\id HEB \ide UTF-8 \h Ibrani \toc1 Surat kepada jemaat-jemaat bangsa Ibrani \toc2 Ibrani \toc3 Ibr. \mt1 Surat kepada jemaat-jemaat bangsa Ibrani \c 1 \s Allah sudah berbicara kepada kita melalui Anak-Nya \p \v 1 Dahulu, berulang kali Allah sudah berbicara kepada nenek moyang kita melalui para nabi dengan berbagai cara. Namun sekarang, di zaman akhir ini,\x + \xo 1:1 \xo*\xt 2Tim. 3:1; 1Kor. 10:11; 1Ptr. 4:17; 1Yoh. 2:18\xt*\x* Allah sudah berbicara kepada kita melalui Anak-Nya sendiri. \v 2 Anak-Nya itulah yang sejak semula sudah ditetapkan Allah untuk menguasai segala sesuatu. Bersama Allah Bapa, Dia menciptakan seluruh langit dan bumi. \v 3 Anak-Nya itu memancarkan kemuliaan Allah. Dia mencerminkan hakikat Allah secara nyata dan sempurna. Melalui perintah-Nya yang penuh kuasa, sang Anak Allah menopang seluruh ciptaan-Nya supaya tetap hidup dan bergerak.\x + \xo 1:3 \xo*\xt Kol. 1:17\xt*\x* Sesudah Dia mati untuk membersihkan kita dari dosa-dosa kita, Dia kembali ke surga lalu duduk di tempat yang paling terhormat di dekat Allah Mahamulia, yaitu di sebelah kanan-Nya. \v 4 Dengan demikian, jelaslah bahwa kedudukan Anak Allah jauh lebih tinggi daripada semua malaikat, dan hubungan antara sang Anak dengan Bapa-Nya jauh lebih dekat daripada hubungan Allah dengan para malaikat. \p \v 5 Sebab tidak pernah Allah berkata kepada malaikat, \q1 “Engkaulah Anak-Ku. \q2 Hari ini Aku menyatakan bahwa Akulah Bapa-Mu.”\x + \xo 1:5 \xo*\xt Mzm. 2:7 LXX\xt*\x* \m Dan tidak pernah juga Allah berbicara tentang malaikat mana pun seperti Dia berbicara tentang Anak-Nya, yakni, \q1 “Aku akan menjadi Bapa-Nya, \q2 dan Dia akan menjadi Anak-Ku.”\x + \xo 1:5 \xo*\xt 2Sam. 7:14 LXX\xt*\x* \m \v 6 Terlebih lagi, waktu Allah mengutus Anak-Nya yang sulung itu ke dalam dunia, Dia memerintahkan, \q1 “Sembahlah Anak-Ku, hai semua malaikat!”\x + \xo 1:6 \xo*\xt Ul. 32:43 LXX\xt*\x* \p \v 7 Namun, tentang para malaikat, Allah hanya berkata, \q1 “Kepada mereka Aku berikan kecepatan seperti angin \q2 dan kedahsyatan seperti nyala api untuk menjalankan tugas-tugas-Ku.”\x + \xo 1:7 \xo*\xt Mzm. 104:4 LXX\xt*\x* \m \v 8 Kepada Anak-Nya, Allah berkata, \q1 “Pemerintahan-Mu, ya Tuan Raja, berkuasa untuk selama-lamanya. \q2 Engkau memerintah dengan adil di seluruh kerajaan-Mu. \q1 \v 9 Engkau mencintai yang benar dan membenci yang jahat. \q1 Itu sebabnya Allah-Mu sudah mengurapi Engkau dengan minyak \q2 dan menjadikan Engkau Raja yang paling berbahagia melebihi semua penguasa lain.”\x + \xo 1:9 \xo*\xt Mzm. 45:6-7 LXX\xt*\x* \m \v 10 Allah juga mengatakan, bukan kepada malaikat, tetapi kepada Yesus Anak-Nya, \q1 “Engkau adalah Tuhan yang menciptakan dasar bumi, \q2 dan dengan tangan-Mu sendiri Engkau menjadikan segala sesuatu di langit. \q1 \v 11 Semua ciptaan itu akan lenyap, tetapi Engkau tetap ada untuk selama-lamanya. \q2 Semuanya itu akan rusak seperti pakaian lama, \q1 \v 12 dan kelak seluruh ciptaan yang sudah rusak itu akan Engkau gulung dan buang, bagaikan orang menggulung dan membuang pakaian usangnya. \q2 Lalu, seperti orang mengenakan pakaian baru, demikianlah Engkau akan mengganti dan memperbarui dunia ciptaan yang sudah rusak itu. \q1 Tetapi Engkau sendiri tidak akan pernah berubah, \q2 dan hidup-Mu tidak akan pernah berakhir.”\x + \xo 1:12 \xo*\xt Mzm. 102:25-27 LXX\xt*\x* \m \v 13 Sebaliknya, kepada malaikat, Allah tidak pernah berkata, \q1 “Duduklah di sebelah kanan-Ku dan memerintahlah sebagai Raja \q2 sampai Aku mengalahkan semua musuh-Mu dan menundukkan mereka di bawah kaki-Mu.”\x + \xo 1:13 \xo*\xt Mzm. 110:1 LXX; Mat. 22:44; Kis. 2:34-35; 1Kor. 15:25\xt*\x* \m \v 14 Para malaikat hanyalah roh-roh yang melayani Allah, yang diutus-Nya untuk menolong kita, orang-orang yang menerima keselamatan. \c 2 \s Jangan sia-siakan keselamatan yang kita terima melalui Yesus \p \v 1 Oleh sebab itu, marilah kita lebih sungguh-sungguh lagi memperhatikan dan menaati ajaran yang sudah kita terima dari Yesus, Anak Allah, supaya kita tidak ikut disesatkan oleh arus jahat dunia ini. \v 2-3 Karena kalau perintah Allah yang disampaikan kepada Musa melalui malaikat-malaikat pun harus ditaati, terlebih lagi ajaran yang disampaikan langsung oleh Anak Allah sendiri! Sejarah Israel menunjukkan bahwa seluruh hukum Taurat itu terbukti benar, dan siapa pun yang tidak taat akan menerima balasan dari Allah sesuai dengan perbuatannya. Jadi, kalau kita mengabaikan berita keselamatan yang disampaikan oleh Tuhan Yesus sendiri, jangan harap kita bisa lepas dari hukuman Allah! Apalagi, kita menerima berita keselamatan itu dari orang-orang pertama yang mendengarnya secara langsung dari Tuhan. Mereka sudah memberi kesaksian tegas kepada kita bahwa kabar itu benar. \v 4 Allah sendiri juga menguatkan kesaksian mereka dengan mengadakan berbagai keajaiban dan melalui beragam kemampuan rohani yang diberikan Roh Kudus kepada kita sesuai kehendak Allah. \s Kristus menjadi manusia demi keselamatan kita \p \v 5 Para malaikat tidak dipilih Allah untuk memerintah atas ‘dunia ciptaan baru’\x + \xo 2:5 \xo*\xt Ibr. 1:11-12\xt*\x* yang kita bicarakan tadi. \v 6 Tetapi dalam Kitab Suci tertulis bahwa seseorang berseru kepada Allah, \q1 “Ya Allah, mengapa Engkau peduli terhadap manusia? \q2 Kami hanyalah keturunan Adam\f + \fr 2:6 \fr*\fk keturunan Adam \fk*\ft Secara harfiah: anak manusia. Sebutan ini dalam kutipan Mzm. 8:4 digunakan dengan arti biasa dalam PL, yaitu ‘manusia biasa’, dan tidak merujuk kepada gelar Yesus yang TSI menerjemahkan sebagai ‘Sang Anak Adam’. Lihat catatan di Dan. 7:13 dan Mat. 8:20 CK.\ft*\f* yang bukan siapa-siapa! \q1 \v 7 Untuk sementara waktu, Engkau sudah membuat kedudukan kami lebih rendah daripada para malaikat, \q2 tetapi atas semua makhluk lain, Engkau sudah menjadikan kami seperti raja-raja yang mulia dan terhormat, \q1 \v 8 sebab Engkau sudah meletakkan segala sesuatu di bawah kuasa manusia.”\x + \xo 2:8 \xo*\xt Mzm. 8:4-5, 6b LXX\xt*\x* \b \p Memang Firman TUHAN itu mengatakan bahwa Allah sudah meletakkan “segala sesuatu” di bawah kuasa manusia, artinya tidak ada roh atau makhluk lain yang tidak tunduk kepada kita. Namun, sekarang kita belum melihat secara nyata bahwa manusia memerintah “seperti raja” atas “segala sesuatu.” \v 9 Tetapi kenyataan yang sudah kita lihat sekarang adalah Yesus! Seperti kata Firman Allah tadi, waktu Kristus hidup di dunia ini, “untuk sementara waktu Dia sudah dibuat lebih rendah kedudukannya daripada para malaikat.” Namun, kini Allah sudah memahkotai Dia dengan mahkota kerajaan di surga. Berarti sekarang Dialah “Raja yang mulia dan terhormat” atas “segala sesuatu.” Kristus menerima kehormatan itu karena Dia sudah mengurbankan hidup-Nya sendiri demi kita semua, sesuai dengan kebaikan hati Allah kepada kita. \p \v 10 Allah, sebagai Sang Pencipta yang menjadikan segala sesuatu bagi kemuliaan-Nya, layak untuk dipuji dan dimuliakan oleh banyak anak. Untuk mencapai tujuan itu, Allah menetapkan bahwa Yesus, sebagai Perintis Keselamatan kita, harus melalui penderitaan agar layak menjadi Penyelamat. \v 11 Sesuai rencana Allah Bapa, kita yang diselamatkan sudah termasuk anggota keluarga-Nya, karena kita disucikan oleh Sang Anak. Itulah sebabnya, Yesus tidak malu mengakui kita sebagai saudara-saudari-Nya \v 12 ketika Dia berkata kepada Allah, \q1 “Ya Allah, Aku akan memperkenalkan Engkau kepada saudara-saudari-Ku. \q2 Di antara kumpulan seluruh umat-Mu, Aku akan menyanyikan pujian bagi-Mu.”\x + \xo 2:12 \xo*\xt Mzm. 22:22 LXX\xt*\x* \m \v 13 Dia juga berkata, \q1 “Aku akan tetap percaya pada pertolongan Allah.” \m Dan lagi, \q1 “Inilah Aku, bersama anak-anak yang sudah Allah berikan kepada-Ku.”\x + \xo 2:13 \xo*\xt Yes. 8:17b-18a LXX\xt*\x* \b \p \v 14 Perhatikanlah bahwa kita yang disebut Yesus sebagai anak-anak-Nya adalah manusia biasa yang terdiri dari daging dan darah. Oleh karena itu, tepatlah bila Yesus sendiri menjadi manusia dengan tubuh yang sama seperti kita, agar melalui kematian-Nya, Dia bisa menghancurkan kuasa iblis atas kematian. \v 15 Dengan cara itulah Yesus sudah membebaskan kita yang sebelumnya dikuasai oleh rasa takut akan maut sepanjang hidup kita. \v 16 Sudah jelas bahwa yang dibebaskan bukanlah para malaikat, melainkan kita yang adalah keturunan Abraham. \v 17 Itulah sebabnya Yesus harus menjadi manusia, agar dalam segala hal Dia menjadi sama seperti kita saudara-saudari-Nya. Dengan begitu, Dia bisa menjadi Imam Agung bagi kita, Imam yang penuh belas kasih dan sangat setia menjalankan tugas itu di hadapan Allah. Sebagaimana sebelumnya para imam selalu membawa darah hewan kurban untuk mendamaikan manusia dengan Allah, demikianlah sekarang Imam Agung kita Yesus sudah mendamaikan kita dengan Allah melalui darah-Nya sendiri. \v 18 Dan karena Yesus pernah menderita serta mengalami pencobaan, Dia mengerti kelemahan kita dan sanggup menolong kita yang sering dicobai. \c 3 \s Yesus jauh lebih besar daripada Musa \p \v 1 Jadi Saudara-saudari, karena Allah sudah memanggil kita untuk menjadi umat-Nya dan mendapat bagian dalam kerajaan surga, marilah kita lebih mengenal Kristus Yesus, yang sudah diutus Allah bagi kita dan yang sekarang sudah menjadi Imam Agung kita. \v 2 Yesus menjalankan tugas-Nya itu dengan setia, sebagaimana Musa juga sudah melayani dengan setia dalam tugasnya sebagai pemimpin umat Israel. \v 3 Namun, Yesus jauh lebih layak dihormati daripada Musa. Karena Musa ibarat pengurus dalam keluarga besar, sedangkan Yesus adalah Kepala yang membangun keluarga itu. \v 4 Memang kalau ada keluarga, tentu ada juga kepala yang membangunnya. Tetapi Allahlah yang mendirikan segala sesuatu. \v 5 Musa memang setia dalam pelayanannya bagi keluarga Allah, tetapi dia hanyalah pengurus, dan pelayanan Musa hanya menggambarkan berita yang akan Allah sampaikan kepada kita melalui Kristus. \v 6 Tetapi Kristus sendiri adalah Anak Sulung Allah yang setia dan bertanggung jawab penuh atas keluarga-Nya. Kitalah keluarga-Nya itu, asalkan kita tetap berpegang teguh pada keyakinan dan berani bersaksi tentang pengharapan kita sampai akhir. \s Cara memasuki ‘negeri tenang’ Allah \p \v 7 Karena itu, ingatlah yang dikatakan Roh Kudus dalam Kitab Suci, \q1 “Hari ini, ketika kamu mendengar suara TUHAN, \q2 \v 8 janganlah keraskan hatimu seperti nenek moyangmu, \q2 ketika mereka memberontak melawan Aku dan menguji kesabaran-Ku dalam perjalanan di padang belantara. \q1 \v 9 Empat puluh tahun lamanya mereka melihat banyak keajaiban yang Aku buat, \q2 namun tetap saja mereka menguji kesabaran-Ku. \q1 \v 10 Maka sangat murkalah Aku kepada mereka semua \q2 dan berkata, ‘Hati mereka selalu ingin menyimpang ke jalan sesat. \q2 Mereka selalu menolak untuk taat pada perintah-perintah-Ku.’ \q1 \v 11 Jadi, dalam murka itu Aku bersumpah, \q2 ‘Mereka tidak akan pernah memasuki negeri-Ku yang tenang.’”\f + \fr 3:11 \fr*\fk negeri … tenang \fk*\ft Kutipan ayat 7b-11 diambil dari Mzm. 95:7b-11 LXX. Penulis Mazmur berbicara tentang tanah perjanjian yang diberikan Allah kepada umat Israel sesuai janji-Nya kepada Abraham dan keturunannya, yaitu negeri Kanaan. Tetapi penulis Surat Ibrani menggunakan ayat ini dengan arti rohani yang akan dijelaskan secara panjang lebar di pasal 4.\ft*\f* \b \p \v 12 Jadi, Saudara-saudari, berjaga-jagalah supaya jangan ada di antara kalian yang mempunyai hati jahat yang menolak untuk percaya, sehingga kalian berhenti menaati Allah yang hidup. \v 13 Kuatkanlah satu sama lain setiap hari. Firman TUHAN tadi dimulai dengan kata “Hari ini.” Maka setiap hari, selama masih bisa disebut “hari ini,” berjaga-jagalah supaya tidak seorang pun di antara kalian mengeraskan hati karena tertipu oleh dosa-dosanya sendiri. \v 14 Karena kita sudah mendapat bagian bersama Kristus, asalkan kita tetap berpegang pada keyakinan kita sampai akhir, sama seperti ketika kita pertama kali percaya kepada-Nya. \v 15 Hal itu sesuai dengan Firman TUHAN yang saya kutip di atas, \q1 “Hari ini, ketika kamu mendengar suara-Ku, \q2 janganlah keraskan hatimu seperti nenek moyangmu, \q2 ketika mereka memberontak melawan Aku.”\x + \xo 3:15 \xo*\xt Mzm. 95:7b-8 LXX; Ibr. 3:7-8\xt*\x* \p \v 16 Siapakah “mereka” yang mendengar suara Allah dan tetap melawan-Nya? Semua nenek moyang kita yang dipimpin Musa keluar dari Mesir! \v 17 Dan kepada siapakah Allah sangat marah selama empat puluh tahun? Kepada nenek moyang kita yang sudah berdosa! Karena itulah mayat mereka berserakan sepanjang jalan di padang belantara. \v 18 Lalu siapakah yang dimaksud Allah waktu Dia bersumpah, “Mereka tidak akan pernah memasuki negeri tenang yang sudah Aku siapkan bagi mereka”? Ya, orang-orang itu, yang menolak untuk taat kepada-Nya. \v 19 Jadi, jelaslah bahwa nenek moyang kita tidak diizinkan masuk ke negeri itu karena mereka tidak mau percaya kepada Allah. \c 4 \p \v 1 Hendaklah pengalaman mereka itu membuatmu takut! ‘Hari ini’\x + \xo 4:1 \xo*\xt Ibr. 3:7\xt*\x* janji Allah tentang kesempatan memasuki ‘negeri tenang’\x + \xo 4:1 \xo*\xt Ibr. 3:11\xt*\x* itu masih berlaku bagi kita. Oleh karena itu, jangan sampai ada yang gagal mendapatkannya! \v 2 Sebab kita sudah menerima berita keselamatan dari Kristus sama seperti nenek moyang kita mendengar berita keselamatan dari Musa. Perbedaannya, bagi kebanyakan mereka berita itu tidak ada gunanya karena mereka tidak percaya seperti sebagian kecil yang percaya. \v 3 Tetapi kita yang percaya dipersilakan untuk masuk sekarang\f + \fr 4:3 \fr*\fk masuk sekarang \fk*\ft Dalam bahasa Yunani, kata kerja ‘masuk’ di sini bukan untuk waktu yang akan datang, melainkan untuk masa sekarang, yang secara harfiah dapat diterjemahkan ‘sedang masuk’. Artinya ayat ini tidak hanya berbicara tentang surga di masa depan, tetapi ketenangan ini juga kita alami sekarang di dalam dunia.\ft*\f* dan mendapatkan ketenangan yang luar biasa dalam perlindungan Allah. Kita tidak seperti umat Israel yang gagal mendapatkan ketenangan itu. Seperti kata Firman Allah, \q1 “Jadi, dalam murka itu Aku bersumpah, \q2 ‘Mereka tidak akan pernah memasuki negeri-Ku yang tenang.’”\x + \xo 4:3 \xo*\xt Mzm. 95:11; Ibr. 3:11\xt*\x* \m Dia berkata begitu walaupun negeri itu sudah disiapkan bagi umat-Nya, karena segala sesuatu yang dikerjakan Allah sudah selesai sejak penciptaan dunia ini. \v 4 Dari mana kita tahu? Karena Allah sudah berkata dalam Kitab Suci, \mi “Dan pada hari ketujuh Allah berhenti dari semua pekerjaan-Nya dalam menciptakan segala sesuatu.”\x + \xo 4:4 \xo*\xt Kej. 2:2\xt*\x* \m \v 5 Namun tentang perhentian itu, ayat lain menuliskan, \q2 “Mereka tidak akan pernah masuk ke dalam negeri-Ku yang tenang.”\x + \xo 4:5 \xo*\xt Mzm. 95:11; Ibr. 3:11\xt*\x* \p \v 6 Artinya, negeri itu masih terbuka dan kita masih mempunyai kesempatan untuk masuk ke situ. Nenek moyang kita yang sudah lebih dulu mendengar Kabar Baik justru gagal untuk masuk karena mereka tidak mau percaya kepada Allah. \v 7 Karena itu, bertahun-tahun kemudian Allah menentukan lagi suatu hari yang lain sebagai kesempatan untuk memasuki negeri itu, yakni ayat dari Mazmur tadi yang menyebutkan “hari ini,” di mana Allah berbicara tentang hari tersebut melalui Raja Daud, \q1 “Hari ini, ketika kamu mendengar suara-Ku, \q2 janganlah keraskan hatimu seperti nenek moyangmu.”\x + \xo 4:7 \xo*\xt Mzm. 95:7b-8; Ibr. 3:7-8, 13; 4:1\xt*\x* \m \v 8 Seandainya Yosua\f + \fr 4:8 \fr*\fk Yosua \fk*\ft Sesudah Musa meninggal, Yosua menjadi pemimpin orang Israel. Dialah yang memimpin bangsa itu masuk ke negeri Kanaan yang sudah dijanjikan Allah kepada mereka.\ft*\f* sudah berhasil membawa bangsa Israel masuk ke ‘negeri tenang’ yang dijanjikan Allah, maka tidak mungkin Allah menentukan kesempatan lain untuk masuk ke sana! \v 9 Hal itu menunjukkan bahwa masih ada kesempatan bagi kita umat Allah untuk memasuki ‘negeri tenang’ milik Allah itu— suatu ketenangan rohani yang bisa digambarkan seperti berhenti bekerja pada hari Sabat. \v 10 Semua yang masuk ke negeri itu beristirahat dari segala pekerjaan mereka masing-masing,\f + \fr 4:10 \fr*\fk beristirahat dari segala pekerjaan … \fk*\ft Maksud penulis bisa dibandingkan dengan gambaran bahwa kita “secara rohani sudah diangkat ke surga” di mana kita “sudah duduk bersama Raja kita Yesus” (Ef. 2:6, 8-10).\ft*\f* sama seperti Allah sampai sekarang masih berhenti dari segala pekerjaan-Nya sejak hari ketujuh yang pertama dulu. \v 11 Karena itu, marilah kita dengan tekun berusaha untuk memastikan bahwa kita sudah masuk dan tinggal di dalam ‘negeri tenang’ itu. Jangan ada seorang pun yang gagal seperti nenek moyang kita, karena mereka menolak percaya kepada Allah. \p \v 12 Sekarang jelaslah bahwa Firman Allah sungguh hidup dan berkuasa! Kekuatannya lebih tajam daripada pedang bermata dua yang paling tajam sekalipun. Firman Allah sangat berkuasa sampai bisa menembus batin kita, sehingga dapat menyingkapkan pikiran, keinginan, dan niat hati kita yang sebenarnya.\f + \fr 4:12 \fr*\fk menembus batin kita, … \fk*\ft Secara harfiah: “menusuk sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum, dan menghakimi pikiran-pikiran hati kita.” Penulis Surat Ibrani menggunakan bagian tubuh ‘sendi-sendi dan sumsum’ sebagai kiasan yang melambangkan perbedaan yang sangat tersembunyi atau sangat dalam pada hati nurani dan kehidupan rohani kita.\ft*\f* \v 13 Tidak ada makhluk yang dapat menyembunyikan diri dari Allah. Segala sesuatu terlihat jelas oleh Dia, bahkan seluruh isi hati kita terbuka di hadapan-Nya. Kelak, setiap orang akan berdiri dan memberi pertanggungjawaban kepada-Nya. \s Yesus sangat tepat menjadi Imam Agung bagi kita \p \v 14 Bersyukurlah karena kita memiliki Imam Agung yang luar biasa, yaitu Yesus Anak Allah, yang sudah mendahului kita ke surga. Oleh sebab itu, marilah kita tetap berpegang teguh kepada Yesus sesuai dengan keyakinan yang sudah kita akui. \v 15 Meskipun Imam Agung kita itu ada di surga, Dia bisa turut merasakan semua kelemahan kita, karena Dia pernah hidup di dunia ini dan mengalami segala macam pencobaan sama seperti kita. Bedanya, Dia tidak pernah berdosa. \v 16 Jadi, hendaklah kita menghadap takhta Allah tanpa rasa takut, karena Dia menerima kita dengan kebaikan hati-Nya. Pada saat kita memerlukan pertolongan, Allah akan berbelas kasih dan menunjukkan kebaikan hati-Nya kepada kita. \c 5 \p \v 1 Setiap imam besar agama Yahudi dipilih dari antara orang biasa. Lalu dia bertugas menjadi perantara bagi manusia dengan Allah, untuk mempersembahkan kepada-Nya berbagai pemberian dari manusia dan kurban-kurban penghapus dosa sesuai dengan peraturan hukum Taurat. \v 2 Setiap imam besar dapat berpengertian terhadap sesamanya manusia yang tidak paham kehendak Allah dan berbuat salah, karena imam itu sendiri juga manusia biasa yang penuh dengan kelemahan. \v 3 Itulah sebabnya, sebelum mempersembahkan kurban untuk dosa sesamanya, dia harus lebih dulu mempersembahkan kurban untuk dosanya sendiri. \p \v 4 Menjadi imam besar merupakan suatu kehormatan tinggi, karena seseorang tidak bisa mengangkat dirinya sendiri untuk jabatan itu, tetapi Allahlah yang memilih dia, sama seperti Harun pada zaman dulu. \v 5 Begitu juga dengan Kristus. Dia tidak mengangkat diri-Nya menjadi Imam Agung, tetapi Allah sendiri yang memilih-Nya untuk jabatan terhormat itu ketika Dia berkata kepada Kristus, \q1 “Engkau adalah Anak-Ku. \q2 Hari ini Aku mengumumkan bahwa Akulah Bapa-Mu.”\x + \xo 5:5 \xo*\xt Mzm. 2:7 LXX; Ibr. 1:5\xt*\x* \m \v 6 Di dalam ayat yang lain, Allah juga berkata kepada-Nya, \q1 “Engkau menjabat sebagai imam untuk selamanya sesuai dengan pola pengangkatan Imam Melkisedek dahulu.”\x + \xo 5:6 \xo*\xt Mzm. 110:4 LXX\xt*\x* \p \v 7 Ketika Yesus hidup di dunia ini, Dia selalu berdoa memohon pertolongan Allah dengan banyak tangisan dan air mata, karena Dia percaya bahwa Allah sanggup menyelamatkan-Nya dari kematian. Dan Allah menjawab permohonan-Nya itu, karena Yesus selalu menghormati Allah. \v 8 Meskipun Yesus adalah Anak Allah, Dia rela menderita sebagai bentuk ketaatan-Nya kepada Allah. \v 9-10 Dengan demikian, terbuktilah dengan sempurna bahwa Kristus layak menjabat sebagai Imam Agung kita dan menjadi sumber keselamatan kekal bagi setiap orang yang taat kepada-Nya. Hal itu terjadi bukan karena Dia keturunan Imam Besar Harun, melainkan menurut pola pengangkatan Imam Melkisedek. \s Nasihat untuk bertumbuh dewasa secara rohani \p \v 11 Sebenarnya masih banyak hal tentang Yesus dan Melkisedek yang ingin saya sampaikan kepada kalian. Namun, hal-hal itu tidak mudah dijelaskan, karena saya tahu kalian sudah tidak mau berusaha untuk mengerti. \v 12 Dilihat dari waktu, semestinya kalian sudah bisa menjadi guru, tetapi sampai sekarang kalian masih perlu diajar tentang dasar-dasar Firman Allah. Kalian masih seperti bayi yang hanya bisa minum susu dan belum bisa makan makanan keras. \v 13 Karena siapa pun yang masih minum susu saja berarti dia masih bayi. Orang seperti itu belum siap menerima ajaran-ajaran yang lebih tinggi, sebab dia belum terlatih untuk mengenali ajaran mana yang memimpin kepada hidup benar. \v 14 Akan tetapi, orang-orang yang dewasa secara rohani siap menerima ajaran-ajaran yang lebih tinggi, karena mereka sudah melatih diri untuk membedakan ajaran yang benar dan ajaran yang jahat. \c 6 \p \v 1 Jadi, karena kalian memerlukan ajaran-ajaran yang mendewasakanmu secara rohani, saya tidak akan mengulangi lagi ajaran-ajaran dasar tentang Kristus. Marilah kita sekarang meningkatkan pemahaman kepada ajaran yang lebih tinggi. Saya tidak akan mengulangi ajaran-ajaran dasar ini: \li1 tentang pertobatan dari segala macam perbuatan yang mematikan orang secara rohani,\f + \fr 6:1 \fr*\fk perbuatan yang mematikan … rohani \fk*\ft Secara harfiah: perbuatan mati. Penulis Surat Ibrani menggunakan perkataan yang sama dalam 9:14. Sekitar lima puluh persen penafsir mengatakan bahwa yang dimaksud perbuatan mati adalah melakukan peraturan-peraturan lama agama Yahudi. Dalam tafsiran ini kata ‘perbuatan mati’ dapat diartikan ‘perbuatan sia-sia’ (2Kor. 3:6; Gal. 4:8-12 CK). Sebagian penafsir lain beranggapan bahwa perbuatan mati adalah segala macam perbuatan yang jahat, dan memang perbuatan jahat juga membawa kita pada kematian rohani.\ft*\f* \li1 tentang percaya kepada Allah, \li1 \v 2 tentang perbedaan antara baptisan agama Yahudi, baptisan Yohanes, dan baptisan sebagai pengikut Kristus, \li1 tentang berbagai macam pemberkatan dengan menumpangkan tangan,\f + \fr 6:2 \fr*\fk berbagai macam pemberkatan … menumpangkan tangan \fk*\ft Yang dimaksud adalah ajaran tentang berbagai macam pemberkatan yang biasanya hanya dilakukan oleh para pemimpin jemaat dengan menumpangkan tangan pada orang yang didoakan, antara lain pemberkatan baptisan, pemberkatan untuk meminta urapan atau kemampuan rohani dari Roh Allah, pemberkatan untuk menjadi pemimpin, pengerja, atau utusan jemaat, dan segala macam pemberkatan secara umum seperti mendoakan orang sakit.\ft*\f* \li1 tentang kebangkitan orang mati,\x + \xo 6:2 \xo*\xt 1Tes. 4:13-18; 1Kor. 15:12-54\xt*\x* \li1 dan tentang hukuman kekal yang akan diberikan Allah kepada setiap orang berdosa. \m \v 3 Dengan pertolongan Allah, saya hendak memberikan ajaran yang lebih tinggi untuk mendewasakan kalian secara rohani! \p \v 4-6 Hati-hatilah! Jangan sampai ada di antara kalian yang kembali pada kehidupan yang gelap! Karena orang yang seperti itu tidak mungkin kita bimbing kembali untuk bertobat seperti ketika dia baru mengikut Kristus. Dia sudah pernah menerima kebaikan hati Allah melalui Yesus dan sudah mengalami pertolongan Roh Kudus. Dia juga sudah mencicipi indahnya Firman Allah serta kemampuan-kemampuan rohani yang akan kita nikmati pada zaman yang akan datang. Kalau orang seperti itu meninggalkan Kristus, tidak mungkin dia bertobat lagi. Karena ketika dia meninggalkan Kristus, dia seakan menginjak-injak Anak Allah di muka umum. Bila orang seperti itu hendak bertobat, dia seolah menyuruh Yesus, “Salibkanlah diri-Mu sekali lagi bagiku, supaya Engkau menebus dosa-dosa yang aku perbuat selama meninggalkan Engkau!” \p \v 7 Kehidupan rohani kita ibarat ladang. Ketika sebuah ladang menerima berkat hujan dari Allah, lalu menjadi subur dan menghasilkan banyak tanaman bagi para petani, maka Allah akan terus memberkati ladang itu. \v 8 Namun, kalau hasilnya hanya alang-alang dan tanaman berduri, maka ladang itu akan dianggap tidak berguna, dan akhirnya dikutuk Allah lalu dibakar. \p \v 9 Saudara-saudari yang terkasih, janganlah kecewa! Meskipun saya menuliskan hal-hal yang keras tadi kepada kalian, saya yakin bahwa kalian bukanlah orang-orang yang meninggalkan Yesus. Kalian termasuk bagian dari kita yang diselamatkan. \v 10 Allah itu adil. Dia selalu ingat apa pun yang sudah kamu lakukan bagi-Nya, terutama ketika kamu berbuat kasih kepada sesama umat Allah untuk memuliakan Dia. Allah memperhatikan bagaimana kamu sudah sering melayani mereka dan masih terus melakukannya sampai sekarang. Dia tidak akan pernah lupa memberkatimu. \v 11 Yang sangat saya harapkan adalah supaya kamu terus bersemangat dalam berbuat kasih sampai akhir hidupmu, karena dengan begitu, kamu memastikan bahwa di surga nanti kamu akan menerima apa yang kita harapkan. \v 12 Jangan malas berjuang. Ikutilah teladan saudara-saudari seiman kita yang sudah lebih dulu meninggal dunia dan sekarang hidup bersama Tuhan Yesus. Perhatikanlah bahwa mereka teguh bertahan dalam keyakinan penuh kepada Kristus sampai akhir hidup mereka. Pikirkanlah betapa sekarang mereka sedang menikmati semua janji Allah. \s Allah tidak pernah ingkar janji \p \v 13-15 Abraham adalah contoh bagi kita. Allah berjanji kepadanya dengan “bersumpah demi diri-Nya sendiri,” sewaktu Allah berkata, \mi “Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri: Aku sungguh-sungguh berjanji akan memberkatimu dan memberikan banyak keturunan kepadamu.”\x + \xo 6:13-15 \xo*\xt Kej. 22:16-17 LXX\xt*\x* \m Sesudah menunggu dengan sabar dan penuh keyakinan, Abraham pun menerima janji Allah itu. Yang membuat dia yakin akan janji tersebut adalah karena Allah menguatkan janji-Nya dengan “bersumpah demi diri-Nya sendiri.” Memang tidak ada yang lebih besar daripada Allah. Itulah sebabnya Dia menguatkan janji-Nya atas nama diri-Nya sendiri. \p \v 16 Kita tahu bahwa ketika manusia bersumpah, mereka tentu menyebut nama seseorang yang lebih berkuasa, dan biasanya menyebut nama Allah. Bila di pengadilan seseorang bersumpah dengan menyebut nama Allah, itu sumpah yang tertinggi dan kesaksiannya dianggap benar. \v 17 Demikian juga, waktu Allah hendak menguatkan kebenaran janji-Nya, Dia menguatkan janji itu dengan sumpah. Karena Dia ingin supaya kita, keturunan Abraham secara rohani, meyakini bahwa apa pun yang Allah janjikan pasti ditepati. \v 18 Itulah sebabnya Allah sudah memberikan janji dan sumpah-Nya. Dua hal itu tidak mungkin berubah karena Allah mustahil berdusta. Dengan begitu, kita yang bergantung penuh\f + \fr 6:18 \fr*\fk bergantung penuh … \fk*\ft Secara harfiah: “lari untuk berlindung (dari bahaya) dan memegang …” Perkataan ini merupakan kiasan dari situasi dalam PL, ketika orang-orang yang diancam hukuman mati melarikan diri ke dalam rumah Allah dan memegang sudut-sudut mezbah untuk berlindung. Lihat 1Raj. 1:50, 1Raj. 2:28, Mzm. 61:4, dan Ams. 18:10.\ft*\f* pada kebaikan hati Allah mendapat kekuatan karena pengharapan bahwa Allah pasti menepati semua janji-Nya kepada kita! \v 19-20 Biarlah harapan itu berfungsi seperti jangkar yang mengamankan diri kita, supaya kita terpancang kuat dan tidak terbawa oleh arus apa pun. Karena Pengharapan kita yang sebenarnya adalah Yesus sendiri. Dia sudah membuka jalan bagi kita ke dalam ruang mahakudus di rumah Allah di surga. Jadi, sekarang kita bisa langsung mendekat kepada-Nya melalui doa, karena Yesus sudah bertugas sebagai Imam Agung bagi kita untuk selama-lamanya, sesuai dengan pola Imam Melkisedek. \c 7 \s Imam Melkisedek lebih besar daripada Abraham \p \v 1 Melkisedek adalah raja kota Salem sekaligus imam Allah Yang Mahatinggi. Dialah yang bertemu dengan Abraham ketika Abraham dan teman-temannya kembali dari peperangan mengalahkan semua pasukan dari beberapa kerajaan. Pada hari itu, Melkisedek memberkati Abraham,\x + \xo 7:1 \xo*\xt Kej. 14:17-20\xt*\x* \v 2 dan Abraham memberikan kepada Melkisedek sepersepuluh dari semua harta yang direbutnya dalam peperangan. Nama Melkisedek berarti ‘raja keadilan’, sedangkan nama kotanya adalah Salem, yang berarti ‘damai’. Jadi, bisa dikatakan bahwa dia juga ‘raja kedamaian’. \v 3 Dalam Kitab Suci tidak ada catatan mengenai siapa orangtuanya maupun para leluhurnya. Tidak ada keterangan tentang kelahirannya dan tidak pernah diceritakan kapan dia mati. Karena itu, imam Melkisedek bisa diibaratkan seperti Anak Allah sendiri, yang bertugas sebagai imam untuk selamanya. \p \v 4 Dari kejadian itu, tampaklah bahwa Melkisedek memang orang yang sangat penting. Karena Abraham, nenek moyang kita yang terhormat, memberikan kepada Melkisedek sepersepuluh dari semua harta terbaik yang dia rampas dalam perang. \v 5 Di kemudian hari, hukum Taurat mengatakan, “Hanya para pelayan rumah TUHAN, yaitu orang-orang suku Lewi, yang berhak menerima perpuluhan dari umat Israel.”\x + \xo 7:5 \xo*\xt Bil. 18:21\xt*\x* Mereka menerima perpuluhan itu dari saudara-saudari mereka sendiri yang sama-sama keturunan Abraham. \v 6 Tetapi Melkisedek menerima perpuluhan dari Abraham, padahal dia bukan orang Lewi. Melkisedek bahkan juga memberkati Abraham, seorang yang sudah menerima langsung janji-janji Allah. \v 7 Dan kita semua tahu bahwa orang yang memberkati selalu lebih besar daripada yang menerima berkat. \p \v 8 Pikirkan juga perbedaan ini: Para pelayan dari suku Lewi itu, yang menerima perpuluhan, hanyalah manusia biasa yang akan mati, sedangkan kesaksian Firman TUHAN tentang Melkisedek mengatakan bahwa dia hidup selamanya. \v 9 Lagipula boleh dikatakan bahwa Lewi sendiri, yaitu nenek moyang mereka yang berhak menerima perpuluhan, juga membayar perpuluhan kepada Melkisedek melalui Abraham. \v 10 Karena Lewi yang saat itu belum lahir diperhitungkan sudah ada dalam tubuh Abraham waktu Abraham bertemu Melkisedek dan memberikan perpuluhan. \s Yesus adalah Imam sesuai pola Melkisedek \p \v 11 Kesimpulannya: Ternyata kesempurnaan rohani tidak bisa dicapai melalui pelayanan para imam keturunan Lewi, biarpun pelayanan mereka sesuai dengan hukum Taurat. Seandainya kesempurnaan rohani memang bisa dicapai melalui mereka, Allah tidak perlu mengutus Imam lain yang bukan berasal dari keturunan Lewi dan Harun. \v 12 Nah, kalau Allah mengutus Imam dengan pola yang berbeda dari yang sudah ditentukan, berarti hukum Taurat sudah mengalami perubahan. \v 13-14 Maksud saya, Tuhan kita Yesus tidak berasal dari suku Lewi, tetapi suku Yehuda. Orang-orang dari suku Yehuda tidak pernah melayani persembahan kurban di atas mezbah di rumah Allah, dan hukum Taurat tidak pernah mengizinkan orang dari suku itu untuk menjabat sebagai imam. \p \v 15 Perbedaan tersebut semakin jelas ketika kita menyadari bahwa Imam yang baru ini adalah seperti Melkisedek. \v 16 Dia diangkat sebagai Imam Agung bukan karena peraturan lama yang berdasarkan keturunan jasmani, melainkan karena Dia memiliki kuasa yang tidak dapat dibinasakan, yaitu kuasa untuk hidup selama-lamanya. \v 17 Tentang Dia, Kitab Suci menuliskan, \q1 “Engkau menjabat sebagai imam untuk selamanya sesuai dengan pola pengangkatan Imam Melkisedek dahulu.”\x + \xo 7:17 \xo*\xt Mzm. 110:4 LXX; Ibr. 5:6\xt*\x* \p \v 18 Jadi, sekarang kita melihat bahwa Hukum yang lama sudah dibatalkan, sebab Hukum itu terlalu lemah dan tidak berguna. \v 19 Karena tidak seorang pun dapat menjadi sempurna di mata Allah dengan menaati hukum Taurat. Sekarang, jalan baru sudah dibukakan bagi kita untuk mencapai apa yang kita harapkan, dan melaluinya kita bisa datang langsung ke hadapan Allah. \p \v 20-21 Kita dapat semakin yakin akan jalan yang baru ini, yaitu jalan melalui Imam Agung kita Yesus, karena Dia disahkan oleh Allah dengan sumpah, sedangkan para imam lain diangkat tanpa sumpah. Allah bersumpah kepada Yesus seperti yang tertulis dalam Mazmur Daud, \q1 “TUHAN sudah berjanji dengan sumpah dan Dia tidak akan berubah pikiran, \q2 ‘Engkau menjabat sebagai Imam untuk selama-lamanya sesuai dengan pola pengangkatan Imam Melkisedek dahulu.’”\x + \xo 7:20-21 \xo*\xt Mzm. 110:4 LXX; Ibr. 5:6; 7:17\xt*\x* \m \v 22 Jadi, karena Allah bersumpah demikian, nyatalah bahwa perjanjian yang baru ini lebih terjamin daripada perjanjian-perjanjian yang lama dengan nenek moyang Israel. Dan nyatalah juga bahwa Yesus adalah Perantara\f + \fr 7:22 \fr*\fk Perantara \fk*\ft Kata yang diterjemahkan ‘Perantara’ juga bisa berarti ‘Sponsor’ atau ‘Penjamin.’\ft*\f* kita dalam perjanjian yang baru. \p \v 23 Lagipula, dalam jabatan keimaman suku Lewi selalu ada pergantian imam besar, karena setiap imam pada akhirnya mati sehingga tidak bisa terus menjabat. \v 24 Tetapi Yesus hidup selamanya, sehingga jabatan-Nya sebagai Imam Agung tidak perlu digantikan oleh siapa pun. \v 25 Karena itulah Yesus bisa menyelamatkan dengan sempurna setiap orang yang datang kepada Allah melalui Dia, sebab Dia hidup selamanya sehingga bisa terus-menerus memohonkan pengampunan bagi kita kepada Allah. \p \v 26 Kini jelas bahwa Yesuslah Imam Agung yang paling tepat bagi kita! Karena Dia kudus dan pada diri-Nya tidak ada dosa atau kesalahan apa pun. Dia juga sudah diangkat ke tempat yang terpisah dari orang berdosa, yaitu tempat yang terhormat di surga. \v 27 Dia tidak seperti para imam lain yang harus mempersembahkan kurban setiap hari dan perlu mengadakan penyucian untuk dosanya sendiri sebelum melayani kurban untuk dosa orang lain. Yesus mempersembahkan hidup-Nya sendiri sebagai kurban, satu kali untuk selamanya. \v 28 Perbedaan itu terjadi karena hukum Taurat mengangkat imam besar dari antara manusia biasa yang mempunyai kelemahan, sedangkan perjanjian Allah yang baru— yang disertai dengan sumpah dan yang diberikan sesudah hukum Taurat— mengangkat Anak Allah sendiri sebagai Imam Agung. Jadi, untuk selama-selamanya Dialah Imam Agung yang sudah dilayakkan dengan sempurna bagi kita!\f + \fr 7:28 \fr*\fk dilayakkan dengan sempurna … \fk*\ft Secara harfiah: sudah disempurnakan. Dalam Ibr. 2:10-11 dan 5:8-9, dijelaskan bahwa Kristus disempurnakan melalui penderitaan, sesuai kehendak Allah. Dalam pasal ini, penulis Surat Ibrani menunjukkan bahwa Kristus tepat sebagai Imam Agung kita karena sumpah Allah dan karena Dia tidak mempunyai keterbatasan dan kelemahan lain seperti semua imam besar yang diangkat menurut hukum Taurat.\ft*\f* \c 8 \s Yesus adalah Imam Agung kita \p \v 1 Inti dari semua yang saya tuliskan di atas adalah bahwa Imam Agung kita itu duduk di tempat yang paling terhormat, di samping takhta Allah Yang Mahatinggi di surga. \v 2 Di sanalah Dia melayani dalam pusat penyembahan yang mahakudus,\f + \fr 8:2 \fr*\fk pusat penyembahan yang mahakudus \fk*\ft Secara harfiah: tempat-tempat suci. Kata yang dipakai di sini berbeda dari kata ‘ruang kudus’ dan ‘ruang mahakudus’ di Ibrani 9:3-4. Karena bentuk katanya jamak, maka tempat-tempat ini ditafsirkan sebagai suatu kompleks rumah Allah di surga.\ft*\f* yaitu kemah TUHAN yang sejati. Kemah itu didirikan oleh Allah sendiri, bukan kemah lama yang dibuat oleh tangan manusia. \p \v 3 Sebagaimana setiap imam besar bertugas untuk mempersembahkan bermacam-macam pemberian dan kurban kepada Allah, demikian jugalah Imam Agung kita: Dia harus mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan. \v 4 Seandainya Yesus masih hidup di dunia ini, Dia tidak mungkin diangkat menjadi imam karena sudah ada imam-imam yang melayani semua persembahan sesuai hukum Taurat.\f + \fr 8:4 \fr*\fk sudah ada imam-imam \fk*\ft Hukum Taurat menentukan bahwa semua imam adalah keturunan Harun (yang adalah berasal dari suku Lewi), sedangkan Yesus berasal dari suku Yahuda. Lihat CK di Ul. 17:8-9.\ft*\f* \v 5 Sesungguhnya, rumah Allah di dunia tempat para imam melayani hanyalah gambaran atau bayangan dari kemah TUHAN yang sebenarnya di surga. Perhatikanlah bahwa sebelum Musa membangun kemah TUHAN yang pertama, Allah memperingatkan dia, \mi “Kamu harus membuat semuanya persis sama seperti contoh yang sudah Aku tunjukkan kepadamu di atas gunung ini.”\x + \xo 8:5 \xo*\xt Kel. 25:40 LXX\xt*\x* \m \v 6 Namun, sekarang Yesus sudah menerima tugas pelayanan yang jauh lebih mulia daripada para imam duniawi, yakni sebagai Perantara dalam perjanjian yang baru antara Allah dengan manusia. Perjanjian baru itu jauh lebih mulia daripada yang lama, karena Allah menjanjikan hal-hal yang lebih baik, seperti yang akan saya jelaskan selanjutnya. \p \v 7 Seandainya perjanjian sebelumnya yang diadakan melalui perantaraan Musa sudah memadai, maka perjanjian yang kedua tidak perlu diadakan. \v 8-10 Tetapi Allah sendiri menganggap perjanjian yang lama itu tidak sempurna, sehingga Dia berkata kepada umat Israel, \mi “Di kemudian hari Aku akan menetapkan suatu perjanjian yang baru dengan kalian bangsa Yehuda dan seluruh umat Israel. Perjanjian yang baru ini tidak sama seperti yang dulu sudah Aku tetapkan dengan nenek moyang kalian, ketika Aku mengasihani mereka dan membimbing mereka keluar dari Mesir dengan tangan-Ku sendiri. Karena mereka tidak hidup menurut semua peraturan dalam perjanjian itu, Aku pun lepas tangan dari mereka. Namun, inilah perjanjian baru yang nanti akan Aku tetapkan dengan kalian umat Israel: Aku akan menaruh hukum-Ku dalam pikiranmu dan menuliskannya di hatimu masing-masing. Maka Aku akan menjadi Allah kalian, dan kalian akan menjadi umat-Ku. \v 11 Kelak kalian tidak perlu lagi saling mengingatkan saudaramu, ‘Kenallah TUHAN,’ sebab kalian semua, besar maupun kecil, akan sungguh-sungguh mengenal Aku. \v 12 Dengan belas kasihan yang besar Aku akan mengampuni semua dosa kalian dan tidak lagi mengingat setiap perbuatan kalian yang melanggar hukum-Ku.”\x + \xo 8:12 \xo*\xt Yer. 31:31-34 LXX\xt*\x* \p \v 13 Jadi, karena Allah berbicara tentang suatu perjanjian yang baru, maka jelaslah bahwa perjanjian yang diadakan dengan perantaraan Musa itu dianggap sudah berlalu. Artinya perjanjian yang lama itu tidak berlaku lagi. \c 9 \s Berbagai aturan cara menyembah Allah menurut PL \p \v 1 Pada perjanjian yang pertama, ada berbagai peraturan mengenai cara menyembah Allah di dalam kemah TUHAN yang di bumi. \v 2 Kemah-Nya itu terdiri dari dua ruangan. Yang pertama disebut ruang kudus. Di dalamnya terdapat pelita dan meja tempat mempersembahkan roti sajian di hadapan TUHAN setiap hari Sabat. \v 3 Pintu ruang kudus dibatasi oleh tirai kain. Di belakang ruangan yang pertama itu ada pintu masuk ke ruangan kedua, dan pintu itu juga dibatasi oleh tirai. Ruangan di belakang tirai kedua itu disebut ruang mahakudus. \v 4 Di dalamnya terdapat mezbah kecil dari emas yang digunakan untuk membakar dupa. Ada juga peti perjanjian TUHAN yang seluruhnya berlapis emas. Di dalam peti itu tersimpan botol emas berisi makanan yang disebut ‘manna’,\x + \xo 9:4 \xo*\xt Kel. 16:4-36\xt*\x* tongkat Harun yang pernah bertunas, dan dua lempengan batu bertuliskan Sepuluh Perintah Allah. Kedua lempengan itu merupakan tanda bukti perjanjian Allah yang pertama. \v 5 Di atas peti itu, ada dua bentuk malaikat penjaga yang saling berhadapan, dan sayap kedua malaikat itu terbuka lebar menaungi penutup peti. Kedua bentuk malaikat itu melambangkan kemuliaan Allah. Tutup peti itu disebut tempat pendamaian.\f + \fr 9:5 \fr*\fk tempat pendamaian \fk*\ft Di atas tutup ini, imam besar memercikkan darah hewan untuk pengampunan dosa umat Israel.\ft*\f* Tetapi sekarang bukan waktunya menjelaskan semua hal itu secara terperinci. \p \v 6 Sesudah semua itu diatur pada tempatnya masing-masing, para imam keluar-masuk ruang kudus untuk melaksanakan tugas-tugas harian mereka. \v 7 Hanya imam besar yang boleh masuk ke dalam ruang mahakudus, dan itu pun hanya sekali setahun. Sewaktu masuk, dia harus membawa darah dari dua ekor hewan untuk dipercikkan pada tempat pendamaian itu. Darah hewan yang pertama dipercikkan untuk dosanya sendiri, dan darah hewan yang kedua untuk dosa umat Israel. \v 8 Melalui berbagai peraturan itu, Roh Kudus menunjukkan bahwa jalan masuk ke ruang mahakudus untuk langsung menghadap Allah tidak akan pernah terbuka bagi kita selama kemah TUHAN yang pertama masih ada. \p \v 9 Ini adalah gambaran yang menunjukkan perbedaan antara cara lama dengan cara baru. Dengan cara lama, segala macam persembahan dan kurban pengampunan dosa memang diberikan kepada Allah, tetapi semua itu tidak bisa menyempurnakan hati nurani orang-orang yang mempersembahkannya. \v 10 Semua aturan agama itu, baik tentang makanan, minuman, maupun berbagai ritual pembersihan, hanya bekerja secara jasmani dan hanya berlaku sampai Allah menyempurnakannya dengan cara yang baru. \s Pelayanan Kristus yang sempurna dalam kemah TUHAN di surga \p \v 11 Tetapi sekarang Kristus sudah menjadi Imam Agung bagi kita. Melalui Dialah kita menerima semua hal baik yang Allah janjikan. Ruang mahakudus tempat Dia melayani adalah ruang surgawi yang sempurna, bukan kemah duniawi yang dibuat oleh tangan manusia. \v 12 Ketika Kristus masuk ke ruang mahakudus surgawi, Dia tidak membawa darah kambing jantan atau anak sapi jantan seperti imam besar dengan cara lama. Dia membawa darah-Nya sendiri, satu kali saja, untuk membayar tebusan bagi kita selamanya. \p \v 13 Dalam cara yang lama, darah kambing atau sapi jantan dipercikkan kepada umat untuk membersihkan tubuh mereka dari kenajisan. Atau saat upacara penyucian, setiap penyembah dipercik dengan air murni yang dicampur dengan abu dari kurban bakaran berupa seekor sapi betina muda.\x + \xo 9:13 \xo*\xt Bil. 19\xt*\x* \v 14 Tetapi dalam cara yang baru, jauh lebih ampuh lagi darah Kristus! Sebab melalui Roh Allah yang kekal, Kristus sudah mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai kurban. Darah-Nya yang sempurna menyucikan hati nurani kita sepenuhnya, sehingga kita tidak ingin lagi melakukan perbuatan-perbuatan yang menghasilkan kematian rohani.\x + \xo 9:14 \xo*\xt Ibr. 6:1 CK\xt*\x* Dengan begitu, kita sungguh-sungguh bebas untuk melayani Allah yang hidup. \p \v 15 Jadi, dalam perjanjian yang baru itu, Kristus menjadi Perantara kita dengan Allah, sehingga kita yang sudah dipanggil oleh Allah bisa menerima semua berkat kekal yang sudah Dia janjikan. Kita ibarat ahli waris yang menerima warisan berkat-berkat itu. Kristus layak menjadi Perantara karena kematian-Nya sudah membayar lunas harga penebusan manusia yang diperlukan. Sebab tidak seorang pun dapat diampuni secara sempurna melalui berbagai kurban persembahan yang dilakukan menurut perjanjian yang lama. \p \v 16 Perjanjian Allah yang baru itu mulai berlaku secara sah karena kematian Kristus, seperti halnya kesepakatan dalam suatu surat warisan. Cara kerjanya seperti ini: Surat warisan hanya bisa berlaku apabila pemberi surat itu sudah meninggal, \v 17 sebab surat warisan menjadi sah kalau pemberi surat itu sudah mati. Selama dia masih hidup, tentu saja surat itu belum berlaku. \p \v 18 Itulah sebabnya perjanjian Allah yang pertama dengan umat Israel harus disahkan dengan darah hewan kurban. \v 19 Sesudah Musa memberitahukan semua perintah dalam hukum Taurat kepada umat Israel, dia mencampur darah beberapa ekor sapi jantan dan kambing dengan air. Lalu dia memakai tali wol merah yang diikat pada ranting tanaman hisop sebagai alat percik. Dengan alat itu, dia memercikkan campuran darah tadi pada kitab Taurat dan kepada seluruh umat \v 20 sambil berkata, “Darah ini menjadi tanda bahwa perjanjian dengan Allah sudah sah, dan kita wajib mengikuti perjanjian ini.”\x + \xo 9:20 \xo*\xt Kel. 24:8\xt*\x* \v 21 Dengan cara yang sama, Musa juga memercikkan darah itu pada kemah TUHAN dan semua perkakas yang digunakan dalam ibadah. \v 22 Menurut hukum Taurat, hampir semua hal harus disucikan dengan darah hewan kurban. Tidak ada pengampunan dosa tanpa darah kurban. \p \v 23-24 Ingatlah bahwa di dunia ini, kemah TUHAN yang disucikan itu hanyalah gambaran atau bayangan dari kemah yang sejati di surga. Jadi, kalau kemah duniawi yang dibuat dengan tangan manusia pun harus disucikan dengan darah hewan kurban, tentu kemah yang sesungguhnya harus disucikan dengan persembahan yang jauh lebih mulia daripada darah hewan! Itulah yang terjadi ketika Kristus masuk dengan darah-Nya sendiri ke ruang mahakudus yang sejati. Sekarang Dia masih berada di sana sebagai Perantara bagi kita di hadapan Allah. \p \v 25-26 Kristus bukan seperti imam besar duniawi yang harus memasuki ruang mahakudus setiap tahun dengan membawa darah yang bukan darahnya sendiri. Seandainya Kristus seperti itu, berarti Dia harus menderita dan mempersembahkan diri-Nya berulang kali sejak penciptaan dunia. Tetapi Kristus sudah diutus Allah ke dunia pada zaman terakhir ini untuk mempersembahkan diri-Nya sendiri satu kali saja sebagai kurban penghapus dosa. \p \v 27 Memang Allah sudah menentukan bahwa setiap manusia hanya mengalami kematian satu kali, dan sesudah itu diadili. \v 28 Demikian jugalah Kristus mati sebagai kurban satu kali saja untuk menanggung semua dosa kita. Ketika Dia datang untuk kedua kalinya, Dia tidak akan berurusan lagi dengan dosa. Pada saat itulah kita semua yang sangat merindukan kedatangan-Nya akan menerima keselamatan yang kita harapkan! \c 10 \s Hanya kurban Kristus yang memenuhi kehendak Allah dan menyucikan kita dengan sempurna \p \v 1 Jadi, cara menyembah Allah yang tertulis dalam hukum Taurat hanyalah gambaran atau bayangan dari hal-hal baik yang akan Allah nyatakan kepada umat-Nya, pada waktu yang sudah Dia tetapkan. Cara lama itu tidak menunjukkan kehendak Allah yang sesungguhnya. Karena dengan cara tersebut, walaupun setiap tahun selalu dipersembahkan kurban hewan, kurban-kurban itu tidak bisa membersihkan hati nurani para penyembah dengan sempurna. \v 2 Seandainya hati nurani mereka benar-benar sudah dibersihkan melalui kurban hewan itu, tentu mereka tidak akan merasa tertuduh lagi oleh dosa-dosa mereka, dan tentunya mereka juga tidak merasa perlu mempersembahkan kurban berulang-ulang. \v 3 Sebaliknya, justru kurban-kurban itu mengingatkan mereka akan dosa, setiap kali mereka mempersembahkannya. \v 4 Karena persembahan darah sapi jantan dan kambing jantan sebenarnya tidak bisa menghapus dosa manusia. \p \v 5 Itulah sebabnya ketika Kristus datang ke dunia ini, Dia berkata kepada Allah, \q1 “Engkau tidak menginginkan kurban dan persembahan, \q2 tetapi Engkau sudah menyediakan tubuh bagi-Ku yang Aku serahkan untuk melayani Engkau. \q1 \v 6 Engkau tidak berkenan kepada kurban-kurban penghapus dosa, \q2 biarpun seluruhnya dibakar sampai habis. \q1 \v 7 Karena itu Aku berkata, ‘Ya Allah, Aku siap! \q2 Seperti yang sudah tertulis tentang Aku di dalam Kitab Suci, \q2 Aku sudah datang untuk melaksanakan kehendak-Mu.’”\x + \xo 10:7 \xo*\xt Mzm. 40:6-8a LXX\xt*\x* \m \v 8 Dalam kutipan di atas, pertama Kristus mengatakan bahwa Allah tidak menginginkan dan tidak berkenan pada “kurban dan persembahan” serta semua jenis “kurban penghapus dosa,” termasuk juga kurban yang “dibakar sampai habis,” padahal justru itulah yang diperintahkan dalam hukum Taurat. \v 9 Lalu Dia berkata, “Ya Allah, Aku siap! Aku sudah datang untuk melaksanakan kehendak-Mu.” Artinya, dengan ucapan tersebut, Kristus membatalkan cara lama untuk menghapuskan dosa dan membuat cara yang baru. \v 10 Karena yang Allah kehendaki adalah: Kita dikuduskan selamanya dengan satu kali saja Kristus Yesus mengurbankan tubuh-Nya. \p \v 11 Dalam cara yang lama, setiap hari seorang imam harus berdiri di depan mezbah di rumah TUHAN dan berulang kali melakukan peraturan agama, serta mempersembahkan berbagai jenis kurban yang sama sekali tidak pernah bisa menghapuskan dosa. \v 12 Tetapi Kristus, Imam Agung kita, mempersembahkan satu kurban saja yang berlaku untuk selamanya, lalu Dia duduk di tempat yang paling terhormat di sisi Allah. \v 13 Sekarang Dia menantikan “saatnya Allah membuat semua musuh-Nya tunduk kepada-Nya.”\x + \xo 10:13 \xo*\xt Mzm. 110:1; Ibr. 1:13\xt*\x* \v 14 Jadi, dengan mempersembahkan hanya satu kurban yang berlaku untuk selamanya, Kristus sudah membayar lunas harga penyucian untuk setiap orang yang akan disempurnakan oleh-Nya. \v 15 Roh Kudus juga mengatakan hal yang sama kepada kita dalam ayat yang sudah saya kutip. Begini kata-Nya, \mi \v 16 “Demikianlah perkataan TUHAN, ‘Inilah perjanjian baru yang akan Aku tetapkan dengan kalian umat Israel: Aku akan menaruh hukum-Ku dalam pikiran kalian dan menuliskannya di hati kalian.’”\x + \xo 10:16 \xo*\xt Yer. 31:33 LXX; Ibr. 8:10\xt*\x* \m \v 17 Selanjutnya Dia berkata, \mi “Aku tidak akan mengingat lagi dosa-dosa dan kejahatan kalian.”\x + \xo 10:17 \xo*\xt Yer. 31:34 LXX; Ibr. 8:12\xt*\x* \m \v 18 Jadi, karena semuanya itu sudah diampuni, maka kurban penghapus dosa tidak diperlukan lagi. \s Datanglah kepada Allah dengan bebas melalui doa \p \v 19 Saudara-saudari, oleh karena darah Yesus, kita boleh masuk ke pusat penyembahan yang mahakudus di surga tanpa rasa takut! \v 20 Dahulu, jalan masuk ke tempat itu tertutup bagi kita oleh tirai. Namun, sekarang jalan baru sudah dibukakan oleh Perantara kita Yesus, dan tubuh-Nya sendiri adalah pintu masuk bagi kita, suatu pintu yang hidup. \v 21 Karena Imam Agung kita memerintah atas seluruh umat Allah, \v 22 marilah kita senantiasa datang kepada Allah dengan bebas melalui doa kita masing-masing. Datanglah tanpa rasa takut, dengan hati yang sudah disempurnakan, dan dengan percaya penuh kepada-Nya. Sebab secara rohani hati kita sudah dipercik dengan darah yang menyucikan nurani kita dari beban dosa dan rasa bersalah. Dan secara rohani juga tubuh kita sudah dibersihkan dengan air yang murni. \v 23 Marilah kita berpegang teguh pada keyakinan kita, yakni segala sesuatu yang kita harapkan dan akui! Karena Allah setia untuk menepati semua janji-Nya. \s Peganglah teguh keyakinan pada Allah dan tetaplah setia kepada-Nya \p \v 24 Hendaklah kita semua berusaha mendorong satu sama lain untuk terus berbuat kasih dan melakukan hal-hal baik. \v 25 Janganlah malas berkumpul dalam persekutuan kita, seperti yang sudah menjadi kebiasaan sebagian orang. Sebaliknya, marilah kita saling mengingatkan untuk tetap rajin berkumpul dan lebih rajin lagi, sebab hari kedatangan Kristus semakin dekat. \p \v 26 Sadarilah, bila kita terus-menerus sengaja berbuat dosa meskipun sudah menerima ajaran benar tentang Kristus, maka tidak ada lagi kurban yang bisa menghapus dosa tersebut. \v 27 Siapa pun di antara kita yang hidup seperti itu, dia hanya tinggal menunggu hukuman terakhir yang mengerikan, yaitu ketika Allah menghakimi semua yang memusuhi-Nya dan membuang mereka ke dalam kobaran api yang sudah disediakan untuk membinasakan mereka. \v 28 Sebagai contoh, ingatlah hukuman dalam peraturan yang lama: Siapa saja yang melanggar hukum Taurat harus dibunuh tanpa belas kasihan berdasarkan kesaksian dua atau tiga orang saksi mata. \v 29 Maka terlebih lagi orang yang menghina Anak Allah. Mereka pantas dihukum! Menghina Anak Allah artinya mengaku sebagai pengikut Kristus, tetapi terus saja hidup dalam dosa. Orang seperti itu memandang remeh darah Yesus, darah yang sudah Dia curahkan untuk mensahkan perjanjian baru dengan Allah, dan yang telah menguduskan kita. Dengan demikian, mereka menghina Roh Allah, yaitu Roh-Nya yang menyampaikan Kabar Baik tentang kebaikan hati Allah kepada kita. \v 30 Orang seperti itu tidak mungkin lepas dari hukuman, karena kita sudah tahu siapa Allah. Dia berkata, \mi “Akulah yang berhak untuk membalas kejahatan. Aku akan memberi ganjaran.” \m Dia juga berkata, \mi “Aku, TUHAN, akan mengadili umat-Ku.”\x + \xo 10:30 \xo*\xt Ul. 32:35-36 LXX\xt*\x* \m \v 31 Habislah kita kalau sampai ditimpa murka Allah yang hidup! \p \v 32 Saya mohon, ingatlah selalu masa-masa awal ketika kamu baru mendapat pencerahan dari Allah untuk menjadi pengikut Kristus. Waktu itu kalian sering menderita dan dianiaya, tetapi kalian tetap berdiri teguh. \v 33 Ada di antara kalian yang dihina di depan umum ataupun dipukuli. Ada juga yang menolong saudara-saudari kita yang dianiaya. \v 34 Dan waktu saya dipenjarakan, kamu semua turut merasakan penderitaan saya seolah-olah kamu sendiri yang dipenjara. Bahkan ada di antara kamu yang dianiaya sampai dirampas harta miliknya. Dalam keadaan seperti itu pun kamu tetap bersukacita, sebab kamu tahu bahwa kamu mempunyai harta lain, harta yang kekal dan terjamin di surga nanti. \p \v 35 Jadi, tetaplah berani dan jangan ada seorang pun di antara kalian yang melepaskan keyakinan pada Kristus, yang sudah kalian pegang teguh sampai sekarang. Keyakinanmu itu akan menghasilkan upah yang besar. \v 36 Yang penting bagi kalian sekarang adalah bertahan dalam kesusahan, supaya kamu semua tetap melakukan kehendak Allah. Dengan demikian, kamu akan menerima segala yang dijanjikan Allah. \v 37 Karena ada tertulis di dalam Kitab Suci, \q1 “Sebentar lagi saja, Dia yang datang itu \q2 akan tiba dan tidak akan menunda waktunya. \q1 \v 38 Orang yang dinyatakan benar di hadapan-Ku akan hidup selamanya karena percaya penuh kepada-Ku. \q2 Tetapi Aku tidak berkenan kepada orang yang meninggalkan-Ku saat mengalami kesusahan.”\x + \xo 10:38 \xo*\xt Hab. 2:3b-4 LXX; Rm. 1:17; Gal. 3:11\xt*\x* \m \v 39 Saudara-saudari, saya yakin bahwa kita bukan termasuk orang yang “meninggalkan” TUHAN lalu dibinasakan. Kita adalah orang yang “percaya penuh” kepada-Nya dan diselamatkan. \c 11 \s Pahlawan-pahlawan iman \p \v 1 Dengan “percaya penuh,” artinya kita yakin kepada Allah bahwa harapan kita pasti terwujud, meskipun kita belum melihatnya. \v 2 Karena dengan percaya penuh itulah nenek moyang kita berkenan di mata Allah. \p \v 3 Dengan percaya penuh, kita mengerti bahwa Allah menciptakan segala sesuatu yang ada di langit dan bumi hanya dengan perkataan-Nya. Segala sesuatu yang kelihatan ini diciptakan dari hal-hal yang tidak kelihatan. \p \v 4 Karena percaya penuh kepada Allah, Habel mempersembahkan kurban yang lebih baik daripada kurban Kain. Itulah sebabnya Allah berkenan kepada Habel dan menerima dia sebagai orang benar. Jadi, biarpun Habel sudah lama mati, dia tetap menjadi teladan bagi kita karena percayanya itu. \p \v 5 Begitu juga dengan Henok: Karena percaya penuh, dia terangkat ke surga tanpa mengalami kematian, seperti yang tertulis dalam Kitab Suci, \mi “Dia menghilang begitu saja karena diangkat oleh Allah.”\x + \xo 11:5 \xo*\xt Kej. 5:24\xt*\x* \m Sebelum terangkat, dia dikenal sebagai orang yang hidupnya “menyenangkan hati Allah.” \v 6 Jelaslah bahwa tanpa percaya penuh, kita tidak mungkin menyenangkan hati-Nya. Karena setiap orang yang mau datang kepada Allah harus percaya bahwa Dia benar-benar ada dan Dia memberkati setiap orang yang sungguh-sungguh mencari-Nya. \p \v 7 Contoh lain adalah Nuh. Dia percaya penuh ketika Allah memberitahunya tentang hal-hal yang belum pernah dilihat manusia. Karena Nuh percaya dan menghormati Allah, dia membangun sebuah kapal besar untuk menyelamatkan keluarganya. Dengan percaya penuh itulah Nuh membuktikan bahwa orang-orang yang ada di dunia pada zaman itu bersalah. Dan karena keyakinannya juga, Allah menerima dia sebagai orang benar. \p \v 8 Abraham pun demikian. Dia percaya penuh kepada Allah ketika disuruh pergi ke negeri lain, yaitu negeri yang Allah janjikan untuk diwariskan kepadanya dan keturunannya. Dengan percaya penuh, dia berangkat walaupun belum tahu ke mana dia harus pergi. \v 9 Karena percaya penuh, dia bertahan hidup sebagai orang asing di negeri yang Allah janjikan menjadi miliknya. Abraham, Isak, dan Yakub mewarisi janji yang sama dan tinggal di dalam kemah-kemah saja di negeri yang belum mereka miliki. \v 10 Abraham sedang menanti-nantikan kota yang direncanakan dan dibangun oleh Allah, supaya dia menjadi penduduk kota itu, sebuah kota yang fondasinya tidak akan pernah goncang. \p \v 11 Ingatlah juga teladan Sara. Karena percaya penuh, dia bersama suaminya, Abraham, dapat memiliki anak meskipun sudah terlalu tua. Sara bisa mengandung Isak karena dia percaya penuh bahwa Allah setia dan akan menepati janji-Nya. \p \v 12 Jadi, dari satu orang saja— yaitu Abraham yang percaya penuh meskipun sudah tua dan hampir mati— digenapilah perjanjian bahwa keturunannya tidak terhitung banyaknya, seperti bintang-bintang di langit dan pasir di pantai. \p \v 13 Semua orang yang saya sebutkan itu tetap percaya penuh kepada janji Allah sampai akhir hidup mereka. Sekalipun belum merasakan penggenapan janji itu, mereka seakan sudah melihat bayangannya dari jauh dan menyambutnya dengan penuh keyakinan. Mereka pun sadar dan mengakui bahwa di bumi ini mereka hanya seperti tamu atau pendatang. \v 14 Dengan pengakuan itu, jelaslah bahwa mereka menantikan suatu tanah air yang akan menjadi milik mereka sendiri. \v 15 Tanah air yang dimaksud bukanlah negeri asal yang sudah mereka tinggalkan. Buktinya, mereka tidak pernah pulang ke sana meskipun ada banyak kesempatan. \v 16 Tetapi yang mereka rindukan adalah suatu negeri yang jauh lebih baik, yaitu negeri surgawi. Karena itu, Allah bangga dan senang menjadi Allah mereka. Dan memang Allah sudah menyiapkan kota surgawi itu bagi mereka. \v 17 Abraham juga menjadi contoh saat keyakinannya diuji oleh Allah, sewaktu Allah menyuruh dia mempersembahkan Isak. Karena percaya penuh, Abraham rela mengurbankan anak satu-satunya\f + \fr 11:17 \fr*\fk anak satu-satunya \fk*\ft Abraham mempunyai beberapa anak dari perempuan lain (Hagar dan Ketura), tetapi anak yang sah dan yang mewarisi janji Allah hanya satu, yakni Isak yang dilahirkan melalui istri pertamanya, Sara.\ft*\f* itu meskipun Abraham sudah menerima janji-janji Allah, \v 18 termasuk janji bahwa \mi “Hanya keturunan Isaklah yang Aku perhitungkan sebagai keturunanmu.”\x + \xo 11:18 \xo*\xt Kej. 21:12 LXX; Rm. 9:7\xt*\x* \m \v 19 Walaupun begitu, Abraham rela mengurbankan Isak karena dia percaya penuh bahwa Allah berkuasa menghidupkan anaknya itu dari kematian. Dan sesungguhnya, waktu Allah berkata, “Jangan bunuh,” Abraham seakan menerima Isak kembali dari kematian. \p \v 20 Isak juga percaya penuh bahwa Allah akan menepati janji-janji-Nya di masa yang akan datang. Itulah sebabnya dia mengingatkan tentang janji-janji tersebut ketika memberkati Yakub dan Esau. \v 21 Yakub pun demikian. Karena percaya penuh kepada janji Allah, dia memberkati kedua anak laki-laki Yusuf saat dia sudah hampir mati. Kemudian dia memuji Allah sambil bersandar pada tongkatnya.\x + \xo 11:21 \xo*\xt Kej. 47:31 LXX CK\xt*\x* \v 22 Yusuf adalah contoh lainnya. Karena percaya penuh, menjelang akhir hidupnya dia mengingatkan keluarga Israel tentang janji Allah yang akan membawa mereka keluar dari Mesir. Dan karena yakin bahwa hal itu pasti terjadi, dia berpesan agar mayatnya juga ikut dibawa. \p \v 23 Orangtua Musa juga menjadi teladan. Karena percaya penuh kepada Allah, mereka tidak takut melanggar perintah raja. Sesudah Musa lahir, mereka menyembunyikannya selama tiga bulan, sebab mereka menyadari bahwa anak pemberian Allah itu luar biasa. \p \v 24 Musa sendiri juga contoh orang yang percaya penuh, karena sesudah dewasa, dia menolak disebut anak putri raja Mesir. \v 25 Dia lebih memilih disiksa dan hidup susah asalkan bersama umat Allah, daripada hidup bersenang-senang dalam dosa di istana raja. Dia menyadari bahwa kenikmatan hidup seperti itu hanyalah sementara. \v 26 Karena percaya penuh, dia menantikan masa depan ketika Kristus datang untuk menyelamatkan umat Israel. Itu sebabnya Musa menganggap jauh lebih berharga untuk menderita aniaya demi kepentingan Kristus daripada mendapatkan seluruh kekayaan Mesir. Dia merasa jauh lebih baik menantikan upah yang akan diberikan Allah kepadanya. \v 27 Karena percaya penuh juga, Musa berani meninggalkan Mesir. Dia tidak takut terhadap kemarahan raja. Dengan mata yang tetap tertuju ke depan, dia terus berjalan seolah memandang Allah yang tidak kelihatan itu. \v 28 Dan karena percaya penuh, Musa mengadakan Hari Paskah yang pertama dengan memercikkan darah pada setiap pintu rumah orang Israel, agar mereka terhindar dari malaikat yang akan membunuh anak-anak sulung. \p \v 29 Demikian halnya umat Israel. Karena percaya penuh, mereka bisa menyeberangi Laut Merah seperti melewati tanah kering, tetapi pasukan Mesir tenggelam ketika mencoba melakukannya. \p \v 30 Karena percaya penuh, umat Israel berjalan mengelilingi benteng kota Yeriko dari luar selama tujuh hari, dan benteng itu pun runtuh. \p \v 31 Begitu juga Rahab si pelacur. Karena percaya penuh kepada Allah, dia menerima dan menolong dua mata-mata Israel yang mengintai daerahnya. Itu sebabnya dia tidak ikut binasa bersama seluruh penduduk kota itu yang menolak percaya kepada Allah. \p \v 32 Masih banyak lagi contoh yang bisa saya ceritakan, seperti Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud, Samuel, dan para nabi. Tetapi tidak akan cukup waktu untuk menceritakan semuanya. \v 33 Mereka diberi kuasa untuk merampas daerah-daerah kekuasaan para raja bangsa lain. Ada yang diberi kuasa untuk memerintah dengan adil, untuk menerima apa yang Allah janjikan kepada mereka, dan ada pula yang dilindungi-Nya sehingga tidak dimakan singa. Semua itu terjadi karena mereka percaya penuh! \v 34 Ada orang-orang yang terhindar dari bahaya api besar,\f + \fr 11:34 \fr*\fk terhindar dari bahaya api besar \fk*\ft Secara harfiah: memadamkan kuasa api. TSI menerjemahkan sesuai dengan tafsiran bahwa kata-kata ini menceritakan tentang pengalaman Sadrak, Mesak, dan Abednego dalam kitab Daniel 3.\ft*\f* selamat dari perang, dan ada yang sangat lemah tetapi diberi kekuatan luar biasa. Ada juga orang yang menjadi pahlawan perang dan berhasil mengalahkan pasukan tentara musuh hingga melarikan diri, padahal pasukan Israel jauh lebih sedikit. \v 35 Karena percaya penuh kepada Allah, ada beberapa perempuan yang mengalami keajaiban, yaitu anggota keluarga mereka dihidupkan kembali dari kematian. \p Namun, ada juga orang-orang lain yang karena percaya penuh terus disiksa dalam penjara. Mereka diberi pilihan, “Kalau kamu menghina Allahmu, kamu akan dibebaskan!” Tetapi mereka menolak kebebasan itu karena percaya penuh bahwa sekalipun harus mati, mereka akan dihidupkan kembali dalam suatu kehidupan yang jauh lebih baik. \v 36 Karena percaya penuh, ada juga orang-orang yang tetap bertahan saat keyakinan mereka diuji, walaupun mereka dihina dan dipukuli habis-habisan, atau dilemparkan ke penjara serta diikat rantai besi. \v 37-38 Ada orang-orang yang— karena percaya— dilempari batu sampai mati, digergaji tubuhnya sampai terbelah dua, dan ada yang dibunuh dengan pedang. Di antara mereka, ada yang begitu miskin hingga tidak memiliki tempat tinggal dan hanya mempunyai satu-satunya pakaian yang menempel di badan, itu pun dari kulit domba atau kambing. Mereka kekurangan makanan, dibuat menderita, dicobai, dan terus disiksa sehingga mereka hidup mengembara saja, entah di padang belantara atau gunung-gunung, dan terpaksa tinggal di dalam gua-gua atau lubang-lubang di bawah tanah. Dunia ini bukan tempat yang layak bagi mereka! \p \v 39 Sekarang mereka menjadi contoh yang baik bagi kita, karena sudah terbukti bahwa mereka percaya penuh kepada Allah, biarpun mereka mati sebelum menerima apa yang sudah Allah janjikan. \v 40 Rencana Allah bukan untuk mereka saja, tetapi untuk kita juga. Itulah sebabnya Allah menetapkan agar mereka menunggu kita. Kelak, sesudah keyakinan kita selesai diuji dan disempurnakan, barulah semuanya, yakni mereka dan kita, bersama-sama menerima berkat luar biasa yang sudah disediakan! \c 12 \s Bertahan dalam pertandingan iman \p \v 1 Jadi, Saudara-saudari, mengingat betapa banyaknya pahlawan iman yang sudah mendahului kita dan sekarang sedang menantikan kita, marilah kita mengikuti teladan mereka! Buanglah semua beban dan dosa yang menghalangi kita dalam pertandingan yang sudah ditetapkan Allah untuk kita jalani. Marilah kita terus berjuang sampai akhir.\x + \xo 12:1 \xo*\xt 1Kor. 9:24-27; 1Tim. 6:12; 2Tim. 4:6-8; Yak. 1:12\xt*\x* \v 2 Dalam pertandingan ini, hendaklah mata kita terus memandang ke depan, yaitu kepada Yesus. Dialah Perintis dan Pahlawan Iman yang terutama bagi kita, dan yang sudah menyelesaikan pertandingan-Nya dengan sempurna. Yesus tabah menahan penderitaan yang sangat memalukan di kayu salib karena Dia terus memandang ke depan, kepada sukacita yang sudah disediakan bagi-Nya di kemudian hari. Sekarang Dia duduk menantikan kita di tempat yang paling terhormat di samping takhta Allah. \v 3 Karena itu, renungkanlah selalu teladan Yesus: Betapa Dia berdiri teguh ketika orang-orang berdosa menghina dan menganiaya-Nya dengan amat kejam. Bila kita meneladani Yesus, kita tidak akan mudah lemah dan putus asa. \v 4 Lagipula, dalam perjuangan kita melawan dosa, kita belum sampai terbunuh. \p \v 5 Janganlah melupakan nasihat TUHAN, yang menyebut kita semua sebagai anak Allah. Kata-Nya, \q1 “Anak-Ku, janganlah pandang enteng didikan-Ku. \q2 Dan janganlah berkecil hati ketika Aku menegurmu. \q1 \v 6 Sebab Aku mendidik setiap anak yang Aku kasihi, \q2 dan mencambuk setiap orang yang Aku terima sebagai anak.”\x + \xo 12:6 \xo*\xt Ams. 3:11-12 LXX\xt*\x* \p \v 7 Jadi, waktu kita menderita karena cambukan dari Bapa surgawi, ingatlah bahwa Allah sedang memperlakukan kita sebagai anak-Nya. Wajar saja seorang ayah mendidik anaknya sendiri, bukan? \v 8 Justru kalau kamu tidak pernah dididik oleh TUHAN, berarti kamu bukan anak-Nya yang sah. Karena semua anak Allah pasti dididik-Nya. \v 9 Sebagaimana ayah kita di dunia ini pun tentu mendidik kita, dan kita menghormati ayah kita sendiri, maka sudah sepatutnya kita tunduk kepada Allah lebih lagi, sebab Dialah Bapa rohani kita. Dengan bertekun menjalani didikan-Nya, kita akan masuk ke dalam hidup yang kekal. \v 10 Lagipula ayah jasmani kita di dunia ini mendidik kita untuk sementara saja, sesuai dengan apa yang mereka anggap baik. Tetapi didikan Bapa surgawi selalu tepat dan berguna, supaya kita disucikan sebagaimana Dia adalah suci. \v 11 Memang, setiap kali kita menerima hajaran, pengalaman itu tidak menyenangkan dan malah menyakitkan. Namun didikan TUHAN itu akan membuahkan hasil yang manis, yaitu kita hidup lebih benar dan merasa tenang di hadapan Allah. \p \v 12 Karena itu, kuatkanlah tanganmu yang lemah, dan jangan biarkan lututmu gemetar, sebab kita dipanggil untuk berlari dalam pertandingan ini. \v 13 Hendaklah kakimu tetap berlari lurus ke depan. Jangan berbelok ke kiri atau ke kanan, supaya kalau orang yang lemah atau pincang mengikuti teladan kita, kaki mereka tidak terkilir karena tersandung, tetapi semakin disembuhkan dan dikuatkan. \s Jangan menolak kebaikan hati Allah \p \v 14 Berusahalah hidup damai dengan semua orang. Dan jagalah kesucian hidupmu. Karena orang yang tidak berusaha hidup suci tidak mungkin akan bertemu TUHAN. \v 15 Waspadalah supaya jangan seorang pun di antara kalian meninggalkan kebaikan hati Allah. Karena orang semacam itu akan menjadi seperti tanaman beracun yang bisa menularkan kenajisannya kepada anggota jemaat yang lain. \v 16 Berjaga-jagalah supaya tidak ada di antara kalian yang hidupnya cabul dan tidak menghormati Allah seperti Esau. Sebenarnya, sebagai anak pertama, dialah yang berhak menjadi pewaris ketika ayahnya meninggal. Tetapi Esau menjual haknya itu hanya demi sepiring makanan.\x + \xo 12:16 \xo*\xt Kej. 25:29-34\xt*\x* \v 17 Ingatlah yang terjadi kemudian: Ketika dia berubah pikiran dan ingin menerima berkat dari ayahnya sebagai anak pertama, ayahnya menolak memberikan berkat itu kepadanya. Walaupun berderai air mata, dia tidak bisa mengubah akibat perbuatannya. \s Perjanjian yang lama mendatangkan ketakutan dan perjanjian yang baru mendatangkan sukacita \p \v 18 Menurut perjanjian yang baru, kita bisa datang kepada Allah melalui Kristus, tidak seperti umat Israel yang menerima perjanjian lama. Mereka datang mendekati tempat jasmani yang dapat disentuh, yaitu gunung Sinai. Mereka datang dengan ketakutan karena tiba-tiba awan menghitam, langit diliputi kegelapan, angin kencang menderu, dan gunung itu terbakar dengan api yang menyala-nyala. \v 19 Lalu mereka mendengar bunyi terompet surgawi yang nyaring dan suara Allah sendiri. Nenek moyang kita begitu gentar sehingga mereka meminta Musa supaya Allah tidak lagi berbicara secara langsung kepada mereka. \v 20 Ketakutan mereka teramat besar sebab Allah sudah memerintahkan, \mi “Siapa pun yang menyentuh gunung ini, sekalipun hanya seekor binatang, harus dilempari batu sampai mati.”\x + \xo 12:20 \xo*\xt Kel. 19:12-13 LXX\xt*\x* \v 21 Dan memang, pemandangan yang mereka lihat begitu dahsyat sampai Musa sendiri berkata, “Saya sangat takut dan gemetar.”\x + \xo 12:21 \xo*\xt Ul. 9:19\xt*\x* \p \v 22 Sebaliknya, kita sudah datang kepada Allah melalui perjanjian yang baru. Kita diantar oleh Kristus ke tempat rohani, Bukit Sion, yaitu Yerusalem surgawi, tempat tinggal Allah yang hidup. Kita disambut dengan sukacita sebagai warga kerajaan surga oleh ribuan malaikat, \v 23 sebab kita datang melalui Anak Sulung Allah untuk mewarisi segala sesuatu bersama Dia. Kita adalah jemaat milik Anak Allah, dan nama kita masing-masing tertulis dalam Kitab Kehidupan di surga. Kita diterima oleh Allah, Hakim seluruh bumi, dan sekarang kita masuk dalam persekutuan semua orang benar yang sudah mendahului kita dan sudah dijadikan sempurna. \v 24 Kita juga diterima oleh Yesus sendiri, sang Perantara dalam perjanjian yang baru! Secara rohani, kita dipercik dengan darah Yesus yang membersihkan hati nurani kita dari dosa. Darah Habel, orang yang pertama dibunuh, tidak membawa berkat melainkan kutukan. Tetapi darah Yesus membawa berkat yang besar! \p \v 25 Jadi Saudara-saudari, marilah kita masing-masing menjaga diri agar jangan ada di antara kita yang menolak untuk mendengar Allah yang berbicara dari surga kepada setiap kita. Sebab kalau nenek moyang kita pun tidak luput dari hukuman karena menolak pesan Allah melalui perantaraan manusia di bumi, yaitu Musa, maka terlebih berat lagi hukuman kita bila kita menolak mendengarkan Dia yang sekarang berbicara dari surga! \v 26 Pada waktu Allah berbicara kepada nenek moyang kita di gunung Sinai, suara-Nya membuat bumi bergoncang. Tetapi sekarang Dia sudah berjanji, \mi “Sekali lagi Aku akan menggoncangkan bumi, dan bukan hanya bumi tetapi juga langit dan surga.”\x + \xo 12:26 \xo*\xt Hag. 2:6 LXX\xt*\x* \m \v 27 Dengan kata “Sekali lagi,” jelaslah bahwa Allah bermaksud membinasakan semua ciptaan yang bisa digoncangkan, supaya yang tertinggal hanyalah hal-hal yang tidak bisa digoncangkan. \p \v 28 Jadi, karena kita sudah menjadi warga kerajaan Allah yang tidak bisa digoncangkan, hendaklah kita bersyukur kepada-Nya. Dan marilah kita menyenangkan hati Allah dengan menyembah Dia dengan penuh rasa hormat. \v 29 Karena tentang Allah kita, Kitab Suci menuliskan, Allah “bagaikan api yang membakar habis segala sesuatu yang tidak sempurna.”\x + \xo 12:29 \xo*\xt Ul. 4:24; 9:3\xt*\x* \c 13 \s Cara hidup yang menyenangkan hati Allah \p \v 1 Sebagai saudara-saudari seiman, hendaklah kalian saling mengasihi senantiasa. \v 2 Jangan segan-segan membuka pintu rumahmu bagi siapa saja yang memerlukan tumpangan. Dengan berbuat begitu, ada orang-orang yang pernah menerima malaikat-malaikat sebagai tamu di rumah mereka, tanpa mereka sadari! \v 3 Janganlah lupa mendoakan dan menolong saudara-saudari seiman kita yang sedang dipenjara dan yang dianiaya. Lakukanlah itu dengan sungguh-sungguh seakan kamu sendiri juga sedang dipenjara dan turut merasakan penderitaan mereka. \p \v 4 Hendaklah kamu semua menghargai pernikahanmu masing-masing sebagai ikatan yang suci, dan jagalah hubungan antara suami-istri supaya tetap murni. Karena Allah akan menghukum setiap orang yang berbuat cabul atau zina. \v 5 Janganlah kamu mengejar uang.\x + \xo 13:5 \xo*\xt 1Tim. 6:10; 3:3, 8\xt*\x* Sebaliknya puaslah dengan apa yang kamu punya, karena Allah berkata, \mi “Aku tidak akan pernah membiarkan kamu dan tidak akan pernah meninggalkanmu sendirian.”\x + \xo 13:5 \xo*\xt Ul. 31:6b LXX\xt*\x* \m \v 6 Itu sebabnya, seperti penulis Mazmur, dengan yakin kita bisa berkata, \q1 “TUHAN adalah Penolongku! \q2 Aku tidak akan takut. \q1 Orang yang memusuhi aku tidak bisa melakukan apa-apa terhadapku.”\x + \xo 13:6 \xo*\xt Mzm. 118:6-7 LXX\xt*\x* \p \v 7 Ingatlah para pemimpinmu, yakni mereka yang pernah menyampaikan Firman Allah kepadamu dan yang sudah mendahului kita ke surga. Renungkanlah cara hidup mereka yang baik dan ikutilah teladan keyakinan mereka. \v 8 Kristus Yesus tidak pernah berubah sejak dulu, sekarang, dan sampai selama-lamanya. \p \v 9 Janganlah kalian disesatkan oleh orang-orang yang membawa berbagai macam ajaran lain. Lebih baik hatimu dikuatkan dengan bergantung pada kebaikan hati Allah saja, daripada mengikuti mereka yang sibuk dengan banyak peraturan tentang makanan. Tidak ada orang yang pernah berhasil menjadi sempurna di mata Allah dengan mengikuti aturan-aturan semacam itu. \p \v 10 Dalam cara persembahan kurban yang lama, para imam bisa memakan dua bagian daging dari setiap hewan kurban. Namun dalam cara yang baru, kita diberkati melalui mezbah surgawi, dan para imam yang melayani di rumah Allah di dunia ini tidak berhak makan apa pun dari mezbah itu. \v 11 Tetapi boleh dikatakan bahwa cara yang baru mirip juga dengan cara yang lama. Daging kurban pengampunan dosa tidak ada yang dimakan oleh imam. Sesudah imam besar membawa darah hewan tersebut ke ruang mahakudus, yaitu darah untuk pengampunan dosa, seluruh bagian tubuh hewan itu dibakar habis menjadi abu di tempat lain, di luar perkemahan umat Israel, bukan di atas mezbah di rumah TUHAN. \v 12 Demikian juga Yesus sudah menderita di luar kota Yerusalem, supaya kita disucikan dengan darah-Nya sendiri dan menjadi umat-Nya. \v 13 Karena itu, secara rohani marilah kita pergi kepada Yesus di luar benteng kota.\f + \fr 13:13 \fr*\fk benteng kota \fk*\ft Secara harfiah: perkemahan. Penulis Surat Ibrani menggunakan kata ini sebagai kiasan atau gambaran yang mengingatkan para pembaca tentang sejarah umat Israel sebelum rumah Allah dibangun di Yerusalem.\ft*\f* Artinya, jangan malu untuk meninggalkan aturan-aturan Yahudi yang lama, dan anggaplah sebagai suatu kehormatan kalau kita dihina karena mengikut Yesus. \v 14 Sebab di bumi ini kita tidak mempunyai kota tempat tinggal yang kekal. Kita menantikan Yerusalem baru. \v 15 Jadi, melalui Yesus, marilah kita memberikan persembahan rohani kepada Allah setiap saat, yakni memuji Dia melalui semua perkataan kita dan dengan berani memberitakan bahwa Yesus adalah Penguasa kita. \v 16 Juga janganlah lupa melakukan yang baik terhadap orang-orang lain dan saling menolong, karena itu pun merupakan persembahan yang menyenangkan hati Allah. \p \v 17 Hendaklah kita menghormati dan menaati para pemimpin jemaat, sebab Allah menugaskan mereka untuk berjaga atas kehidupan rohani kita masing-masing, dan kelak mereka harus memberi pertanggungjawaban kepada Allah. Karena itu hormat dan taatlah kepada mereka selalu, supaya mereka bisa melaksanakan tugas dengan sukacita. Kalau mereka bekerja dengan rasa kesal, itu tidak akan membawa berkat bagi kita. \p \v 18 Tetaplah berdoa untuk saya dan semua orang yang bekerjasama dengan saya. Sebab kami yakin bahwa hati nurani kami bersih, dan kami selalu berusaha melakukan yang benar. \v 19 Secara khusus, saya mohon doakanlah supaya Allah segera mengutus saya kembali kepada kalian. \s Doa berkat dan pesan-pesan terakhir \q1 \v 20-21 Kiranya Allah \q2 sumber ketenangan, yang membangkitkan Yesus Penguasa kita dari kematian, \q1 melengkapi segala sesuatu yang kalian perlukan untuk melakukan kehendak-Nya. \q1 Dan melalui pertolongan Kristus Yesus, \q2 Gembala Agung kita yang mensahkan perjanjian baru dari Allah \q2 melalui persembahan darah-Nya sendiri, \q1 kiranya Allah memampukan kalian untuk melakukan segala sesuatu yang menyenangkan hati-Nya. \q1 Berilah kemuliaan kepada-Nya sampai selama-lamanya. Amin. \p \v 22 Saudara-saudari, saya mohon supaya kalian sabar mendengarkan nasihat-nasihat dalam surat ini ketika dibacakan di depan jemaat, karena surat saya tidak terlalu panjang. \v 23 Saya juga memberitahukan bahwa saudara kita Timotius sudah dibebaskan dari penjara. Kalau dalam waktu dekat dia datang ke sini, saya akan mengajaknya mengunjungi kalian. \p \v 24 Sampaikan salam saya kepada semua pemimpin kalian dan seluruh umat Allah di sana— orang-orang yang disucikan-Nya karena percaya kepada Yesus. Salam untuk kalian dari saudara-saudari seiman di Italia. \p \v 25 Akhir kata, kiranya Allah selalu berbaik hati kepada kamu semua. Amin.