk merebut wilayah itu! \v 10 Waktu kita ke sana, kita akan mendapati mereka tidak berjaga-jaga. Allah sudah memberi kita tanah yang luas dan tidak kekurangan apa pun!” \p \v 11 Maka berangkatlah pasukan suku Dan yang terdiri dari 600 warga kota Zora dan Estaol. Mereka diperlengkapi dengan senjata perang. \v 12 Mereka mendaki ke sebelah barat Kiryat Yearim di Yehuda dan berkemah di sana. Karena itu, sampai waktu kitab ini ditulis, tempat itu disebut Mahane Dan, yang artinya Perkemahan Dan. \v 13 Dari sana, mereka terus naik ke perbukitan Efraim dan sampai di dekat rumah Mika. \p \v 14 Kelima orang yang mengintai Lais berkata kepada saudara-saudara mereka, “Di rumah-rumah itu ada efod, patung-patung berhala pelindung keluarga, dan sebuah patung dewa yang berlapis perak. Nah, kita tahu apa yang harus kita lakukan. Ayo!” \v 15 Maka kelima orang itu menyimpang ke rumah Mika dan menyapa pemuda Lewi itu. \v 16 Sementara itu, 600 orang pasukan Dan yang bersenjata berdiri di pintu gerbang. \v 17 Ketika imam itu keluar menemui 600 tentara suku Dan di pintu gerbang, kelima orang itu masuk ke dalam rumah dan mengambil patung yang berlapis perak, efod, serta patung-patung berhala pelindung keluarga. \p \v 18 Ketika imam itu melihat bahwa mereka mengambil efod dan patung-patung itu, dia berseru kepada mereka, “Apa-apaan ini!” \p \v 19 Jawab mereka, “Diam! Tutup mulutmu! Ikutlah kami menjadi penasihat dan imam bagi kami. Mana yang lebih baik? Menjadi imam bagi satu orang atau menjadi imam bagi satu suku?” \p \v 20 Imam itu senang mendengarnya. Dia pun ikut bersama mereka dengan membawa efod, patung yang berlapis perak, dan patung-patung berhala pelindung keluarga. \v 21 Pasukan Dan melanjutkan perjalanan. Mereka menempatkan anak-anak, ternak, serta barang-barang berharga di rombongan terdepan. \p \v 22 Ketika pasukan Dan sudah jauh dari rumah Mika, Mika memanggil tetangga-tetangganya dan mereka mengejar rombongan itu. \v 23 Sewaktu mereka sudah dekat, mereka berteriak memanggil pasukan itu. Pasukan Dan menoleh dan bertanya kepada Mika, “Mau apa kamu? Buat apa ramai-ramai mengejar kami?” \p \v 24 Jawab Mika, “Enak saja kalian bertanya, ‘Mau apa kamu!’ Kalian sudah merebut semua milik saya! Kalian pergi membawa patung-patung dewa buatan saya. Imam saya juga kalian ambil!” \p \v 25 Orang-orang Dan mengancamnya, “Tidak usah banyak mulut! Awas, orang-orang kami bisa marah mendengarnya. Kamu sekeluarga belum mau mati, bukan?” \v 26 Ketika Mika menyadari bahwa pasukan Dan jauh lebih kuat daripadanya, dia pun kembali ke rumah, sementara pasukan itu melanjutkan perjalanan. \p \v 27 Pasukan Dan membawa patung-patung buatan Mika beserta imamnya ke kota Lais, yang penduduknya hidup aman dan tenteram. Mereka membunuh semua penduduknya dan membakar kota itu. \v 28 Tidak ada yang datang menolong penduduk Lais, karena kota itu jauh dari kota Sidon, lagipula mereka tidak menjalin hubungan dengan kota-kota lain. Lais berada di lembah dekat kota Bet Rehob. \p Kemudian suku Dan membangun kembali kota itu dan tinggal di sana. \v 29 Mereka mengganti nama kota Lais menjadi kota Dan, menurut nama nenek moyang mereka, yaitu Dan anak Yakub.\f + \fr 18:29 \fr*\fk Yakub \fk*\ft Secara harfiah: Israel.\ft*\f* \p \v 30 Mereka mendirikan patung buatan Mika itu dan menahbiskan imam Mika tadi menjadi imam mereka. Namanya Yonatan anak Gersom, cucu Musa. Anak-cucu Yonatan turun-temurun menjadi imam bagi suku Dan sampai masa orang Israel ditawan ke negeri lain. \v 31 Patung yang dibuat Mika itu tetap di sana selama kemah Tuhan berada di Silo. \c 19 \s Perbuatan bejat penduduk Gibea terhadap gundik seorang Lewi \p \v 1 Masih pada masa-masa itu juga, ketika Israel belum punya raja, seorang Lewi yang tinggal di pedalaman perbukitan Efraim mengambil seorang perempuan dari kota Betlehem di daerah Yehuda untuk menjadi gundiknya.\f + \fr 19:1 \fr*\fk gundiknya \fk*\ft Dalam Alkitab, gundik adalah wanita yang menikah dengan sah, tetapi kedudukannya di bawah istri pertama.\ft*\f* \v 2 Tetapi gundik itu tidak setia kepadanya. Dia pulang ke rumah ayahnya di Betlehem. \p Sekitar empat bulan kemudian, \v 3 suaminya menyusul dia untuk membujuknya kembali. Orang Lewi itu membawa seorang pelayan laki-laki dan dua ekor keledai berpelana.\f + \fr 19:3 \fr*\fk berpelana \fk*\ft Demi kejelasan alur kisah, ayat ini menyebut keberadaan kedua keledai berpelana dari ayat 10.\ft*\f* Kemudian perempuan itu mengajak suaminya ke rumah ayahnya. Ketika ayah perempuan itu melihat menantunya, dia menyambutnya dengan gembira, \v 4 dan mendesak menantunya itu untuk tinggal beberapa waktu. Maka mereka makan dan orang Lewi itu menginap bersama ayah mertuanya selama tiga hari. \p \v 5 Pada hari keempat, suami perempuan itu bangun pagi-pagi dan bersiap untuk pergi. Tetapi mertuanya berkata kepadanya, “Makanlah dulu sedikit supaya ada tenaga. Sesudah itu baru kalian berangkat.” \v 6 Maka mereka berdua duduk, lalu makan bersama-sama. Ayah perempuan itu berkata kepada menantunya, “Tinggallah satu malam lagi di rumahku. Santai saja di sini bersama istrimu.” \v 7 Ketika orang Lewi itu tetap beranjak untuk pergi, mertuanya mendesak dia untuk menginap sampai akhirnya dia terpaksa bermalam lagi di sana. \p \v 8 Pada hari kelima, dia bangun pagi-pagi untuk berangkat. Mertuanya kembali berkata, “Makanlah dulu sedikit supaya ada tenaga. Tunggulah hingga sore, baru berangkat.” Jadi mereka berdua pun makan bersama-sama lagi. \v 9 Saat hari sudah sore, dia bersama gundiknya dan pelayannya bersiap-siap untuk berangkat. Tetapi mertuanya berkata, “Ini sudah sore. Sebentar lagi gelap. Bermalamlah di sini. Santai saja. Besok kalian bisa bangun pagi-pagi dan berangkat pulang.” \p \v 10 Namun, orang Lewi itu tidak mau bermalam lagi. Dia berangkat bersama gundiknya, pelayannya, dan kedua keledainya. Lalu tibalah mereka di dekat kota Yebus, yang sekarang disebut Yerusalem. \v 11 Mereka sampai di sana ketika sudah hampir petang. Maka pelayan itu berkata kepada tuannya, “Sebaiknya kita bermalam saja di kota orang Yebus ini.” \p \v 12 Jawab tuannya, “Janganlah kita bermalam di kota bangsa asing, yang bukan orang Israel. Lebih baik kita berjalan terus sampai ke kota Gibea. \v 13 Ya, mari kita lanjut saja sampai ke Gibea atau Rama dan bermalam di sana.” \v 14 Maka mereka meneruskan perjalanan. Saat matahari terbenam, mereka sampai di dekat kota Gibea di wilayah suku Benyamin. \v 15 Mereka pun masuk untuk bermalam di sana. Akan tetapi, tidak ada warga yang mengajak mereka menginap di rumah, jadi mereka duduk saja di alun-alun kota. \p \v 16 Malam-malam, lewatlah seorang laki-laki tua yang baru pulang dari ladangnya. Dia berasal dari perbukitan Efraim, tetapi tinggal sebagai pendatang di Gibea, di antara orang-orang suku Benyamin. \v 17 Ketika melihat orang Lewi itu di alun-alun kota, dia bertanya, “Saudara datang dari mana dan mau ke mana?” \p \v 18 Jawab orang Lewi itu, “Kami dalam perjalanan dari Betlehem pulang ke daerah saya di pedalaman perbukitan Efraim, sekaligus hendak singgah di rumah TUHAN. Tetapi tidak ada yang mengajak kami bermalam di rumah mereka. \v 19 Kami punya cukup jerami dan makanan untuk kedua keledai kami itu. Kami juga punya cukup roti dan air anggur untuk saya, gundik saya, dan pelayan saya. Kami tidak akan merepotkan dengan apa pun.” \p \v 20 Lalu orang tua itu berkata, “Jangan bermalam di luar. Menginaplah di rumah saya. Tenang saja, saya akan menyediakan segala keperluan kalian.” \v 21 Kemudian dia membawa mereka ke rumahnya dan memberi makan keledai mereka. Sesudah semua mencuci kaki, mereka makan bersama. \p \v 22 Saat mereka sedang bersantai, preman-preman kota datang mengepung rumah itu dan menggedor-gedor pintu. Kata mereka kepada orang tua itu, “Bawa keluar laki-laki yang datang ke rumahmu! Kami mau menyetubuhi dia!” \p \v 23 Orang tua itu keluar menemui mereka. Katanya, “Saudara-saudaraku, jangan berbuat jahat begitu. Dia adalah tamu di rumah saya. Jangan melakukan perbuatan keji ini! \v 24 Di sini ada anak gadis saya yang masih perawan dan gundik dari tamu saya. Biarlah saya bawa mereka keluar. Lakukanlah sesuka hati terhadap mereka. Tetapi jangan berbuat keji terhadap tamu saya ini!” \p \v 25 Namun, para preman itu tidak mau tahu. Maka orang Lewi itu mendorong gundiknya keluar. Mereka melecehkan dan memperkosa dia sepanjang malam sampai subuh. Ketika matahari mulai terbit, barulah mereka melepaskannya. \v 26 Perempuan itu pun kembali ke tempat suaminya bermalam. Dia jatuh tergeletak di depan pintu rumah sampai hari semakin terang. \p \v 27 Ketika suaminya bangun pagi itu dan membuka pintu untuk berangkat, dia mendapati gundiknya tergeletak di depan, dengan tangan memegang ambang pintu. \v 28 “Bangunlah,” katanya. “Kita mau berangkat.” Tetapi perempuan itu tidak menjawab. Lalu dia mengangkat mayat gundiknya itu, menaruhnya di atas keledai, dan berjalan pulang. \p \v 29 Sesampainya di rumah, orang Lewi itu mengambil pisau dan memotong-motong mayat itu menjadi dua belas bagian. Kemudian dia mengirim utusan-utusan untuk membawa potongan-potongan itu ke daerah setiap suku Israel. \p \v 30 Setiap orang yang melihat potongan mayat itu berkata, “Perbuatan keji seperti ini belum pernah terjadi sejak bangsa Israel keluar dari Mesir. Kita harus berpikir baik-baik! Mari kita berunding dan putuskan bagaimana kita harus bertindak!” \c 20 \s Perang saudara antara suku Benyamin dan suku Israel lainnya \p \v 1-3 Maka para pemimpin suku-suku Israel mengadakan pertemuan penting untuk seluruh umat TUHAN.\x + \xo 20:1-3 \xo*\xt Ul. 23:1\xt*\x* Semua suku berkumpul dan bersatu di hadapan TUHAN di Mispa. Hanya suku Benyamin yang sengaja tidak hadir di pertemuan itu. Tetapi yang lain semuanya datang, dari wilayah Dan di utara sampai Bersyeba di selatan, termasuk daerah Gilead. Pasukan yang hadir berjumlah 400.000 orang bersenjata pedang. Di sana, para pemimpin bertanya kepada suami dari perempuan yang mati itu, “Ceritakanlah kepada kami, bagaimana kejahatan itu terjadi?” \p \v 4 Jawabnya, “Saya dan gundik saya datang ke kota Gibea milik suku Benyamin untuk menginap di sana. \v 5 Malam harinya, orang kota itu mengepung rumah tempat kami bermalam untuk membunuh saya. Lalu mereka memperkosa gundik saya sampai dia mati. \v 6 Mayat itu saya potong-potong dan saya kirimkan ke seluruh wilayah Israel supaya semua tahu bahwa Gibea sudah melakukan perbuatan yang begitu hina dan keji di tengah-tengah bangsa Israel. \v 7 Jadi, hai umat Israel semuanya, pertimbangkanlah dan putuskanlah apa yang harus kita lakukan!” \p \v 8 Dengan serentak seluruh rakyat bangkit dan berseru, “Tidak ada seorang pun dari kita yang akan kembali ke kemah atau pulang ke rumah sebelum masalah ini dibereskan! \p \v 9 “Inilah yang akan kita lakukan terhadap Gibea: Kita akan mengundi untuk menentukan regu pasukan yang akan menyerang mereka. \v 10 Dan kita akan memilih sepersepuluh orang dari setiap suku Israel untuk menyediakan makanan bagi regu yang masuk pertempuran ini. Kekejian yang dilakukan warga Gibea terhadap Israel harus dibalas!” \v 11 Demikianlah seluruh bangsa Israel bersatu untuk menyerang Gibea. \p \v 12 Kemudian suku-suku Israel mengutus pembawa pesan ke seluruh suku Benyamin untuk menyampaikan, “Kalian harus mengakui bahwa orang-orangmu sudah melakukan kejahatan besar, dan hal itu harus dihukum! \v 13 Serahkanlah orang-orang bejat di Gibea itu untuk kita hukum mati, agar kejahatan ini terhapus dari Israel.” \p Akan tetapi, suku Benyamin tidak mau mendengarkan saudara-saudara mereka, yaitu umat Israel dari suku-suku lain. \v 14 Malahan, orang-orang Benyamin dari kota-kota lain berkumpul di Gibea untuk berperang melawan bangsa Israel. \v 15 Sebanyak 26.000 orang suku Benyamin bersenjata pedang berkumpul dari kota-kota lain saat itu, belum termasuk 700 pasukan terlatih dari Gibea. \v 16 Di antara semua pasukan itu, ada 700 orang kidal yang bisa menembakkan batu tanpa meleset sehelai rambut pun. \p \v 17 Sedangkan bangsa Israel selain suku Benyamin mengumpulkan 400.000 orang bersenjata pedang. Semuanya berpengalaman dalam perang. \p \v 18 Lalu pasukan Israel pergi mendaki ke Betel. Di situ mereka bertanya kepada Allah, “Siapakah di antara kami yang lebih dulu maju berperang melawan suku Benyamin?” \p TUHAN menjawab, “Suku Yehuda yang pertama.” \p \v 19 Besok paginya, pasukan Israel berangkat dan berkemah di dekat Gibea. \v 20 Mereka maju untuk menyerang suku Benyamin. Pasukan Israel itu membuat barisan perang menghadap ke Gibea. \v 21 Lalu keluarlah pasukan Benyamin dari Gibea dan membunuh 22.000 orang Israel pada hari itu juga. \p \v 22-23 Maka bangsa Israel pergi ke Betel dan menangis di hadapan TUHAN sampai malam. Mereka bertanya kepada TUHAN, “Oh TUHAN, perlukah kami berperang lagi melawan suku Benyamin, saudara kami sendiri?” \p Jawab TUHAN, “Maju dan lawanlah mereka.” Maka mereka mengumpulkan semangat dan kembali membuat barisan perang di tempat yang sama seperti hari pertama. \p \v 24 Pada hari yang kedua itu, bangsa Israel maju melawan suku Benyamin. \v 25 Lalu keluarlah pasukan Benyamin dari Gibea pada hari itu dan membunuh 18.000 tentara Israel. \p \v 26 Maka seluruh pasukan Israel pergi lagi ke Betel dan menangis di hadapan TUHAN. Di sana mereka berpuasa sampai malam serta mempersembahkan kurban yang dibakar habis dan kurban tanda damai kepada TUHAN. \v 27-28 Pada waktu itu, peti perjanjian Allah ada di sana. Imam yang melayani adalah Pinehas anak Eliezer, cucu Harun. Bangsa Israel pun bertanya kepada TUHAN, “Perlukah kami maju sekali lagi melawan suku Benyamin, saudara-saudara kami, atau haruskah kami berhenti?” \p TUHAN menjawab, “Majulah, karena besok Aku akan membuat kalian menang atas mereka.” \p \v 29 Maka bangsa Israel menempatkan sebagian pasukan mereka bersembunyi di sekeliling Gibea. \v 30 Pada hari yang ketiga itu, pasukan Israel kembali maju melawan suku Benyamin. Mereka membuat barisan perang menghadap ke Gibea seperti sebelumnya. \v 31 Lalu keluarlah pasukan Benyamin dari kota Gibea melawan pasukan Israel. Mereka terpancing oleh pasukan Israel untuk menjauh dari kota. Seperti sebelumnya, pasukan Benyamin mulai membunuh beberapa tentara Israel di padang-padang dan di sepanjang jalan utama, baik ke arah kota Betel maupun ke arah Gibea. Kira-kira tiga puluh pasukan Israel terbunuh. \p \v 32 Kata orang Benyamin, “Kita mengalahkan mereka seperti sebelumnya!” Tetapi sebenarnya pasukan Israel memang sengaja lari supaya orang Benyamin mengejar mereka semakin jauh dari kota. \p \v 33 Pasukan Israel itu mundur dari posisi mereka sampai ke Baal Tamar. Di situ mereka mengatur kembali barisan perang untuk melakukan serangan balik. Pada saat yang sama, pasukan Israel lainnya keluar dari tempat persembunyian mereka di sebelah barat Gibea \v 34 dan menyerang kota itu. Jumlah mereka sebanyak 10.000 pasukan Israel pilihan. Peperangan itu begitu sengit sehingga pasukan Benyamin tidak sadar bahwa sebentar lagi mereka akan binasa. \v 35 TUHAN membuat bangsa Israel menang atas suku Benyamin. Hari itu, pasukan Israel membunuh 25.100 tentara Benyamin. \s Strategi mengalahkan suku Benyamin \p \v 36 Akhirnya suku Benyamin sadar bahwa mereka sudah kalah. Pasukan Israel lari dari pasukan Benyamin supaya pasukan Benyamin terpancing menjauh dari kota. Dengan begitu, pasukan Israel yang bersembunyi di sekeliling Gibea bisa leluasa menyerang kota itu. \v 37 Mereka menyerbu ke dalam kota dan membunuh semua yang ada di sana. \v 38 Sebelum perang dimulai, pasukan yang bersembunyi itu sudah bersepakat dengan pasukan Israel utama, bahwa sesudah mereka menyerbu Gibea, mereka akan menaikkan asap tebal sebagai tanda \v 39 bahwa pasukan Israel utama harus berbalik menyerang. \p Waktu itu, pasukan Benyamin sudah mulai mengalahkan dan membunuh sekitar tiga puluh orang Israel. Mereka berseru, “Kita mengalahkan mereka seperti sebelumnya!” \v 40 Tetapi asap tebal mulai naik dari kota itu. Ketika pasukan Benyamin menengok ke belakang, kota itu sudah terbakar! Asapnya naik tinggi ke langit. \v 41 Saat itulah pasukan Israel yang utama berbalik menyerang Benyamin. Pasukan Benyamin sangat ketakutan karena mereka sadar bahwa kehancuran mereka sudah dekat. \v 42 Maka mereka berbalik dan kabur dari pasukan utama Israel. Mereka lari ke arah padang belantara. Tetapi orang Benyamin tidak berhasil lepas dari pertempuran itu. Pasukan Israel yang lain keluar dari Gibea dan menghabisi mereka di tengah jalan. \v 43 Karena dikepung, pasukan Benyamin tidak bisa lari jauh, dan kebanyakan terbunuh di sebelah timur Gibea. \v 44 Sebanyak 18.000 prajurit terbaik Benyamin mati dalam pertempuran itu. \v 45 Orang-orang yang tersisa berusaha melarikan diri ke bukit batu Rimon. Namun, pasukan Israel membunuh 5.000 tentara Benyamin di tengah jalan, dan 2.000 lagi ketika mengejar yang lain sampai ke Gidom. \p \v 46 Jadi, sebanyak 25.000 pasukan terbaik suku Benyamin gugur pada hari itu. \v 47 Hanya enam ratus orang yang berhasil kabur ke bukit batu Rimon di padang belantara. Mereka tinggal di sana selama empat bulan. \v 48 Kemudian bangsa Israel kembali dan menumpas segala milik suku Benyamin tanpa kecuali, baik manusia maupun binatang. Mereka juga membakar semua kota Benyamin. \c 21 \s Bangsa Israel menyediakan istri bagi suku Benyamin supaya mereka tidak punah \p \v 1-3 Pasukan Israel kembali ke tempat ibadah TUHAN di Betel dan duduk sambil menangis tersedu-sedu di hadapan Allah sampai malam. Mereka berseru, “Oh TUHAN, Allah Israel, mengapa ini sampai terjadi di Israel? Hari ini bangsa Israel kehilangan satu suku.” Mereka berkata begitu karena sebelumnya, ketika kesebelas suku Israel mengadakan pertemuan penting umat TUHAN di Mispa, mereka sudah berjanji dengan sumpah kepada TUHAN bahwa suku-suku Israel tidak akan menikahkan anak perempuan mereka dengan orang Benyamin. \p \v 4 Pagi-pagi sekali keesokan harinya, mereka membangun mezbah di sana dan mempersembahkan kurban yang dibakar habis dan kurban tanda damai. \v 5 Mereka bertanya, “Siapa dari suku-suku Israel yang tidak ikut hadir menghadap TUHAN waktu itu?” Mereka bertanya demikian karena sebelumnya mereka sudah berjanji dengan sumpah kepada TUHAN untuk menghukum mati orang-orang yang tidak menghadiri perkumpulan penting umat TUHAN di Mispa. \p \v 6 Mereka merasa kasihan kepada suku Benyamin, saudara mereka itu. Kata mereka, “Hari ini bangsa Israel kehilangan satu suku. \v 7 Dengan adanya sumpah janji kita kepada TUHAN untuk tidak menikahkan anak perempuan kita dengan mereka, bagaimana kita bisa menyediakan istri bagi orang-orang Benyamin yang tersisa?” \p \v 8-9 Kemudian mereka bertanya lagi, “Siapa di antara suku-suku Israel yang tidak menghadiri perkumpulan umat TUHAN di Mispa?” Kemudian mereka menghitung orang-orang yang sedang berkumpul di Betel. Maka didapatilah bahwa ternyata tidak ada warga kota Yabes di Gilead yang hadir di sana. \p \v 10-11 Maka mereka mengutus dua belas ribu pasukan terbaik mereka untuk membunuh seluruh penduduk Yabes, baik laki-laki, anak-anak, maupun semua perempuan yang sudah menikah. \v 12 Lalu mereka mendapatkan 400 orang perawan dari antara penduduk Yabes. Mereka membawa gadis-gadis itu ke perkemahan di Silo di daerah Kanaan. \p \v 13 Kemudian perkumpulan umat itu mengirim utusan kepada orang-orang Benyamin di bukit batu Rimon untuk menawarkan perdamaian. \v 14 Maka orang-orang Benyamin itu kembali, dan umat Israel memberikan gadis-gadis yang dibawa dari kota Yabes untuk menjadi istri mereka. Tetapi jumlah gadis itu tidak cukup untuk semua orang Benyamin yang tersisa. \p \v 15 Bangsa Israel merasa kasihan kepada suku Benyamin, karena TUHAN sudah membuat salah satu suku Israel hampir punah. \v 16 Kemudian tua-tua bangsa Israel bertanya, “Semua perempuan suku Benyamin sudah dibunuh, bagaimana kita bisa mendapatkan istri bagi sisa orang Benyamin selebihnya? \v 17 Mereka harus punya keturunan karena tanah suku Benyamin harus tetap diwariskan kepada keturunan mereka, supaya bangsa Israel tidak kehilangan satu suku. \v 18 Tetapi kita tidak boleh menikahkan anak perempuan kita dengan mereka karena kita sudah bersumpah, ‘Biarlah TUHAN mengutuk orang Israel yang memberikan anak perempuannya menjadi istri suku Benyamin.’” \p \v 19 Kemudian mereka berkata lagi, “Kita bisa memanfaatkan acara perayaan tahunan untuk TUHAN di Silo.” (Silo terletak di sebelah utara Betel, di sebelah selatan Lebona dan di sebelah timur jalan raya dari Betel menuju ke Sikem). \v 20 Maka mereka menyuruh orang-orang Benyamin, “Pergilah ke perayaan di Silo itu dan bersembunyilah di kebun-kebun anggur. \v 21 Waktu gadis-gadis kota Silo keluar untuk menari, kalian masing-masing keluarlah dari persembunyianmu di kebun anggur dan tangkaplah satu gadis. Kalian bisa membawa lari gadis itu ke wilayah suku Benyamin untuk menjadikan dia istrimu. \v 22 Kalau ayah atau saudara mereka menuntut hal itu kepada kami, kami akan menjawab mereka, ‘Mohon maklumi dan kasihanilah orang-orang Benyamin itu, karena kita tidak mendapatkan cukup banyak istri untuk mereka waktu kita memusnahkan kota Yabes. Kalian tidak melanggar perjanjian kita kepada TUHAN, karena kalian bukan dengan sengaja memberikan anak-anak perempuanmu kepada mereka.’” \p \v 23 Maka suku Benyamin berbuat demikian. Waktu perayaan di Silo, mereka masing-masing menculik salah satu gadis yang sedang menari dan membawanya pulang ke tanah warisan mereka. Lalu orang Benyamin membangun kembali kota-kota mereka. \p \v 24 Kemudian pertemuan suku-suku Israel itu selesai dan setiap orang pulang ke tanah warisan mereka masing-masing. \p \v 25 Demikianlah yang terjadi pada zaman itu di Israel. Waktu itu Israel tidak punya raja. Setiap orang melakukan apa yang dianggap benar di mata mereka masing-masing.